9 Jul 2013

mengeja MA-NU-SI-A

surya menyapa, pagi menjelang
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA

sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU

kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI

dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A




silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara

4 komentar:

  1. keren, walaupun gue kaga paham sama yang namanya puisi... -______-''

    BalasHapus
  2. Makna puisi ini apa yaa? :D gue masih kurang paham deh hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. ketika kata manusia itu kita pecah, dan saya mengintepretasikan jika setiap pecahan kata itu adalah sebuah unsur pada manusia, jika MA adalah sebuah kekuatan sebuah awal, kekuatan awala yang memulai diri kita

      NU adalah sebuah penggaaran pada sukma pada nyawa, yang bentuk dan letaknya adlah sebuah misteri bagi kita

      SI adalah penggambaran pada raga kita, dia yang memberikan kita sebuah bentuk, dia yang menjadikan kita dapat terlihat oleh mata

      A adalah sebuah akhir, sebuah kematian,

      Hapus