25 Okt 2013

Dimana Perempuanku

perempuanku,
dimana dirimu aku tak tau
sepagi ini kau tinggalkan diriku
hanya sisakan kenangan pergumulan nan syahdu

terbaring aku dalam ranjang peraduan itu
memandang lekat-lekat pada pintu yang tertutup  rapat
kusisir pandang semua sudut ruang
tak kutemui juga dirimu

perempuanku,
sungguh teganya dirimu
kau pergi saat aku mencintaimu
kau membunuhku saat ku taburkan bibit kasih sayangku
kini semua mati percuma
tenggelam dalan lautan kesia-siaan belaka

semalam kau ucap janji setia padaku
semalam kau cium bibirku
semalam kau satukan ragamu denganku
namun kini kau pergi kemana aku tak tau

ini bukan cinta semalam lalu
bukan pula cinta monyet para remaja
ini cinta anak manusia sejati
terbungkus segala suka dan duka hati

perempuanku,,
dimana dirimu,,
perempuanku !
haruskah aku berkelana memutar bumi
haruskah kusibak rimbun lautan duniawi
demi memandang parasmu lagi

kau rajam diriku dengan sejuta tanya
kau tinggalkan aku dalam kebutaan
meraba segala rasa yang tersimpan dalam hati
mungkinkah ini nyata atau hanya sebatas mimpi

perempuanku,,,
oh perempuanku
diamana kiranya dirimu kini

23 Okt 2013

Sang Penyihir Hati

sendiri,,
hanya sendiri menghitung hari
merajam diri dengan sejuta rindu tak terperi
waktu berlalu silih berganti
semakin buatku merinding memandang dirimu dalam mimpi

kau serupa malam nan dingin
tenggelam dalam kesyahduan kelam nan ganjil
ngeri namun enggan buatku beranjak pergi
masih jua hati menetap senyummu malam ini

sungguh kau laksana penyihir dengan sejuta mantra magi
bahkan sepagi ini kau masih jua hadir dalam raga ini
apa yang telah kau beri padaku, kasih
hingga enggkau enggan beranjak pergi dari benak ku

waktu silih berganti
menggulung rindu dalam hati
dalam diam namun pasti
sejatinya kau telah mengusai diri ini

sekali
meskipun cuma sekali waktu berputar
bertemu dirimu dalam sekejap memandang
kan kukatakan isi hati
bahwa aku telah jatuh hati padamu
sejak pertama ku kenal dirimu

17 Okt 2013

Wanita Tertelan Pagi

"wanita yang diam sediri
terdiam memandang horizon sepi
apa yang kau nanti ?"

"terdiam aku sendiri
menanti surya yang kan kembali
ia yang akan bawa aku pergi
pada alam tanpa tepi"

"wanita yang terdiam sendiri
kau nanti surya sepagi ini
jika kabut menghadangmu kini
maka pergi dan kembalilah tidur dalam mimpi !"

"aku lah peniup kabut pagi
menggerakannya menyambut pagi
ia kan berdendang nanti
maka diam dan nikmati"

"wanita peniup kabut
awan kelam berarak sepi
horison hitam sepagi ini
berkabar hujan kan datang nanti !"

"biarkan saja ia kan datang
biarkan aku menari dalam derasnya hujan
lepaskan jiwa menyambut mentari"

"wanita menari dalam hujan
lihatlah deru angin memburu
ia akan menelanmu tanpa ampun
terbangkan dirimu nanti"

"lihatlah aku terbang
aku menyusuri alam
angin berbisik kepadaku
bahwa mentari tersenyum melihatku"

pagi hilang dalam sepi
tanpa mentari hanya hujan sebatas ilusi
kau terdiam kemudian pergi
wanita, tak ada kini, wanita, wanita, tak ada kini -

10 Okt 2013

Jiwa Suci Kerinduan

duduk ia diam sendiri
bermain dengan bayangan hati
menikam dan membunuh sepi
ketika aku tak dapat menemui

sejuta kepak sayap peri
terbang tinggi arungi hari
titipkan salam-salam rindu
pada arak-arakan awan sendu

rindu mu sendu membiru
cintamu merah membara
membakar segala
segala nafsu dan jiwa dalam raga

dengus desah angin memburu
detik desak berbisik
rindu berbuah sendu

aksara jangan terucap
simpan dan rasakan
rindu kan menari
dalam jiwa-jiwa yang suci

4 Okt 2013

Cerita Duka

Malam berbisik
Kisahkan sebuah cerita
Tentang sepasang anak manusia
Yang saling mencinta tapi tak untuk bersama

Berjumpa kala hujan menyapa
Pada segelas kopi mereka saling terpaut asmara
Waktu berlalu guratkan kisah
Tentang asmara betapa indahnya

Tuhan berkata segalanya sama
Cinta pun tiada beda
Namun hati harus merana
Karena cinta tak bisa bersama

Tangis teriring senja
Cericit emprit semarakan dunia
Namun sendu terlanjur berkata
Muramlah dunia seketika

Siapa keliru menaruh cinta
Mungkinkah Tuhan bermain pada mereka
Setinggi asmara bertahta, jatuh melayang hilang jua

Hanya tangis yang tersisa
Kala berpisah menjadi jawaban
Sore sendu langit merintih
Hitam mendung berarak ramai

Deru degup jantung memburu
Basah pipi oleh air mata
Menatap kekasih pergi
Hilang tertelan waktu yang tak akan kembali