29 Mei 2013

Pengawas Negeri Busuk

malam kian pekat
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma

nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa

diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri

ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri

kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa

kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.

gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI

diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti

2 komentar:

  1. entah kenapa ketika saya membaca puisi kak dony..
    saya selalu suka
    begitu renyah dan bermakna
    berkarya terus yah :)

    aku selalu seorang yg seperti ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. wihhh,,terima kasih atas apresiasinya rizki

      Hapus