21 Des 2013

Esok harus Kiamat..!!!

semua mati
manjadi bangkai yang tak berarti
nyawa hilang di ujung belati
manusia saling bunuh diri

pagi tak lagi jadi tenang
semua saling curiga
sama menyimpan belati
mencari siapa yang pantas untuk mati

manusia makan manusia
norma tak ada gunanya
hukum hanya menjadi pajangan saja
agama nasibnya tak jauh beda
yang ada hanya ego dalam dada

mereka saling tikam dan bunuh diri
tak kuat menahan curiga dalam hati
setan tertunduk ngeri
ini manusia jauh lebih keji
sedang setan tak tega bunuh teman sendiri

malaikat bingung sendiri
mencari manusia yang masih suci
tak ada pilihan lain lagi
cepat akhiri dunia ini
agar surga tak kosong nanti

ini petisi harus segera jadi
para malaikat bikin sidang sendiri
setan lari kesana-kemari
neraka penuh tak muat lagi

Tuhan,,
percepat kiamat ini
sebelum kita kehabisan manusia suci
neraka sudah tak muat lagi
malaikat dan setan telah sepakat
esok hari harus KIAMAT..

18 Des 2013

CHAOS

waktu berdetak berlalu
meleleh hitam laksana jelaga
luka menganga tertusuk derita
jerit tangis tiada terkira

semua hilang tertelan
terseret dalam telaga hitam pekat
berenang terseret arus berputar kemudian terlupa
menjadi mayat di dasar telaga

ilalang hitam menatap diam
menari diterpa angin kering penh duka
semerbak bangka laksana melati
harum tercium dari ujung belati

semua diam mati tak tersisa
tanah tandus terhampar janjikan nyawa
bertumpuk menggapai cakrawala
gunungan bangkai membusuk termakan usia

mari kita sama hitung bersama
hingga semua itu kan menjadi nyata
tarian menuju akhir dunia
manusia sang pemeran utama..

8 Des 2013

Rakyat terluka, Koruptor tertawa

Indonesia sejahtera
kata siapa ?
mari kita liat bersama,
benarkah itu nyata,
siapa tau hanya rekayasa.

ia yang menangis
ia yang tertawa
Pertiwi tengah di rundung duka
sejuta anak terkena busung lapar
sejuta koruptor tertawa lebar

sejuta demit tertawa lebar
dompetnya pun tebal-tebal
mari kita tanya bersama-sama
uang kami berapa yng kalian bawa ?

7 Des 2013

Indonesia itu apa ?

Indonesia bersatu
mungkinkah hanya mimpi palsu

Indonesia merdeka
mungkinkah hanya khayalan saja

Indonesia jaya
mungkinkah hanya wacana

Indonesia kaya
mungkinkah hanya ilusi semata

Indonesia itu apa ?
Indonesia itu siapa ?
Indonesia itu dimana ?

adakah negarawan yang sanggup bicara
adakah kalian sanggup menjawabnya
bukan sekedar klise belaka
krena ini aku sungguh-sungguh bertanya

3 Des 2013

senandung jiwa sepi

malam bernyanyi
senandungkan lagu sepi
kelam penuh misteri
menyeretmu dalam keheningan tanpa tepi

terkatup mulumu terkunci
dingin hatimu laksana mati
nyawamu terdiam seperti pergi
melayang entah kemana kini

awan berarak dalam barisan
menutup rembulan yang tengah kasmaran
pada sekuntum bunga sedap malam
membiarkan ia larut dalam bayang-bayang

bagimu malam terasa keji
senandungkan kidung rindu dalam hati
kemudian menidurkanmu dalam sejuta bayang-bayang kekasih hati
kasian sekali dirimu kini.

malam masih senandungkan kidung hati
ia seperti tak tau diri
ia menyindirmu dengan sejuta syair pedih
sedang kau hanya diam, kemudian meratapi sepi

malam pasti berganti
namun rindumu tak akan pernah pergi
itu pasti

23 Nov 2013

tanyaku pada para kekasih

bolehkah aku bertanya ?
pada hati yang kau simpan dalam dada
mungkin juga pada rasa yg kau genggam
tentang dimana kini kau berada

ini tentang cinta
tentang rindu yang tengah menunggu
siapakah dirimu ?

apakau engkau kekasih yang tengah mengeucup keningnnya
mengantarkannya dalam lelapnya mimpi
menuntun sukmanya dalam sejuta kasih nan putih

ataukah enggkau itu mereka
sekumpulan para manusia memendam rindu dalam dada
duduk d pinggiran langit malam
sembari merapal sejuta doa

lalu siapakah engkau kini ?
dimana kau berdiri kini ?
dan mana yang akan kau pilih ?

aku bertanya pada rasa mu
aku berbicara pada hatimu
bukan pada pikiranmu
karena itu hanya kesia-sian belaka

jadi mana yang akan kau pilih, duhai kekasih para kekasih ?

7 Nov 2013

Rindu Ku Serupa Judi

rindu ku serupa judi
sedang waktu menjadi bandar abadi
dadu berguling tentukan nasib
akan kah bertemu atau teteap menjad tugu batu abadi

semua serba tak pasti
namun semua berujung pada mati
ternyata rindu lebih dulu menghampiri
meskipun kemenangan menjadi janji pasti

rindu diadu dadu tak pernah semanis madu
namun rindu yang tumbuh bersama waktu,
selalu manis kala bertemu.

semoga dadu memanangkan rindumu
sedang rinduku masih berupa tugu batu bisu


nb : inspirasi berbalas tweet bersama mas @citogog

25 Okt 2013

Dimana Perempuanku

perempuanku,
dimana dirimu aku tak tau
sepagi ini kau tinggalkan diriku
hanya sisakan kenangan pergumulan nan syahdu

terbaring aku dalam ranjang peraduan itu
memandang lekat-lekat pada pintu yang tertutup  rapat
kusisir pandang semua sudut ruang
tak kutemui juga dirimu

perempuanku,
sungguh teganya dirimu
kau pergi saat aku mencintaimu
kau membunuhku saat ku taburkan bibit kasih sayangku
kini semua mati percuma
tenggelam dalan lautan kesia-siaan belaka

semalam kau ucap janji setia padaku
semalam kau cium bibirku
semalam kau satukan ragamu denganku
namun kini kau pergi kemana aku tak tau

ini bukan cinta semalam lalu
bukan pula cinta monyet para remaja
ini cinta anak manusia sejati
terbungkus segala suka dan duka hati

perempuanku,,
dimana dirimu,,
perempuanku !
haruskah aku berkelana memutar bumi
haruskah kusibak rimbun lautan duniawi
demi memandang parasmu lagi

kau rajam diriku dengan sejuta tanya
kau tinggalkan aku dalam kebutaan
meraba segala rasa yang tersimpan dalam hati
mungkinkah ini nyata atau hanya sebatas mimpi

perempuanku,,,
oh perempuanku
diamana kiranya dirimu kini

23 Okt 2013

Sang Penyihir Hati

sendiri,,
hanya sendiri menghitung hari
merajam diri dengan sejuta rindu tak terperi
waktu berlalu silih berganti
semakin buatku merinding memandang dirimu dalam mimpi

kau serupa malam nan dingin
tenggelam dalam kesyahduan kelam nan ganjil
ngeri namun enggan buatku beranjak pergi
masih jua hati menetap senyummu malam ini

sungguh kau laksana penyihir dengan sejuta mantra magi
bahkan sepagi ini kau masih jua hadir dalam raga ini
apa yang telah kau beri padaku, kasih
hingga enggkau enggan beranjak pergi dari benak ku

waktu silih berganti
menggulung rindu dalam hati
dalam diam namun pasti
sejatinya kau telah mengusai diri ini

sekali
meskipun cuma sekali waktu berputar
bertemu dirimu dalam sekejap memandang
kan kukatakan isi hati
bahwa aku telah jatuh hati padamu
sejak pertama ku kenal dirimu

17 Okt 2013

Wanita Tertelan Pagi

"wanita yang diam sediri
terdiam memandang horizon sepi
apa yang kau nanti ?"

"terdiam aku sendiri
menanti surya yang kan kembali
ia yang akan bawa aku pergi
pada alam tanpa tepi"

"wanita yang terdiam sendiri
kau nanti surya sepagi ini
jika kabut menghadangmu kini
maka pergi dan kembalilah tidur dalam mimpi !"

"aku lah peniup kabut pagi
menggerakannya menyambut pagi
ia kan berdendang nanti
maka diam dan nikmati"

"wanita peniup kabut
awan kelam berarak sepi
horison hitam sepagi ini
berkabar hujan kan datang nanti !"

"biarkan saja ia kan datang
biarkan aku menari dalam derasnya hujan
lepaskan jiwa menyambut mentari"

"wanita menari dalam hujan
lihatlah deru angin memburu
ia akan menelanmu tanpa ampun
terbangkan dirimu nanti"

"lihatlah aku terbang
aku menyusuri alam
angin berbisik kepadaku
bahwa mentari tersenyum melihatku"

pagi hilang dalam sepi
tanpa mentari hanya hujan sebatas ilusi
kau terdiam kemudian pergi
wanita, tak ada kini, wanita, wanita, tak ada kini -

10 Okt 2013

Jiwa Suci Kerinduan

duduk ia diam sendiri
bermain dengan bayangan hati
menikam dan membunuh sepi
ketika aku tak dapat menemui

sejuta kepak sayap peri
terbang tinggi arungi hari
titipkan salam-salam rindu
pada arak-arakan awan sendu

rindu mu sendu membiru
cintamu merah membara
membakar segala
segala nafsu dan jiwa dalam raga

dengus desah angin memburu
detik desak berbisik
rindu berbuah sendu

aksara jangan terucap
simpan dan rasakan
rindu kan menari
dalam jiwa-jiwa yang suci

4 Okt 2013

Cerita Duka

Malam berbisik
Kisahkan sebuah cerita
Tentang sepasang anak manusia
Yang saling mencinta tapi tak untuk bersama

Berjumpa kala hujan menyapa
Pada segelas kopi mereka saling terpaut asmara
Waktu berlalu guratkan kisah
Tentang asmara betapa indahnya

Tuhan berkata segalanya sama
Cinta pun tiada beda
Namun hati harus merana
Karena cinta tak bisa bersama

Tangis teriring senja
Cericit emprit semarakan dunia
Namun sendu terlanjur berkata
Muramlah dunia seketika

Siapa keliru menaruh cinta
Mungkinkah Tuhan bermain pada mereka
Setinggi asmara bertahta, jatuh melayang hilang jua

Hanya tangis yang tersisa
Kala berpisah menjadi jawaban
Sore sendu langit merintih
Hitam mendung berarak ramai

Deru degup jantung memburu
Basah pipi oleh air mata
Menatap kekasih pergi
Hilang tertelan waktu yang tak akan kembali

21 Sep 2013

Laskar Dedemit

mari kita bunuh segala rasa
berpesat dengan segala nafsu dalam dada
lepaskan dan biarkan berkelanan
kita lihat Tuhan kan berkata apa

tabuh semua gendang
pukul segala bendi
jin setan brekakasan
mari kita gugat malaikat surga

kita api,
sumber segala caya
kita api,
sumber segala hangat
mari menari dan runtuhkan mega malam ini

kita gugat para cahaya
kita runtuhkan segala surga
kita keringkan segalanya
jangan biarkan semua berlalu tanpa arti

mana bendi !
mana genderang !
kita sebar segala ngeri
kita tebar segala kejam
malam ini jangan biarkan manusia terlelap
kita lahap semua!

oooowwwwww,,,
eeooooooooo,,,,
ooooooo,,,
jak jak jak jak
jin setan brekakasan
demit rambut abang
ooooooooo...

bengi seng wingit
warudoyong nggendong pocong
jrangkong malyu nguntal wong
oooooooooooo,,,
aaaaaaaeeoooooooo...

hek yaaaa,
jak jak jak jak,,,,,
ooooooooooooooooooo,,,
OO!
AA!
HEA !

17 Sep 2013

gadis di balik hujan

ku melamun sendiri
menatap jauh dibalik derai hujan
mata memandang riang
pada perempuan berbaju merah

kaki jenjang nan indah
rambut hitam terurai menggoda
bibir mungil berwarna merah
ahh, hatiku tersangkut pada senyumanmu

berdiri kau diam sendiri
apa atau siapa yang kau tunggu
jika tiada kau berberat hati
ijinkan ku kenal dirimu

1 Sep 2013

Malam Keparat

Aku tak tau mau berkta apa
Setiap kataku menghilang dalam benakku
Sejenak menyapa kemudian pergi entah kemana

Kini aku sendiri,
Berteman suara kucing minta kawin,
Dan deru mobil dijalanan

Kubayangan kan deru ombak
Namun hanya keheningan yang kudapati
Kubayangan desiran angin
Namun hanya kekosongan yang terjadi
Kubayangkan wajah kekasih
Namun hanya ketiadaan yang mendekati

Sungguh biadab  malam ini !
Aku, di dzolimi pikiranku sendiri
Aku ditelantarkan aksara ku sendiri

Hingga mata ku merah seperti ini
Tiada secuil kata yang mau datang padaku

Jangan kau pandang tulisan ini karena inspirasi
Atau bahkan keisenganku sendiri
Ini adalah sampah yang aku buang
Yang kini kurangkai kembali


Karena kebiadaban malam ini !

29 Agu 2013

Demo yang Membosankan

Mari kita berontak
Bukan dengan teriak
Apalagi baku hantam yang jadi lebam

Kita sama bosan dengan demo yang tak di dengar
Atau barang kali ini hanya diriku sahaja
Yang bosan dengan demo biang kemacetan jalanan

Lihat mereka berjajar
Anak muda penerus cerita bangsa
Gagah dengan almamater mereka
Tapi kelakuan sungguh memalukan

Demo damai mereka bilang
Hanya bertahan berapa jam saja
Selebihnya berujung pada perkelahian
Tinggal kita hitung berapa yang luka nanti

Mereka berkoar ini perwakilan rakyat
Tapi apa kami pernah meminta
Apa kami pernah menyuruh mereka merusak
Memburu, melempar, memukul, menendang
Ahhh, memalukan kawan

Dimana etika di ajarkan
Dimana norma dikembangkan
Mungkin mereka tak lagi dapatkan
Di bangku pendidikan bergelar mahasiswa
Apa jadi negeri kita kelak

Kawan !

19 Agu 2013

benarkah cinta ?

kuncup melati di pagi buta
merekah indah bersama surya
semerbak wangi dunia
namun sekedar ilusi semata

tasbihkan cinta dan segala rasa
bersama buliran embun pagi disana
mungkin bersama ceracau emprit
kita dapati apa itu arti cinta sejati

mata saling pandang
hati saling terkait
sudahkah itu jadi
kemudian kita sebut mencintai
benarkah ?

sama tak tau
lebih baik kita diam
jangan pula bertanya pada waktu
hanya bisu yang kau temui nanti

terima kasih.

16 Jul 2013

Tangis bayi menanti susu

kethap-kethip anak bayi
menanti susu ibu yang tak kembali
menangis di pinggir hari
berteman para peri

tlarap gemintang para lintang
hilang lenyap tertelan kelam
rembulan mati tinggalkan mega
si anak bayi masih terus menanti

cengerrrr,,gelegar suara
membelah sepi dalam malam
menyibak ilalang tua
menelusup dalam takut
tangis pilu berbuah beku

dingin malam memeluknya
tinggalkan kenangan hangatnya gendongan
alunan semilir angin malam menidurkannya
melupakan lirih suara ibu yang tak kembali

tak lela lela lelaledung
cep menengo anakku seng bagus
dak kudang bisa urip mulyo
dadiyo pendekaring bangsa

tak lela....lela lelalegung
tak lela..lela lelale....... dung.....


9 Jul 2013

mengeja MA-NU-SI-A

surya menyapa, pagi menjelang
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA

sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU

kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI

dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A




silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara

6 Jul 2013

Elegi Pagi

serabut bulir embun mengigil
terpasung dam di daun kenari
gundah hati menanti pagi
akankah hilang di telan mentari

lempeng mega terbakar
teriring surya mengintip di balik cakrawala
tenang teriring sepi sisa malam

angin masih diam menanti
menungu mimpi yang tak kunjung terhenti
menanti anak-anak angin yang masih terlelap
tertidur di sarang mereka

kepak emprit terlalu pagi
sedang jangkrik masih menderik

o!
pagi buta pagi dunia
malam hilang terganti terang

jatuh pelan kelopak melati
putih bersih melayang hilang di taman sari
sejenak lupakan sang kekasih
dimana sukma masih melayng terperangkap mimpi

pagi datang sejenak
sangat sayang jika kita biarkan menghilang
tanpa tau cantiknya dunia
karna pagi akan segera pergi


silahkan beli buku saya disini
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara

4 Jul 2013

pagi khusyuk

mentari menyambut semesta
teriring kabur turun dari bukit
ada rindu yang masih tersisa
tertinggal dalam embun pagi ini

mengerjap sekilas memandang
hangat surya dbalik kelambu tua
menyibak angkasa raya
nampak arak-arakan awan disana

hening dunia menyambut pagi
hanya lirih kicauan emprit disana
bertengger manja di pohon cemara

semerbak pagi menyeruak dalam angin
sejuta indah menyatu dalam rasa
bergantung tertinggal dalam setiap nafas
bersihkan paru-paru dari sesak kerinduan

pagi yang khusyuk
semoga tak cepat berlalu


silahkan sejenak mampir
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara

27 Jun 2013

pagi mendung

kabut  pagi perlahan turun
surya kan menyibak mega nanti
sisakan butiran embun pada dedaunan pagi

desir angin pagi bersiul
tinggi melengking menyibak sepi
teriris ranting-ranting mahoni
berkelebat menyumbat sepi

angin diam memukul dahan cemara
gemerisik hening dalam tarian
bersaut saling mengikat
hilang jatuh melayang bersama

diam memandang jauh
terlihat kepodang hinggap pada ranting yang terkepak
meratap memandang mega
menyambut pagi yang tertutup mendung

pagi suram sebelum waktunya
kelambu mendung menutup angkasa
pagi mati sebelum waktunya
bersama cericit emprit di dahan cemara

21 Jun 2013

dendang kebersamaan, kita sama

ada gusar yang tertinggal
ada kesal yang terpendam
ada rindu yang terlupakan
ada senyuman yang terabaikan

menatap kosong sendiri
berurai air mata menjelang pagi
ada buliran air mata yang masih tersisa
dalam embun pagi ini

kabut tebal menepi
terpinggirkan oleh surya yang kian meninggi
namun kiranya arakan awan masih berbaik hati
tutupi caya surya yang kian menyengat ini

sama rasa sama kata
sama berdiri sama hidup
berjalan teriring tangan terkait
bertukar sapa dan senyuman murni

haruskah beda jadi penghalang
jika kita saling bertukar senyuman
haruska darah kembali tertumpah
jika berpelukan ternyata lebih indah

erang bayi di ujung hari
mencari susu ibu yang telah mati
haruskah kita tambah semua derita
jika hanya berujung pada duka

mari kembali menjadi kanak-kanak
dimana semua adalah sama
dimana senyuman dan tawa selalu berhamburan
tanpa ada beda apapun jua

mari kita kembali kepada awal
kepada hati tanpa dendam
kepada senyuman yang begitu menggoda
kepada keakraban yang mulai terlupa.

14 Jun 2013

dendang syair asmara

syahdu syair asmara berdendang
mengisi relung hati yang kosong
terbayang paras adinda
aduhai, betapa cantiknya

memandang rembulan di negeri sebrang
indah cayanya membelah samudra
hati abang sangatlah bimbang
kala memangdang dirimu dalam bayangan

malam benderang bersama bintang
terhias senyum manis sang rembulan
duhai adik yang bertahta dalam relung jiwa
sudihkah kau ku pinang kala surya tenggelam

teriring merpati awan berarak pergi
sembunyi hilang di balik mentari
ada hati yang tengah tertinggal
pada senyuman manis sang pujaan hati

kuncup mawar mekar sebelum waktunya
melati gugur menimpa bumi
rnai hujan terdengar begitu indahnya
laksana dendang alam menari

dendang syair asmara kian menjadi
mengiring tarian para kekasih
hendak dibawanya mereka kedalam alam surgawi.

7 Jun 2013

Sepasang Kekasih

telah kulebarkan padang kerinduanku
telah kutebarkan bibit-bibit kasihku untukmu
maka apa lagi yang kau ragu
mari sini kita duduk berdua
sembari berbincang tentang kita

masih kah kau ingat kala kita bersua
saat surya kian menghilang
saat angkasa berwarna jingga
saat desir angin menenangkan sukma
disana kita bertemu
sembari bertukar senyuman

tau kah kamu
saat itu aku bergetar menatapmu
aku terdiam membisu
ingin ku menyapamu
namun lidahku terlanjur kelu
dan setiap kata hilang dari benakku

kutatap kau hanya tertunduk malu
sembunyikan senyumanmu yang bagitu manis saat itu
berhias lesung pipit di pipi kirimu
ahh..
betapa cantiknya kau saat itu

jingga caya surya menerpamu
menyepuhmu kulitmu dengan warna keemasan
membuatmu laksana dewi dari kayangan
supraba pasti iri menatapmu saat itu

semenjak itu kau hanya sebatas angan bagiku
peneman mimipi-mimpi tidurku
dan tak pernah menjadi sebuah harapan nyata

dan saat kita bersanding berdua
aku masih tak percaya
aku kira ini hanya mimpi belaka
dan aku tak ingin terbangun saat itu jua

kini kau hanya tertawa
sembari mencubit manja
dan lesung pipitmu masih saja ada
selalu membuatku luluh padamu
kasih.

4 Jun 2013

mereka bilang ini MOVE ON

jengah
hatimu resah
pada segala masalah
semua tentang asmara

segala tangis dan duka
semua terbuang percuma
hanya sisakan sedih belaka

malam terlalu banyak terbuang
hingga indahnya rembulan kau lupakan
hanya demi mengikuti kesedihan

apa yang kau cari ?
bukankah ketenangan hati
lalu kemudian kau berlari,
tanpa tujuan pasti
dan tersesat dalam kepedihan tanpa tepi

bukankah senyum dan tawa begitu sederhana
namun sering tak kau hiraukan
kau anggap itu sia-sia

tersesat kau nanti
hingga tak ada waktu untuk kembali
karna waktu tak akan berputar kebelakang
dia kedepan dan selalu mematikan

sesal
awal atau akhir sama saja
karena mentari selalu indah,
saat terbit dan terbenam
asal kau diam menikmatinya.

cobalah..

30 Mei 2013

perempuan yang merindu

ada yg memburu
dalam desah nafasmu
kala dadamu laksana sepasang cangkir gading itu terguncang
kala rindu tak jua bertemu

sepi mengamit sukmamu
terbang menulusup dalam jutaan mimpi
bermain sukmamu dalam lautan kerinduan para kekasih
yang saling memendam rindu

berbincang kau bersama rembulan
bercanda dengan sejuta gemilang lintang
terbaring telentang d atas sekumpulan awan
dan dibelai mesra hembusan angin malam

sejenak kau terdiam
memandang jauh menyibak sejuta kabut
meraba dan perlahan membentuk
sesosok wajah yang tersenyum padamu

itukah kekasihmu
yang telah kau titipi hatimu

itukah kekasihmu
yang saat ini sedang kau rindu

itukah kekasihmu
yang telah mengucap janji setia padamu

kau dekap ia
kau paksa bayangan itu menelusup dalan ragamu
tersimpan rapi dalam hatimu
dan kau bawa bayang itu berlari

berlari kau berlari
dalam tarian para dewa-dewi
kemudian kau terdiam
terduduk mendekap dada
tersenyum dalam tangisan

seribu senyum kau gelar pada dunia
namun sejuta belati tertusuk dalam dada
kerinduan yang berbuah luka
kala jauh jangkau jarak membentang
kala waktu selalu menghadang

angin mengamit sukmamu,
kembali menidurkanmu dalam raga
kau dekap erat dadamu
kau peluk bayang-bayang kekasihmu
bersama waktu kau terlelap
teriring tetes air mata di sudut matamu


29 Mei 2013

Pengawas Negeri Busuk

malam kian pekat
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma

nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa

diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri

ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri

kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa

kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.

gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI

diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti

26 Mei 2013

Agama, Cinta, dan NAFSU

biarkan saja asmara menjadi asmara
sedang rindu tetap menjadi rindu
namun dimana akan kita letakkan nafsu

benarkah nafsu hanya ada pada bibir yang berpagut
atau tersimpan dalam raga yang bercinta
benarkah nafsu bermuara disitu saja ?

kemudian kita sama bertanya tentang cinta,
benarkah cintamu tulus dan suci
atau hanya ilusi nafsu batin yang tak mau sendiri

tak usah kita berbincang tentang cinta sejati
jika nafsu masih saja kau ikuti

jika kalian mencari cinta tanpa nafsu,
ahhh,, itu cuma mimpi kurasa

kemudian kita sama bertanya tentang agama,
benarkah kita percaya tuhan karena ketulusan
atau barang kali karena kita enggan di anggap berbeda

ini bukan menyoal asmara
bukan pula menyoal agama
ini menyoal nafsu

aku, kamu, dan mereka sama saja
kita terjerat jaring nafsu yang selalu melekat

aku, kamu dan mereka sama saja
dari nafsu kita bermula
hingga mampu menjejak langkah saat ini

barang kali sekarang aku sedang bernafsu pula
berbicara  padamu tentang ini
agar sama dibilang puitis dan beragama

ahhh,, tuan dan nyonya
ku cukupkan disni saja
malam kian menjadi pekat
dan sebungkus rokok tengah memanggil sukmaku untuk mendekat

25 Mei 2013

sekumpulan tanya

saat keindahan merupa rayuan,
dimana kesetiaan kini berada ?
jangan pernah salahkan malam
saat sepasang bibir berpagutan

ikatan hanya sebuah perjanjian,
seakan semuanya telah dituliskan
dengan lekuk dan liku pembermaknaan

ketika rindu tiada beraksara
hanya mengendap sebagai rasa,
maka biarkan seja begitu adanya
biarkan sukmamu menikmatinya

rindu sumber segala kesempurnaan
cinta sumber kehidupan
namun benci,
benarkah ia sumber segala kehancuran ?

benarkah mati adalah akhir
benarkah hidup adalah awal
atau semua tertukar
dan kita hanya mencoba menafsirkan

ini hanya sebatas aksara
dia yang mengungkap tanya
darimana semua bermula

22 Mei 2013

sesederhana cinta

semua begitu sederhana
semua berawal kala mata memandang
kala sama-sama kita menjelajah dalam kelamnya sukma

semua begitu sederhana
berawal hanya dari pandang
berakhir dengan senyuman dan sapaan

semua begitu sederhana
seiring waktu berlalu dan detik yang berganti
ternyata kita saling bertukar hati
berujung pada sebuah janji

semua begitu sederhana
hanya jika kita perlahan mencoba untuk saling paham
berbicara dengan hati bukan dengan pikiran

dalam lantunan bahasa kalbu kita kan mengerti
bahwa cinta tak akan pernah menyakiti

cinta hanyalah sebuah perjalanan
dimana kita sama-sama tak saling paham
dimana kita sama-sama mencari jalan
dimana kita sama-sama mencari pengertian
kemudian kita bertemu dan saling melengkapi

sederhana bukan ?

jika sesederhana ini pula aku bisa mencintaimu
jika sesederhana ini pula aku bisa menyayangimu
alangkah benderang surya kala fajar menyapa nanti

biarkan cinta menjadi sederhana antara kita
tanpa alasan mencinta
dan tanpa alasan menyayangi
karena kita sama-sama takut
jika alasan hilang, maka hilang pula cinta kita nanti

kasih,cinta, sayang
ahh, terserahlah apa panggilan ku nanti
hanya sebua nama dan panggilan
yang aku butuh hanya perhatian dan kasih sayang

dinda,
malam dekati gigir pagi
rembulan segera terjatuh dan menghilang nanti
kucukupkan sampai disini
kesederhanaan cintaku malam ini,

16 Mei 2013

Jangan sembunyikan Senyummu Manis

surya tenggelam hilang sebellum waktunya. rembulan lenyap dari langit malam, hanya sisakan kesuraman saja. kartika semunyi di balik barisan awan mendung yang berarak berkabar duka. tau kah kau kenapa kasih ?

semua itu karena dirimu, kau termenung murung sendiri. sembunyikan senyuman dan tawamu dari dunia yang semakin kelam ini. kau tarik sejuta keindahan dunia dengan kemuruanganmu. kemanakan senyum dan tawa yang begitu riang menggoda. kemanakah senyum dan tawa yang begitu hangat dan indah itu pergi ?. adakah duka menyeretmu kedalam kesedihan abadi. adakah luka yang menyayat sukmamu kasih ?

aku duduk diam mentapmu. redup redam dian parasmu. laksana llilin yang hampir mati tertiup angin. aku bertanya kenapa, namu kau hanya menjawab tak ada apa-apa. kubertanya siapa siapa, namun kau hanya diam tertunduk lesu. ahhh, jangan kau terlalu kejam pada dunia kasih. kembalikan keindahan dunia dengan senyumanmu. kembalikan kemeriahan dunia ini dengan tawamu. jangan terlalu lama kau memendam duka, karena itu tak ada guna, hanya menambah kesakitan dunia.

kau tercipta dengan segala keindahan dunia. kemolekan dan kecantikanmu menyerap inti sari indahnya dunia. rembulan, bintang, surya, pelangi semuanya akan iri melihat indahnya parasmu. ahh, lesung pipitmu saat kau tertawa dan tersenyum, semakin membuatmu terlihat begitu indah dalam keindahan. aku tau Tuhan tak salah menciptakan dirimu dengan segala keindahan. karena kau memang begitu indah. aku tak tau harus berkata apa lagi tentang keindahan mu. bahkan kata pujian pun habis di depanmu

kasih, baringkan ragamu dalam pangkuanku. kan kujaga dirimu dalam pergantian hari. rengkuhlah kesenangan abadi dan selamilah dunia mimpi-mimpi para dewa-dewi. dan jika kau terbangun nanti aku ingin kembali melihat senyumanmu kasih.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hei. dirimu yang sedang menatap termenung sendiri, apa yang membuatmu tak tersenyum hari ini. masihkah kau pikirkan duka, masihkah kah pikirkan kekasih yang tak kunjung ada. atau masihkah kau pikirkan kekasih yang telah pergi. kutanya padamu kali ini. taukah kau bahwa sesungguhnya da dewi sejai di dunia ini.  dia dengan kecantikan sejati. 

jika kau ingin tau, coba kau berkaca sejenak, lihat dalam-dalam di cermin itu, maka kau akan lihat sosok dewi dengan sejuta kecantikan dan keindahan. lihatlah, karena kalian memang indah dalam keindahan.

11 Mei 2013

seminggu dalam kebisuan mu

seminggu dari saat itu, kau masih diam disana. entah apa yang kau pikirkan kini. sedang kan aku seperti biasa masih menunggu dirimu disini. menanti kapan kau akan datang menghampiri. emmm, mungkinkah itu pernah kamu pikirkan kasih ?

kau diam tanpa bicara, taka da sepatah kata yang kau ucapkan. kemana perginya senyuman dan tawa yang begitu riang dan menghangatkan. aahh. aku sangat merindukannya, ketika kau tertawa dan tersenyum, ketika lesung pipimu terlihat begitu manis. namun kini semua menghilang, smuanya dan aku tak tau apa peyebabnya. setiap kutanya kau hanya diam dan menghindar seakan memilih hilang dalam bayang-bayang. sebenarnya apa yang kau carai dan sembunyikan dari diriku.

hari ini tepat seminggu kebisuanmu, ingin ku marah padamu. tapi tarlalu sayang untuk marah padamu saat ini. wajahmu begitu lesu. seperti awan mendung yang membawa jutaan tetes air. begitu berat penuh duka dan keluh kesah. adakah yang salah dengan dirimu. adakah seuatu yang begitu tak ingin kau bagi denganku. adakah dalam pikiranmu saat ini bahwa kau memiliki diirku. adakah semua itu sempat kau pikirkan kasih ?.

entahlah, kini aku tak mengerti tentang apa yang kau pikirkan. pikiranmu terlalu sulit untuk aku pahami saat ini. maka kubiarkan kau begitu. ku biarkan kau tenggelam dalam sejuta rahasia yang kau jaga. dan jika nanti kau lelah dan ingin kembali. aku selalu disini diam menanti. menantimu dengan sejuta kehangatan pelukan dan kasih sayang.

8 Mei 2013

Siapalah Diriku ini, bagimu


apa yang akan terjadi jika kau hanya diam d tepi malam, dan sendiri. mungkinkah kau akan mengijinkan ku untuk duduk disampingmu dan bilang bahwa aku mencintaimu saat ini ?


semuanya hanya terbatas pada mungkin saat ini. mungkinkah semua itu bisa terjadi dan kau kembali menjawab bahwa kau juga cinta padaku. sudahlah, jangan terlalu bercanda dengan isi hatimu sendiri. aku tau kau masih tenggelam dan terjerat pada sisa-sisa cinta di masa lalu. kau masih enggan untuk menguraikan setiap helai benang yang menjerat raga dan hatimu. sepertinya kau juga enggan menatap dan menulis cerita baru tentang cintamu. bahkan mungkin kau hanya melihatku dengan kacamata yang begitu biasa. hingga terkadang kau lupa bahwa aku itu ada. sama seperti saat ini, kau masih terpaku menatap bayang-bayang yang kian menghilang, dan melupakan diriku yang ada disampingmu.

haruskah aku marah padamu ?, kurasa tak perlu dan tak ada guna aku marah padamu. sepertinya inilah peran ku selama ini, hanya sekedar mengagumi dirimu dari balik kelambu kelam yang tak kunjung terang. jika RA Kartini menulis buku "Dari gelap Terbitlah Terang", maka aku akan menulis sebuah buku yang berjudul " Dari gelap hingga kelam". lucu bukan, sebuah buku yang berisi tentang keberadaaanku yang selalu hilang dari pandanganmu. tertawalah jika kau mau, tak perlu malu di depan ku. karena sejatinya siapalah aku ini. hanya titik yang berada di luar iangatan dan kenanganmu.

sudahlah, sebaiknya aku pergi sekarang, karena malam telah terlalu kelam. namun, ak masih tak rela meninggalkanmu sendiri disini. siapa yang nanti akan membangunkanmu dari kenangan dan mimpi itu, kalo bkan aku. mari kita pergi, fajar sebentar lagi datang menyapa. cayanya terlalu terang menyapa dirimu, dan aku takur kau akan terbangun dan sadar bahwa semua itu telah tiada.

ku biarkan kau begini, meski tak tega aku melihatmu, namun jika dengan begini aku bisa berada di sampingmu dan menjagamu, kurasa tak apa-apa, karena aku rela.

6 Mei 2013

negeri ku membusuk

malam ini begitu busuk
tercium aroma selokan-selokan bau penuh sampah
terbang terselip dalam semilir angin yang pengap
hingga rembulan pun menghindar pergi menghilang

berjalan sendiri susuri malam
berjejeran tempik-tempik menanti pasangan
bersama arma parfum yang memuakan
serta senyuman indah menggoda nafsu belaka

pria maupun wanita tiada beda
berjejer dengan sejuta rayu jahanam
pemuas nafsu tanpa tepi
namun itulah jalan yang mereka hadapi
sebagai balasan asa hidup untuk esok

menyusup kemudian dalam losmen dan hotel disini
tiada beda dengan gubuk jalanan jahanam
amis pesing bercampur dalam kenikmatan
meskipun sekejap setidaknya memuaskan hasrat

kemudian pergi menghilang terbang melayang
menyusup dalam bangunan kepala sengkuni
terdiam meratapi para pemegang kuasa
duduk diam ongkang-ongkang kaki tertawa
sedang disana terdengar tangis anak lapar minta makan

inilah wajah ku kini
tuahitam legam bopeng penuh koreng
sejuta duka luka bertahta
tua muda kini tiada beda
saling tikam- menikam mematikan
tanpau tau tepi arti kehidupan

lelah pundak ku kini
jangan salahkan bila nanti ku pergi
karena bosan aku menatap negeri ini.

1 Mei 2013

Kangen

duka
luka
lara
tangis
sendiri

sepi
sendu
menggebu
rindu

jarak
waktu
membisu

rindu
kangen
itulah aku..

29 Apr 2013

cerita Insomnia

pagi sebentar lagi menjelang
namun mataku enggan terpejam
ragaku masih kuat bertahan
menatap langit malam yang semakin kelam

inilah cerita orang yang insomnia
selalu mengiring pagi kala surya terbangun
mengikuti rembulan higga hilang diperaduan
menatap kartika hingga lenyap di balik mega

tiada yang salah dengan mataku
apalagi otakku
berteman secangkir kopi aku bertahan
mengiringi hari hingga berganti menjadi baru

sama seperti saat ini
segelas kopi hangat di sampingku
sebungkus rokok di depanku
kutulis cerita ini
sembari mengingat paras wajahmu
kasih

28 Apr 2013

melepasmu

kau selalu begitu
ketika diam menguasaimu
kau hanya duduk membisu
setiap kutanya kau bilang tak tau

ahh, lelah jiwa menghadapimu
sana pergi dengan duniamu
hilang pun aku tak peduli
terlalu lehat hati ini

hilanglah kau dan pergilah
laksana guguran kelopak mawar yag hilang ditelan angin
jika kau tak ingin lagi kembali
maka kurelakan kau pergi.

aku tiada benci padamu
kuleoaskan kau dengan kasih
tak ingin aku menjeratmu
seperti burung dalam sangkar

bebas dan lepaskan jiwamu
aku ikhlas melepasmu..

27 Apr 2013

duhai mawar pagi..

merah segar merekah
basah tertutup kabut pagi
indah tertimpa caya mentari
cantik mempesona dalam balutan kesempurnaan pagi

lama nian waktu kau nanti
bermula dari kuncup kau terdiam
tersipu menggoda
membawa sejuta tanya dari dunia
tentang kecantikan yang tersimpan dalam setiap helaimu

waktu seakan enggan menunggu
ia putar setiap jarum waktu agar cepat berlalu
agar dunia segera melihatmu
tersenyum menggoda dalam diammu

tiada perlu kau berkata
tiada aksara yang perlu kau ucap
biarkan kecantikanmu bicara
biarkan keindahanmu menggoda

dan lihatlah..
seekor lebah sempoyongan menghampirimu
terdiam terpaku menatapmu
seakan tiada pernah ia lihat keindahan sejati
berputar ia mengamati
sembari menari tanpa ia sadari
dan kau hanya diam sembari menyimpan senyum lagi

dunia kehabisan aksara
entah apa lagi yang mau dia katakan
diam ia menunggu
bersama hari yang berganti
dan kau semakin menjadi
indamu membunuh hati ini

25 Apr 2013

Hanya kuburan tanpa nama

rembulan hilang ditelan awan
tersangkut di ranting kering jati
terdiam berdiri di atas bukit
berteman kamboja putih berguguran
menutupi sebuah kubur tanpa nama.

berteman sepi dalam hari
tertelan waktu menggerus ingatan
punya siapa tiada yang tau
hanya perlahan terlupa jaman

segala daya magi terasa mengekang
selimut setiap cerita tersebar
entah benar atau bualan
semua tiada yang tau

hanya satu mereka percaya
menurun dalam tutur cerita
itu kuburan jangan dihiraukan
karena hanya kuburan tanpa nama

23 Apr 2013

begadang Positif II : kumpulan sketsa Tentang Mawar

ketika begadang hari ini sembari menanti pertandingan MU vs Aston Villa, dan berakhir dengan kemenangan MU,, yeeahhhhh,, Manchester is Red and Always RED.. #GGMU.. #halah, hahahah
, beberapa skesta yg saya hasilkan, silahkan dinikmati...

nb : maaf kalo kualitas gmbar jelek, cz, kamera tidak mendukung, hehe










21 Apr 2013

begadang positif : kumpulan gambar sketsa

ketika begadang menjadi sebuah hal yang telah menjadi kebiasaan saya, dan dalam mengisi keluangan waktu begadang inilah yg saya lakukan,

nb : maaf kalo kualitas gmbr dan foto kurang bagus, hehe

20 Apr 2013

menyapa pagi

malam tersapu hilang
terganti fajar hadirkan mentari
hangat pelan menyapu pertiwi
bersama kabut terselip dibalik pohon mahoni
tetes dingin embun masih tertingal di daun jati

gemintang hilang dibalik mega
enggan ia menghilang tanpa nikmati dunia
tersenyum iya di balik sisa mega kelam
mengintip dunia ketika fajar datang

tergerak sukma kembali kedalam raga
bersama sejuta mimpi tentang asa
terselip sebuah rindu dalam dada
yang tiada tertulis maupun terkata

raga terbujur kaku terdiam
tiada mati namun hendak mati
hanya sesat kita tertidur mati
dan biarkan sukma melayang pergi

ini hari berjalan kembali
setelah terdiam semalam menanti
entah apa yang akan terjadi hari ini
masih sebuah misteri pada ilahi

18 Apr 2013

rindu merajam raga

kelam gelap membentang
tanpa tau kemana memandang maupun meraba
tertatih jatuh terluka
tersayat diam membekap luka

tiada secercah cahaya menyambut
hanya semilir dingin angin bekukan jiwa
meraba terus melangkah
tanpa tau dimana kau berada

detik pelan berlalu
hari perlahan berganti
namun belum jua kutemukan dimana dikau kini

musim silih berganti
gugur daun berganti tunas merekah
kuncup melati hiasi taman depan rumah
namun dikau masih jua belum kembali

sepi kadang membekap sukma
merajam raga dengan sejuta belati rindu
terbayang seraut wajah dirimu
tersenyum menyambut pagi

dalam kelam dan dalam terang
kau hanya bisa terdiam
melepaskan aku dalam kegamangan
menggambarkan siluet wajahmu dalam kerinduan

16 Apr 2013

Tentang Nisan Bertulis Namaku

diam dingin membekab
terdiam raga mengejang
hening sukma menghilang
terbujur kaku dalam kebisuan
sayup terdengar rapalan doa
memuja atas nama tuhan
tentang sukma yang perlahan melayang

lama waktu berlalu
hanya sepi dan kelam menemani diriku

perlahan semakin sepi
entah apa yang telah terjadi
terpaku diam membisu
perlahan namun pasti
tertelan aku dalam kesendirian

belum sempat aku bertanya, kenapa
nisan telah berdiri menancap di atas kubur
atas namaku sendiri

13 Apr 2013

hilangnya melati dalam malam

malam tenggelam dalam kelam
rembulan hilang di balik mega
kartika hilang perlahan entah kemana
detik berganti pecahkan sunyi
disni kita berdua diam
termangu dalam derai air mata

kau hanya terbaring diam
samar kau lihatkan senyummu padaku
namun air mata masih jua mengalir dari matamu
aku hanya tertawa kecl melihatmu
kaupun berusaha tersenyum dengan usahamu

kugenggam tanganmu begitu dingin kurasa
kutatap wajahmu kau terklihat begitu lesu
lama kau terbaring diam
bersama puluhan selang-selang menopang hidupmu
lesu sendu dan pilu tersirat di matamu
kau seperti kuncup bunga yang perlahan layu
hanya sisakan kengan kecantikan dan kaindahan waktu itu

aku hanya diam
kau pun hanya diam bersama senyumanmu itu
kita hanya bicara lewat aksara air mata
entah berapa lama waktu telah berlalu
sisakan kita berdua disini
kian lama waktu berlalu
perlahan kurasakan ragamu tertelan dalam beku

berkelebat sejuta kenangan dalam benakku
sejuta tawa dan candamu
sejuta hangat derai tawamu
peluk rindu dan kecupanmu
manis pahit kopi buatanmu
yang menyambutku setiap pagi menjelang
bersama sapaan dan senyuman manismu
lama tiada kurasa, saat itu perlahan menghilang dalam hidupku
terganti menjadi sebatas kenangan belaka

perlahan air mataku kembali mengalir
menetes jatuh basahi tangamu
tiada sanggup kusapu derai air mata yang lama tertahan ini
kulihat bibirmu seakan berkata
lirih pelan tanpa aksara
namun aku masih bisa mengerti apa yang kau katakan

 "untuk apa kau menangis kasihku
jangan kau berikan padaku tangisanmu
biarlah kulihat senyummu
senyuman yang hangat dan membuatku jatuh hati padamu
senyuman sehangat surya, namun seindah rembulan malam
kau kuat, tak pantas kau menangis di depanku
tiada pernah ku lihat kau menangis
lantas kenapa kau harus menangis kini
senyumlah kasihku, tersenyumlah
dan iringkan aku dalam senyuman manismu malam ini"

layu bibirmu tertutup
perlahan matamu terkatup,
dingin merambat hebat dalam ragamu
sesaat aku diam termangu
kuturankan tanganmu perlahan
semburat senyum terukir dalam bibirmu
aku hanya tersenyum menatapmu
teriring airmata yng tiada terhenti

perlahan ku kecup keningmu
dingin bibirku menyentuh keningmu
sembari ku usap air matamu
ku cium pipimu
dan kubusikan kata indah yang mengiring setiap tidurmu
"selamat tidur bidadariku, tenanglah dalam tidrmu,
mimpukan diriku dalam tidurmu kasihku"

10 Apr 2013

sepenggal kabar tentang ajal

detik berlalu dalam bisu
malam luntur dalam pilu
fajar menyapa dalam luka
senja berkabar tentang duka
surya tenggelam dalam lara
mati menjemput tanpa tunda

9 Apr 2013

Tentang Rindu dan Pilu

saat rindu tersekat
rasa hati kian sekarat
kau hanya bisa meratap pada dinding malam yang keparat

dalam diam kau menunggu
detik jam pun kian berlalu
perlahan rindumu kian membeku

terhitung daun gugur berlalu
diam menunggu dirimu di depan pintu
berdiri aku bersama serangkai bunga yang layu

angin berkejaran di balik gugur dedaunan
sedang hujan hanya sembunyi di balik awan
lama nian kau menghilang lenyap dalam bayang

malam kian pekat
rindu perlahan mengikat
memandang pilu pada musim yang terlewat
tanpa ada dirimu meskipun hanya sebatas bayang belaka

bersandar pada dinding fajar
menunggu terdiam pada tepian senja
sedang dalam malam aku hanya bisa meratap
tentang pilu dan duka yang tak kunjung menghilang

ada kala hujan begitu indah
ada kala kemarau begitu segar
kering hati terserap panas rindu
sedang tangis luntur dalam tetes hujan yang bisu

rindu hampa
rindu duka
rindu suka
rindu tangis
rindu tawa

bergumul bersatu dalam sejuta jiwa
melayang jauh dalam angkasa
berkabar pada rembulan dan kartika
tentang dirinya yang hilang ditelan fajar biru

hilang lenyap tak bersua
diam duduk sendiri menangis pilu
untuk apa sesal semayam dalam dada
jika sakit tak sanggup tertahan
lepas dan tinggal kan dia berlalu

tikam belati dalam jantungku
meleleh tercecer jutaan rindu
hilang tersapu dalam hujan pilu
aku pergi bukan karna tak menunggu
jika kau kembali tak kau dapati diriku
mungkin aku hilang mati untuk menantimu.

28 Mar 2013

Mereka bilang Aku Anak Haram

nista kah aku
haram kah aku
sinis kau pandang diriku
cemooh kau berikan padaku

apakah aku bukan manusia di pandanganmu
apakah aku makhluk tak bernyawa di matamu
apakah tuhan tak menciptakan ku
hingga kau hina diriku

cukup sudah perih dalam hidupku
cukupkan sudah pahit yang kuhisap dalam kisahku
ini bukan mau ku
ini adalah takdir ku

jangan kau tanya siapa orang tuaku
ayah ibu aku tak tau
mereka temukan q di depan emperan toko
kecil meringkuk terbungkus selimut rombeng
kecil melawan dingin
bersama tangis mencari susu ibu

aku hidup
aku berdiri
aku manusia
bukan setan bukan hewan
aku ciptaan tuhan, sama seperti kalian

mereka bilang aku anak haram
penuh dosa dan masuk neraka
suram dan kelam dijalanku
jauh dan menghindar dari hidupmu

disni aku berdiri sendri
diam membisu menatap hari
melukis mimpi bersama getir di cakrawala pagi
teriring mentari tersenyum menyapa hati
kujalani hidup hanya sendiri
kan kutulis ceritaku dalam kertas kusam penuh noda

kita sama dan tiada beda
kau hidup begitu jua diriku
kelak kita sama-sama mati
sama-sama kita kan berjumpa tuhan
dan sama-sama kita kan pilih surga atau neraka
aku tak tau dimana diriku kelak
tapi aku kan memilih yang terbaik bagiku

25 Mar 2013

Tentang Mati

sakit teriak
tangis membisu
luka menganga
darah membeku
air mata mengering

lari percuma
diam mati
sembunyi tersiksa
dosa menunggu

waktu memburu
lubang menanti
kain menghampiri
kenanga tersenyum
mati takdirmu

21 Mar 2013

luka lari kau bawa pergi

luka lari kau bawa pergi
hilang lenyap dalam sepi
diam memendam menungu mati
tangis perih kau pendam
sedang senyuman kau hidangkan

langit mendung berkabar hujan yng tertunda
semilir angin menyelipkan sejuta wangi kenanga
teringat wajah tersirat dalam semburat hitam di mega
kau tertawa namun berbuah duka

tiada lagi kurasa namaku di hatimu
tiada kutemui hangat sapaan senyummu kala malam menghampiri
kau hilang tertelan sepi
bersama lolong serigala malam yang menyayat hati

detik jam berbisik
rentetan kata-kata menyerangku tanpa jeda
berjuta kenangan menggelayut manja
menempel lekat dalam dinding jiwa
enggan aku menatap barang sekejap
namun dia memaksa dan terus memaksa
bersemayam ia disana,menggantung di pelupuk mata

ada mu kina tiada berasa
kau samar di balik kabut-kabut bukit kepedihan
samar kau tersenyum, samar pula kau menghilang
enggan aku bertukar sapa
karena pedih masih bertahta dalam jiwa

tiada lagi aku peduli dimana kau berada
kau menghilang aku lenyap
sama-sama kita mengengam sebuah kenangan
tentang tawa dan tentang tangis
tenang janji dan tentang cinta
serta tentang luka yang menganga di dada

15 Mar 2013

Kerinduan

tangis terdiam
jerit terbungkam
rindu menusuk
pedih teriris
luka menganga
sukma membisu
raga terdiam
jarak menghadang
hati membeku
rindu membuncah

waktu membunuh
hari terbakar
surya mati
rembulan menangis
malam meradang
rindu tertelan..

rindu membuncah
rindu tertelan
rindu terhadang waktu
rindu terpukul jarak

rindu dan hanya sebatas rindu
masih bertahta dan tersisa dalam hatiku

13 Mar 2013

IBU..

air mata telah jatuh
leleh lebur dalam tangis
sejuta rindu menghentak dalam jiwa
seraut wajah tergambar dalam bayangan malam

seraut wajah penuh guratan waktu
terukir penuh tangis dan peluh
berliku penuh kenangan

sepasang tangan hangat memeluk sukma
hangat penuh rindu dan penuh duka
sepsang tangan bukti kerasnya dunia

lirih lembut sapaan wanita
serak berat seakan hendak menghujam surga
lebut tenang laksana lautan padamkan gejolak neraka

seribu rindu menumpuk dalam sukma
sejuta cinta menghujam dalam dada
mengalir tenang dalam liku sungai kasih sayang

kau berikan sejuta mentari dalam kasih sayang
kau limpahkan keindahan rembulan dalam senyuman
deras hujan terdiam dalam derai tawamu

aku terdiam dalam pelukanmu
menangis tersedu menatapmu
diam membisu kala kau kecup keningku

lama waktu kian beraganti
menggores sejuta luka dan duka
memebekas jelas dalam sukmamu
aku sadar dalam diamku
kau menngis dalam senyummu

kau rapal namaku dalam mantra doa
aku hanya bisa diam menangis
setiap kusebut namamu
setiap ku ingat wajamu
aku menangis

bahkan kini aku menangis
air mataku perlahan basahi pipi
saat kata-kata ini aku rangkai
saat wajahmu aku ukir dalam setiap bait

tak sanggup lagi kuteruskan kata ini
tiada kata tersisa yang bisa kutuliskan
hanya rindu yang tersisa dalam hatiku
berserta sejuta maaf untukmu
IBU..


untuk ibuku tersayang, yang selalu merindukan dan mendoakan anaknya, yang selalu tertawa dan tersenyum, meski sejuta luka kuberikan, yang selalu memberikan maaf, meski kesalahan selalu ku perbuat. ini rindu dan maaf untukmu IBU..

5 Mar 2013

Kebebasan : Nyata atau Ilusi ?


tulisan ini aku mulai tepat pukul 01:07 WIB, jam segini saya masih terjaga. masih pula ditemani segelas kopi dan sebungkus rokok. saya tak tau harus darimana memulai tu;isan untuk malam ini, karena jujur saja sebenarnya tulisan  yang saya tulis ini tak memiliki awalan yang pasti. senua yang akan saya tulis kali ini adalah sebuah penggambaran dari kejenuhan dan apa yang saya pikirkan. jangan salahkan juga jika memang ada typo dalam tulisan malam ini, karena saya masih manusia yang masih bisa salah (alasan klise). sebenrnya sih, mata mulai terasa berat dan mengantuk, tapi terlalu sayang untuk saya lewatkan begitu aja pikiran ini. sebelum tulisan ini saya lanjutkan dan kalian baca lebih lanjut, sebelumnya saya mohon maaf apabila ada yang tersinggung. saya g mengharuskan kalian membaca sampai selesai. kalo kalian sudah merasa tersisinggung bisa kok dihentikan bacanya.

18 Feb 2013

Malam sejuta Rindu


Mega malam kembali terlilit sepi
Rembulan kembali sembunyi dalam riak-riak awan mendung
Sedang gemintang manja mengintip dari balik tirai-tirai mega
Kenanga kembali mekar tanpa berkata
Melati kembali sebarkan aroma kerinduan yang tertunda
Gangsir dan jangkrik bernyanyi lirih tentang sedihnya merindu
Malam kembali tertelan dalam sepi
Namun sejenak ia pancarkan sejuta indah kerinduan
Sebuah kerinduan yang tersembunyi menyusup dibalik sukma
Menanati dengan sejuta caya para kunang-kunang
Caya rembulan redup tertelan seribu kunang
Gemintang iri dan menghilang
Beriringan sejuta bidadari tebarkan kelopak mawar
Lantunkan sejuta tembang rindu iringi malam yang kian menepi
Semilir angin hembuskan sejuta kabar dan sejuta bisik doa
Dari sukma-sukma yang sakit karna merindu
Rembulan seakan terpaku pada tempatnya
Tertahan oleh sejuta doa yang menahanya agar tak tertelan fajar
Lirih alam perlahan berdendang
Kembali menidurkan sang surya agar tak segera terbagun
Alam seakan berjalan dengan keindahannya
Menari dan bernyayi diatas padang kerinduan anak manusia
Inilah malam yang direstui para dewa
Malam yang terselimuti sejuta doa kerinduan
Malam dimana seluruh sukma lepas dari raga
Terbang ia beriring dan menghilang dibalik awan
Lenyap dan bermunculan pada sukma sang kekasih yang dirindu
Berpasang-pasang mereka terdiam dalam baluran caya redup rembulan
Malam dengan sejuta kasih
Adakah yang lebih indah dari malam ini
Kamajaya dan Kamaratih seakan hidup dalam setiap sukma anak manusia
Berdua mereka tanamkan arti dari kerinduan pada sepasang kekasih
Hingga malam dekati fajar
Hingga mentari perlahan membuka mata
Tetes rindu masih jua tertinggal
Dalam sejuta tetes embun yang menyapa dedaunan pagi ini

29 Jan 2013

berkatalah tentang rindu dan cinta.

mereka bicara tentang cinta
tentang duka dan tentang luka
tentang tangis dan tentang tawa

mereka berdendang tentang rindu
tentang sepi dan tentang sendu
tentang segala tangis yang meratap hari
dan tentang rasa yang terpendam menusuk dalam hati

kemudian tangis kau buang pada hujan
sepimu kau titipkan pada malam
dan rindu kau lukiskan pada senja
sedang mereka tak atau apa yang kau rasa

kemudian kita sama terdiam
kita sama-sama membisu
saat rindu perlahan menikam kalbu
saat sepi perlahan merajai ragamu

kemudian kita sama-sama linglung
saat mendengar kata rindu
tiada aksara disana yang dapat kita baca
tiada kau temui pada setiap kamus bahasa
kemudian kita hnya meraba
tentang arti dari kata rindu

kita kembali membuta tanpa aksara
mencari setiap penampakan pada alam
tentag rindu, sepi dan pilu, serta tangis

kemudian kita kembali bertanya ?
tentang rindu dan cinta yang tanpa aksara
akankah dapat kita baca
atau kita hanya dapat berkhayal membaca
dan semua hanya berujung pada ilusi belaka

27 Jan 2013

saat hujan kembali berdendang


lirih desir angin berdendang
bersama alunan gemericik rinai hujan sore
dendangan sebuah lagu tanpa aksara
jangan kau coba cari artinnya
diam dan biarkan dia berdendang
sampaikan kata magi kedalam sukma

kelok alur sungai kecil menebal kaca
seakan melukis sebuah cerita
tentang rasa yang ingin dia katakan
jangan kau sabdakan kesedihan padanya
liat betapa senangnya ia mengeliat dan berkejaran dengan sesama

anak-anak air bermain riang
tersembunyi di riak-riak muka kolam
saling tertawa dan berkejaran
siapa kira yang selanjutnya kan menghilang
dan kembali pada pertiwi

kenapa kau sabdakan sedih jika ternayat ada suka
kenapa kau sabdakan ia tangis jika disana penuh tawa
kenapa kau kutuki ia jka disana penuh dengan kerinduan

biarkan lah sukmamu sejenak bernyanyi
dengan sejuta nada tanpa aksara
bersama sejuta rasa di hujan sore ini.

20 Jan 2013

Saat Rindu bukan Lagi Sebatas Aksara

ketika rindu bukan lagi sebatas aksara
saat cinta bukan lagi terkungkung dalam batasan rasa
lalu harus dengan apa kan ku ungkapkan semuanya

ketika senja mereka bilang adalah rindu
ketika rinai hujan mereka sabdakan menjadi kangen
lalu kata apalagi yang harus kita rangkai
jika ternyata rindu bukan lagi sebuah aksara

rindu ku, rindmu, dan rindu kita
semua membuta
semua membisu
terdiam hanya sebatas memadang
namun semua masih tersamar
semua masih terkungkung dalam aksara duniawi

cinta itu buta,
karna dia tak mengenal aksara
cinta itu rasa,
dan rindu adalah pelengkapnya

jangan kau berkhotbah tentang cinta
jika kau masih berkutat tentang aksara rindu

biarkan kita diam-diam merindu
biarkan pula cinta itu diam-diam menggerakan hati
biarkan mereka bergerak dalam alunan nada jiwa
jangan kau paksa apalagi kau baca
karna kita hanya manusia
sedang cinta dan rindu adalah aksara ilahi

16 Jan 2013

Ketika Cinta Berbicara

belum habis kucumbui malam.
ternyata fajar telah membentang
beum habis ku nikmati sentuhan fajar
ternyata senja telah menyapa

lara hati kubawa berlari
terdiam disudut pagi
sembari mengecup dinginnya embun hari ini
kurasa getir menyapa dalam kalbu
bersama sejuta rindu yang selalu membisu
tanpa aksara namun selalu mengganggu

sisa kabut fajar belum jua berlalu
masih disana sembari mengukur waktu
kapan kira dia kan menyapa, dan kapan kan menghilang
sebelum mentari terlanjur kuasi mega

dingin aku memeluk sepi
merindu dia yang tersamar dalam bayangan hari
kutau ia berdiri disana
tersamar dalam kabut fajar pagi
namun aku tiada sanggup berkata
hanya memandang dan terdiam

terlampau jauh jarak menghadang
terlalu banyak waktu yang kan terbuang
tak terhitung setiap rindu yang menghilang
diam-diam mati tertikam sepi

kuselipkan sebuah tanya
dalam arak-arak awan di mega sana
entah itu malam atau hanya siang yang membentang
kapan waktu kan ijinkan kita bersua,

rindu tak pernah kurasa seperti ini
begitu getir dan sangat pedih
inikah yang banyak orang bilang
bahwa cinta itu kan membawamu mati

bilakah semua kan menjadi sebuah nyata
bukan sekedar khayal kala mimpi menyapa kita
maka akan terasa indah kurasa
saat kita bersama mengukur waktu yang hilang
berdua dan bicara tentang cinta

9 Jan 2013

dimana rindu, jika tak padamu

bersama rinai hujan ku kenal dirimu
bersama kuncup mawar di ujung senja
perlahan kutumbuhkan cinta padamu
dan perlahan pula hatiku telah jatuh untukmu

waktu perlahan berlalu
kita masih memendam rindu
bertasbih dalam dinding malam
kapan kita kan bertemu

aku menyimpan rindu
sedangkan kau mneyimpan hatiku
terlampau jauh jarak memisah
namun, hatiku selalu bersanding denganmu kasih

aku hanyalah seperti sebuah lumut liar
lumut yang menepel pada putaran waktu
biarlah kemarau memakan rimba 
dan jika waktu berlalu dan kita kan bertemu
kan kutasbihkan cintaku padamu.

2 Jan 2013

Elegi Hujan Sore


sepoi angin menyapa sukma
gugurkan dedaunan hiasi senja
rintik hujan perlahan basahi setiap jengkal kuncup melati
semerbak angrek meluncur bersama desir angin

lirih syahdu samar tertangkap telinga
nyanyian katak sambut tetesan hujan sore
kepak sayap burung-burung terdengar begitu terburu-buru
sembunyi dibalik rimbun dedaunan
terdengar kicau tentramkan jiwa
mungkin mereka sedang berbincang atau menggerutu
entahlah, namun begitu indah terdengar

rintik hujan memukul genting
dalam sebuah irama alami
cepat, lambat, terhanyut dalam harmoni
terdengar laksana kidung surgawi
mungkin malaikat kini sedang gembira
menari dalam alunan nama rintik hujan
dan tenggelam dalam derai tawa.

desir angin begitu teratur
seperti dirijen, pengatur konser hujan sore ini
bertiup ia dalam ketegasan dan kelembutan
goyangkan setiap dahan yang tertutup butiran hujan
dahan itu menari begitu cantik
teratur dalam keteraturan gerak
seperti seorang wanita yang sedang menari
teriring alunan harmoni rintik hujan

rintik hujan terus bernyanyi
tenangkan sukma-sukma yang merindu pada irama alam
membuai jiwa-jiwa anak manusia yang merasa sepi
lihatlah, hujan menari dan bernyanyi
hingga kita hanya diam terpaku
tanpa tau harus berkata apa
lebih baik kau diam dan duduk bersandar
nikmati hujan sore ini
sebelum ia pergi nanti

1 Jan 2013

Sepatu butut untuk tahun baru


malam ini aku hanya diam
menanti membisu d sudut malam
menanti sebuah langkah kaki yang kan datang
sembari menahan jantung yang semakin berdegup kencang
malam,tak terlalu kelam
terlalu ribut dengan suara petasan
kulihat kalender usang
ternayat ini malam tahun baru
semakin aku girang tak karuan
sukmaku seakan melonjak dan terbang di awang-awang
terbesit sebuah janji yang lama kunantikan
sebuah hadiah kecil dari bapakku nanti
kutatap jam dinding yang terus berdentang
berputar dan saling mengejar
seperti pemburu yang mengejar hewan buruan
kan diterkam ia dan kemudian menghilang
tepat tengah malam yang kunanti tak kunjung datang
terbersit tanya dalam sukma
“kemana kiranya bapakku berada ?”
ini anakmu tak sabar menantimu
kubayangkan kau kan pulang malam ini
sembari tersenyum riang
kau bawakan sebuah hadiah tahun baru yang kunanti
sejam telah berlalu aku menunggu
kantuk prlahan menyerang mataku
bergelayut ia di pelupuk mata ini
namun aku ingin tetap terjaga demi menanti bapak dan kado tahun baru
sayup-sayup perlahan kudengar
membisik bersama angin sebuah langkah kaki
perlahan mendekat dan pintu terbuka
“Hore,,bapak pulang !”
kantukku hilang pergi entah kemana
aku berlari den memeluk erat ia di depan pintu
tersenyum ia padaku.
“kamu sudah lama menunggu ?”
hanya kugelenggkan kepala
dan perlahan dia keluarkan sebuah bungkusan
dengan penuh nafsu kurebut bungkusan itu dan aku berlari
kukunci pintu kamarku dan aku tak sabar menanti
detik-detik berlalu terlalu cepat
belum sempat aku bernafas, bungkusan itu telah terobek
terkejut girang tertawa
sebuah sepatu butu kudpat malam itu
warnanya yang tak putih seperti baru
sebuah goresan tinta memanjang di sisi sepatu
tali sepatu yang hanya sebelah
entah aku tak perduli ayah beli dari mana
malam itu aku begitu bahagia
sebuah sepatu butut hadiah tahun baru
betapa senang htiku
kupeluk sepatuku, kudekap erat penuh nafsu
seakan ia kan berlari pergi
lama kutahan, semakin aku tak kuasa menahan kantuk
perlahan mata ini terpejam dalam malam
sembari kupeluk sepatu bututku
aku terlelap dalam senyuman girang
“Trima kasih ayah, untuk kado sepatu butut darimu !”