18 Feb 2013

Malam sejuta Rindu


Mega malam kembali terlilit sepi
Rembulan kembali sembunyi dalam riak-riak awan mendung
Sedang gemintang manja mengintip dari balik tirai-tirai mega
Kenanga kembali mekar tanpa berkata
Melati kembali sebarkan aroma kerinduan yang tertunda
Gangsir dan jangkrik bernyanyi lirih tentang sedihnya merindu
Malam kembali tertelan dalam sepi
Namun sejenak ia pancarkan sejuta indah kerinduan
Sebuah kerinduan yang tersembunyi menyusup dibalik sukma
Menanati dengan sejuta caya para kunang-kunang
Caya rembulan redup tertelan seribu kunang
Gemintang iri dan menghilang
Beriringan sejuta bidadari tebarkan kelopak mawar
Lantunkan sejuta tembang rindu iringi malam yang kian menepi
Semilir angin hembuskan sejuta kabar dan sejuta bisik doa
Dari sukma-sukma yang sakit karna merindu
Rembulan seakan terpaku pada tempatnya
Tertahan oleh sejuta doa yang menahanya agar tak tertelan fajar
Lirih alam perlahan berdendang
Kembali menidurkan sang surya agar tak segera terbagun
Alam seakan berjalan dengan keindahannya
Menari dan bernyayi diatas padang kerinduan anak manusia
Inilah malam yang direstui para dewa
Malam yang terselimuti sejuta doa kerinduan
Malam dimana seluruh sukma lepas dari raga
Terbang ia beriring dan menghilang dibalik awan
Lenyap dan bermunculan pada sukma sang kekasih yang dirindu
Berpasang-pasang mereka terdiam dalam baluran caya redup rembulan
Malam dengan sejuta kasih
Adakah yang lebih indah dari malam ini
Kamajaya dan Kamaratih seakan hidup dalam setiap sukma anak manusia
Berdua mereka tanamkan arti dari kerinduan pada sepasang kekasih
Hingga malam dekati fajar
Hingga mentari perlahan membuka mata
Tetes rindu masih jua tertinggal
Dalam sejuta tetes embun yang menyapa dedaunan pagi ini