28 Mar 2013

Mereka bilang Aku Anak Haram

nista kah aku
haram kah aku
sinis kau pandang diriku
cemooh kau berikan padaku

apakah aku bukan manusia di pandanganmu
apakah aku makhluk tak bernyawa di matamu
apakah tuhan tak menciptakan ku
hingga kau hina diriku

cukup sudah perih dalam hidupku
cukupkan sudah pahit yang kuhisap dalam kisahku
ini bukan mau ku
ini adalah takdir ku

jangan kau tanya siapa orang tuaku
ayah ibu aku tak tau
mereka temukan q di depan emperan toko
kecil meringkuk terbungkus selimut rombeng
kecil melawan dingin
bersama tangis mencari susu ibu

aku hidup
aku berdiri
aku manusia
bukan setan bukan hewan
aku ciptaan tuhan, sama seperti kalian

mereka bilang aku anak haram
penuh dosa dan masuk neraka
suram dan kelam dijalanku
jauh dan menghindar dari hidupmu

disni aku berdiri sendri
diam membisu menatap hari
melukis mimpi bersama getir di cakrawala pagi
teriring mentari tersenyum menyapa hati
kujalani hidup hanya sendiri
kan kutulis ceritaku dalam kertas kusam penuh noda

kita sama dan tiada beda
kau hidup begitu jua diriku
kelak kita sama-sama mati
sama-sama kita kan berjumpa tuhan
dan sama-sama kita kan pilih surga atau neraka
aku tak tau dimana diriku kelak
tapi aku kan memilih yang terbaik bagiku

25 Mar 2013

Tentang Mati

sakit teriak
tangis membisu
luka menganga
darah membeku
air mata mengering

lari percuma
diam mati
sembunyi tersiksa
dosa menunggu

waktu memburu
lubang menanti
kain menghampiri
kenanga tersenyum
mati takdirmu

21 Mar 2013

luka lari kau bawa pergi

luka lari kau bawa pergi
hilang lenyap dalam sepi
diam memendam menungu mati
tangis perih kau pendam
sedang senyuman kau hidangkan

langit mendung berkabar hujan yng tertunda
semilir angin menyelipkan sejuta wangi kenanga
teringat wajah tersirat dalam semburat hitam di mega
kau tertawa namun berbuah duka

tiada lagi kurasa namaku di hatimu
tiada kutemui hangat sapaan senyummu kala malam menghampiri
kau hilang tertelan sepi
bersama lolong serigala malam yang menyayat hati

detik jam berbisik
rentetan kata-kata menyerangku tanpa jeda
berjuta kenangan menggelayut manja
menempel lekat dalam dinding jiwa
enggan aku menatap barang sekejap
namun dia memaksa dan terus memaksa
bersemayam ia disana,menggantung di pelupuk mata

ada mu kina tiada berasa
kau samar di balik kabut-kabut bukit kepedihan
samar kau tersenyum, samar pula kau menghilang
enggan aku bertukar sapa
karena pedih masih bertahta dalam jiwa

tiada lagi aku peduli dimana kau berada
kau menghilang aku lenyap
sama-sama kita mengengam sebuah kenangan
tentang tawa dan tentang tangis
tenang janji dan tentang cinta
serta tentang luka yang menganga di dada

15 Mar 2013

Kerinduan

tangis terdiam
jerit terbungkam
rindu menusuk
pedih teriris
luka menganga
sukma membisu
raga terdiam
jarak menghadang
hati membeku
rindu membuncah

waktu membunuh
hari terbakar
surya mati
rembulan menangis
malam meradang
rindu tertelan..

rindu membuncah
rindu tertelan
rindu terhadang waktu
rindu terpukul jarak

rindu dan hanya sebatas rindu
masih bertahta dan tersisa dalam hatiku

13 Mar 2013

IBU..

air mata telah jatuh
leleh lebur dalam tangis
sejuta rindu menghentak dalam jiwa
seraut wajah tergambar dalam bayangan malam

seraut wajah penuh guratan waktu
terukir penuh tangis dan peluh
berliku penuh kenangan

sepasang tangan hangat memeluk sukma
hangat penuh rindu dan penuh duka
sepsang tangan bukti kerasnya dunia

lirih lembut sapaan wanita
serak berat seakan hendak menghujam surga
lebut tenang laksana lautan padamkan gejolak neraka

seribu rindu menumpuk dalam sukma
sejuta cinta menghujam dalam dada
mengalir tenang dalam liku sungai kasih sayang

kau berikan sejuta mentari dalam kasih sayang
kau limpahkan keindahan rembulan dalam senyuman
deras hujan terdiam dalam derai tawamu

aku terdiam dalam pelukanmu
menangis tersedu menatapmu
diam membisu kala kau kecup keningku

lama waktu kian beraganti
menggores sejuta luka dan duka
memebekas jelas dalam sukmamu
aku sadar dalam diamku
kau menngis dalam senyummu

kau rapal namaku dalam mantra doa
aku hanya bisa diam menangis
setiap kusebut namamu
setiap ku ingat wajamu
aku menangis

bahkan kini aku menangis
air mataku perlahan basahi pipi
saat kata-kata ini aku rangkai
saat wajahmu aku ukir dalam setiap bait

tak sanggup lagi kuteruskan kata ini
tiada kata tersisa yang bisa kutuliskan
hanya rindu yang tersisa dalam hatiku
berserta sejuta maaf untukmu
IBU..


untuk ibuku tersayang, yang selalu merindukan dan mendoakan anaknya, yang selalu tertawa dan tersenyum, meski sejuta luka kuberikan, yang selalu memberikan maaf, meski kesalahan selalu ku perbuat. ini rindu dan maaf untukmu IBU..

5 Mar 2013

Kebebasan : Nyata atau Ilusi ?


tulisan ini aku mulai tepat pukul 01:07 WIB, jam segini saya masih terjaga. masih pula ditemani segelas kopi dan sebungkus rokok. saya tak tau harus darimana memulai tu;isan untuk malam ini, karena jujur saja sebenarnya tulisan  yang saya tulis ini tak memiliki awalan yang pasti. senua yang akan saya tulis kali ini adalah sebuah penggambaran dari kejenuhan dan apa yang saya pikirkan. jangan salahkan juga jika memang ada typo dalam tulisan malam ini, karena saya masih manusia yang masih bisa salah (alasan klise). sebenrnya sih, mata mulai terasa berat dan mengantuk, tapi terlalu sayang untuk saya lewatkan begitu aja pikiran ini. sebelum tulisan ini saya lanjutkan dan kalian baca lebih lanjut, sebelumnya saya mohon maaf apabila ada yang tersinggung. saya g mengharuskan kalian membaca sampai selesai. kalo kalian sudah merasa tersisinggung bisa kok dihentikan bacanya.