13 Mar 2013

IBU..

air mata telah jatuh
leleh lebur dalam tangis
sejuta rindu menghentak dalam jiwa
seraut wajah tergambar dalam bayangan malam

seraut wajah penuh guratan waktu
terukir penuh tangis dan peluh
berliku penuh kenangan

sepasang tangan hangat memeluk sukma
hangat penuh rindu dan penuh duka
sepsang tangan bukti kerasnya dunia

lirih lembut sapaan wanita
serak berat seakan hendak menghujam surga
lebut tenang laksana lautan padamkan gejolak neraka

seribu rindu menumpuk dalam sukma
sejuta cinta menghujam dalam dada
mengalir tenang dalam liku sungai kasih sayang

kau berikan sejuta mentari dalam kasih sayang
kau limpahkan keindahan rembulan dalam senyuman
deras hujan terdiam dalam derai tawamu

aku terdiam dalam pelukanmu
menangis tersedu menatapmu
diam membisu kala kau kecup keningku

lama waktu kian beraganti
menggores sejuta luka dan duka
memebekas jelas dalam sukmamu
aku sadar dalam diamku
kau menngis dalam senyummu

kau rapal namaku dalam mantra doa
aku hanya bisa diam menangis
setiap kusebut namamu
setiap ku ingat wajamu
aku menangis

bahkan kini aku menangis
air mataku perlahan basahi pipi
saat kata-kata ini aku rangkai
saat wajahmu aku ukir dalam setiap bait

tak sanggup lagi kuteruskan kata ini
tiada kata tersisa yang bisa kutuliskan
hanya rindu yang tersisa dalam hatiku
berserta sejuta maaf untukmu
IBU..


untuk ibuku tersayang, yang selalu merindukan dan mendoakan anaknya, yang selalu tertawa dan tersenyum, meski sejuta luka kuberikan, yang selalu memberikan maaf, meski kesalahan selalu ku perbuat. ini rindu dan maaf untukmu IBU..

3 komentar:

  1. doa ibu akan selalu menyertaimu nak :)

    BalasHapus
  2. Kangen ibu yak? Sekarang gk bareng ibu gitu?

    Well, gue suka puisinya. Penuh kata2 tinggi, kta2 kiasan yg gue pun enggak kepikiran untuk nulis itu. Good!

    Banyak kata2 yg gue suka seperti, 'Kau rapal namaku dalam mantra doa.'

    BalasHapus
    Balasan
    1. ya begeitulah sedang merantau, mencari ilmu,

      terima kasih banyak

      Hapus