Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

3 Mar 2018

Tuhan, Aku malu padaMu

Tuhan,
Engkau adalah kekasihku
Engkau adalah tambatan hatiku juga
Engkau adalah selimut yang menghangatkan jiwaku
Engkau yang mendendangkan kidung menjelang tidurku
Engkau pula yang membisikan namaku saat pagi menjelang
Engkau yang menantiku saat aku pulang kala senja datang

Tuhan,
Engkau adalah sahabat karibku
Engkau yang menamparku saat aku menyimpang
Engkau yang membuatku tersenyum saat aku gembira
Engkau yang menyeka air mataku saat aku berduka
Engkau yang menguatkan jiwaku saat aku terpuruk
Engkau pula yang mengingatkan ku saat aku lupa

Tuhan,
Engkau begitu tau siapa aku
Engkau begitu tau isi hatiku
Engkau begitu tau setiap pikiranku
Engkau begitu tau setiap jalan langkah ku
Yang bahkan aku sendiri pun tak tau

Tuhan,
Tapi aku malu pada Mu
Aku tiada pernah benar-benar mengenal Mu
Bagaimanakah diri Mu
Bagaimanakah sifat Mu

Tuhan,
Begitu dekatnya diri Mu denganku
Tapi Tuhan,
Betapa jauhnya diriku padaMu
Dan aku malu pada Mu
Sungguh aku malu padaMu

Tuhan,
Aku malu jika nanti Engkau datang, ternyata aku tak tau
Aku malu jika nanti Engkau menegurku, ternyata aku tak sadar
Aku malu jika nanti Engkau menghapus air mataku, ternyata aku merasa asing

Tuhan,
Sungguh aku malu padaMu
Aku malu padaMu
maka dari itu Tuhan, biarkan kan kusembunyikan diriku
biarkan aku bersembunyi dalam lindungan kasih dan sayang Mu.

Senja beku


senja ini masih sama
langitnya pun masih begitu saja
arak-arakan awan itu masih sama pula
semburat lembayung itu masih juga tak berbeda
semuanya masih sama,

begitu juga dengan waktu ini
detik yang berganti
menit yang terlewati
jam yang terlampaui
hari yang berjalan pergi
semuanya tak jauh beda

tapi, tapi bagiku tak sama
senja itu begitu sepi
hari itu begitu sunyi
semburat lembayung tak lagi sama
tak ada kecerian,
tak ada keriangan,
yang ada hanya dingin

wangi melati tak lagi menggairahkan
fajar pagi tak lagi menyenangkan
yang ada hanya kesenyapan

mirah ku bisu
mirah ku beku
mirah ku,
mirah ku tenggelam bersama senja.

26 Feb 2018

Sepi


Inilah sepi tempat semua bermula
Inilah sepi dimana kita berjumpa
Inilah sepi dimana kita sama tercipta

Aku, kamu, kita mencipta sepi
Aku, kamu, kita beranak dalam sepi
Aku, kamu, kita sama tak tahan sepi
Hingga sepi memuncak
Akhirnya kita bersatu dalam sepi
Sama menghilangkan sepi sendiri-sendiri

Jangan hujat sepi
Karna sepi kita berjumpa
Karna sepi kita bersatu
Dalam sepi kita beradu
Dalam sepi kita bercumbu

Mari kita sama berjalan
Mengiring sepi menuju sepi
Dimana semua bermula dan berakhir
Inilah sepi,
Aku kamu masih bersama

20 Nov 2016

Rembulan bercerita

Biarkan Bulan bicara
tentang duka
tentang luka
serta, tentang rindu yang tak pernah ada

biarkan bulan mengigau
bercerita tentang kisah pilu
romansa sendu
dan kekasih yang tiada pernah jadi satu

dan rembulan menangis
ratapi kisah-kisah miris
cerita cinta tragis
tertikam asmara yang manis

rembulan bisu
andalan bujuk rayu
raba,
peluk
cium nafsu.

kisahmu sendiri terasa pilu,
saksi bisu cerita asmara palsu
sajian bius rayu,
sungguh malang nasib mu

rembulan murung mengurung diri
dibalik mendung yang terasa sepi
seperti kekasih yang ditinggal pergi

21 Apr 2016

aku menyerah pada sepasang matamu

sepasang mata menatap ku tajam
aku hanya terpaku terdiam
menelisik dari balik bayang-bayang
hingga hilang dalam keremangan

ia perlahan menari
dalam alunan nada sunyi
dalam gerak yang begitu sepi

aku luruh
menyerah dalam ketiadaan yang begitu memburu

jari lentik bergerak seirama
ia menyatu dalam sepi
sunyi meyerap dalam matanya
kutemukan Ilahi di pandang matanya

Tuhan ku turun
menjelma dalam sepasang matanya
menyusup dalam gerak tarinya

sunyi nan sepi
ia hanya sendiri
namun jiwa bersorak mengikuti

aku tenggelam
hilang lenyap
menyerah dalam ketiadaan
kembali dalam keheningan

aku menyerah pada sepasang matamu
adinda.

8 Apr 2016

karena kita bukan anak ayam dalam kandang

dan bicaralah
dan bersuaralah
teriak lantang
tentang ironi terbentang

apa guna mulut jika hanya diam
bisu tanpa suara
tenggelam dalam malam-malam kelam
terseret dalam mimpi-mimpi semu belaka

teriakan lantang
rajam
hentak
robohkan dinding-dinding usang

kita bukan anak ayam dalam kandang
bebas kan, dan bebas lah
teriak lantang
tentang ironi membentang

karena kita bukan anak ayam dalam kandang

26 Mar 2016

Aku membaca mu Kasih

BACA..!!!!

Aku membaca dirimu
Aku memperhatikan dirimu
Tiada kulepas pandang darimu

BACA.!!

Aku membaca dirimu
lewat sudut senyuman bibir mu
lewat kerling mata mu
lewat lirih suaramu
lewat deesah nafasmu

Aku membaca dirimu
lewat setiap gerakan mu

Aku membaca dirimu
Aku membaca drimu

Namun aku tak bisa membaca apapun

Aku tak sanggup membaca dirimu
Aku tak sanggup medeskripsikan setiap gerakanmu

Kasih.
Aku membacamu, namun aku tak tau
Aku tak tau.
Aku tak tau jika engkau cantik malam itu

6 Feb 2016

Rembulan mati di Jakarta

Rembulan mati di Jakarta
Lunglai hilang tertelan duka
tergantikan lampu dingin penuh warna

Rembulan mati di Jakarta
Tertelan gedung dingin bisu luka

Sepi malam terlalu sepi
Rembulan dingin bisu mati
langit kosong tanpa rasa
hambar tertelan deru klakson jalanan

malam sepi tertekan
anak perawan jalan sendirian
berteman remang lampu jalanan
rembulan mati sendirian

bintang turun ke jalanan
menjelma lampu toko berhamburan

malam sepi
rembulan mati
purnama hanya sebatas mimpi
di jakarta tiada rembulan malam ini

19 Jan 2016

lirih melodi kerinduan

bibir merekah dalam purnama
lirih melodi mengalun jiwa
tentang rindu orang disana
ingatan lama yang perlahan mengusik rasa

desah nafas dalam sepi
harum tubuh dalam mimpi
lirih memanggil hati
terselip dalam desir angin malam ini

alam bernyanyi dalam sepi
hati bersenandung dalam mimpi
tentang apa yang tertanam dalam jiwa
tentang rindu untuk orang disana

hati bersenandung dalam lirih melodi yang perlahan pergi
mendekap mimpimu dalam sepi
menatapmu menari dalam hati
untuk kembali tenggelam dalam angan-angan  mimpi

senandung melodi rindu
malam ini kunyanyikan untukmu
pengantar tidurmu malam ini
dan tenggelam lah dalam mimpi-mimpi
yang berujung pada rindu hati

30 Des 2015

Kembali ke Pangkuan Pertiwi

O,bangkitlah
kalian yang goyah

O,bangkitlah

Bangkitlah kalian dari mimpi
dari segala angan sunyi
langkahkan gontai kaki
tapak perlahan bumi pertiwi

sibak segala sepi
segala kabut sunyi
telisik derai rambut sang dewi
teriring desir angin samudra abadi

nyiur melambai memanggil kita kembali
dalam hamparan sawah yang merindu pagi
dalam lebat belantara yang memeluk dalam sepi
dalam biru lautan raya tiada tepi

langkah kan kaki mu kembali
dalam dekap pelukan pertiwi
tidurkan ragamu dalam pangkuan
mimpilah bersama kidung senyuman

kembali lah dalam pelukan pertiwi
lama sudah kita pergi darinya
bersama raga dan jiwa
jangan biarkan Ibu sepi sendiri dalam sunyi

28 Agu 2015

masih kah Jakarta bermimpi

masih kah ada mimpi di jakarta
yang kita tunggu setiap malam
ditengah wajah-wajah muram

masih adakah mimpi di jakarta
mungkin aku salah berkata
masih  bisakah kita bermimpi di jakarta
dimana raga bukan lagi jadi milik kita
malam hanya sebuah pemberhentian semantara
sedang tidur dan bermimpi adalah barang berharga

masih adakah mimpi-mimpi yang tersisa
kala surya pagi meyapa
selain bau asap jalanan
dan raungan sejuta klakson kemacetan

masihkah jakarta bermimpi
masihkah ada mimpi di jakarta
masihkah kita memimpikan jakarta

sejuta kesadaran yang tertampung
sejuta raga yang saling mengepung
jakarta bukan milik jakarta
jakarta milik sejuta jiwa
jakarta tiada kan pernah terlelap
meski malam terasa begitu gelap

jakarta dengan sejuta jiwa
tak sanggup lagi utuk berkata
bahkan untuk sekedar menutup mata
lalu, kapan jakarta kan bermimpi

mungkinkah mimpi tiada di jakarta
atau jakarta yaang tiada pernah bermimpi
tidurlah, malam sudah terlalu kelam

26 Agu 2015

Ayah, mana ?


malam kembali lagi,
kali ini aku hanya tidur sendiri
semua terasa begitu sepi dan sunyi

aku hanya menatap langit-langit kamar
menghitung setiap lubang paku
menghubungkan setiap garis-garis samar
mencoba menggambar wajah mu

aku masih ingat setiap cerita yang kau baca
sebelum mata perlahan terpejam
sebelum sukma ku tenggelam dalam kelam
dan angan ku hanya berujung pada air mata

pagi tadi aku hanya melihat dari balik jendela
bersama dingin yang membelai menggoda
kau terbaring dingin tanpa kata
seperti buku yang telah habis dibaca
tertutup dalam bisu dan diam saja

kemarin malam tak kau bacakan sebuah cerita
malam itu kau membawa album penuh foto dan nama
kau ceritakan setiap nama disana
aku mencoba terjaga, mesti mata tak lagi bisa di ajak bicara,
dan aku tenggelam dalam alunan nada cerita

dan, malam ini aku hanya sendiri
tak ada tawa atau cerita
hany ada sepi

tadi aku bertanya pada ibu
"Ayah, mana ?"
"Cerita ayah kemaren belum selesai"
dan semua itu terjadi
ibu hanya diam dalam bisu
lalu semua berujung pada air mata

7 Agu 2015

Tuhan, mari bertemu

Apa yang hendak aku cari
Dalam malam yang kian sepi
Selain sisa-sisa dian suci dalam hati
Jaga erat sebelum mati

Tuhan, engkau dimana ?
Aku mencari dalam ramai sepi dunia
Dalam hening sunyi sukma
Namun hanya kehampaan yang kurasa

Tuhan, tiadakah kau mau kita bersua
Aku hendak bicara
Tertawa bercanda bersama

Tuhan, dalam hening aku menunggu
Meski sekejap bersua dengan diri-Mu

Tuhan, disini aku menanti
Berdiam dalam istana hati


26 Jul 2015

Tuhan, benarkah aku kembali ?

Tuhan,
aku kembali lagi disini
setelah lama aku lari
setelah lama aku hilang pergi

Namun,
Engkau yang paling tau isi hati
apakah aku ini benar kembali

atau hanya kepura-puraan sebelum aku pergi.

20 Jul 2015

Rembulan mati

sepasang kekasih membunuh rembulan
dengan sumpah serapah sejuta kesepian
bersama belati luka rindu
menganga mega tersayat sejuta gemintang gugur menjadi debu

sepasang kekasih di awal pagi
menantang surya untuk kembali
embun berhenti dalam tarian angin
daun enggan gugur dalam kengerian
sedang surya hanya mengintip dibalik deretan awan

dan bangkit lah segala sepi
segala duka lara hati
segala tangis dan teriak dalam sunyi
lepas pergi jangan kembali

karena rindu tiada tertahan lagi.

5 Mei 2015

Tarian Sepi

menari dalam sepi
hanya teriring desah nafas dan gerak naluri
demi mencapai hening sejati
selaras dengan kehendak ilahi

menari tanpa henti
gerakan raga dan jiwa tanpa tepi
dalam lekuk dan gerak tari
mencapai sukma sejati

jangan berhenti
dalam hentak kaki
dalam liukan gerak jari
terselip segala doa dan puji

dalam peluh mentes perlahan
dalam desah kebisuan
dalam getar jiwa dan raga
terkandung segala jawab sebagai manusia

tarian sepi
memuji Tuhan dalam diri
kembali sadar dari mimpi
bahwa kita setitik ciptaan ilahi


16 Mar 2015

Cinta Abadi ku

aku hanya memandang sepasang matamu
sedang kan dirimu hanya memandang diri ku
sepanjang waktu berlalu
tiada sepatah kata
hanya bahasa mata

sebuah senyuman mengukir di bibirmu
engkau rapikan helai rambut yang menutupi matamu
perlahan kau tersipu malu

kita lewati hari bersama
dari mentari hangatkan dunia
hingga malam yang berkuasa dengan sepinya

sejuta kerlip gemintanng penuhi mega
sejuta kerlip lampu penuhi kota
kita tenggelam dalam keduanya
sepasang anak manusia dimabuk asmara

dibawah lampu kota kita tertawa
ditera dingin malam kita berdua
bergandeng tangan arungi dunia
hingga mentari kembali menyapa

kini entah berapa banyak waktu berlalu
keriput mulai hiasi parasmu
engkau terbaring lesu
namun senyuman mu coba menghiburku

malam itu kita kembali berdua
telusuri cerita lama
ada senyum dan tawa
namun, ada tangis dalam dada

air mata mengalir tanpa kuasa
kau hapus perlahan sembari berkata
tak boleh ada air mata
karena kita kan selalu bersama

hari berganti waktu berlalu
aku terdiam pandangi foto dirimu
berteman sepi yang begitu pilu
engkau pergi tanpa diriku
sedang kita telah berjanji kan bersama selalu

kini aku kembali berdiri
jalani hari tanpa rasa sepi
karna aku tau kau selalu ada disisi
bersemayam dalam hati

14 Mar 2015

Seribu Purnama Menunggu

seribu purnama berlalu
aku masih menunggu
berteman sepi yang perlahan hendak menikam diriku

seribu purnama berlalu
engkau belum jua kembali pada ku
sedang aku masih setia terdiam dalam mimpi bisu

aku menunggu dalam ketidakpastian
apakah itu suatu kebodohan
mungkinkah juga sebuah kegilaan

gilakah aku yang setia menanti dirimu
bodoh kah diriku yang ingin kembali mengecup bibir mu

kasih,
hidup sepi dalam keheningan
hampa bersama kehilangan
engkau penghibur dalam bayang-bayang
meski hanya sekejap memandang kemudian hilang

kembali kan kutunggu dirimu
hingga seribu purnama berlalu
berteman sepi yang begitu pilu
dan rindu yang menuntut temu

5 Mar 2015

hingga seribu purnama berlalu

lama sudah ku sebut namamu
dalam setiap sepi yang megepungku
dalam setiap rindu yang begitu pilu

ada yang tertinggal dalam senyuman
ada yang tenggelam dalam setiap pandangan
ada yang terpaku dalam setiap ucapan
berujung pada sebuah kerinduan

terkadang aku tenggelam dalam angan
mendekapmu tanpa batasan
melewatkan waktu yang entah sampai kapan
angan dan kenyataan hanya sebuah pembatas sialan

kasih,,
hendak aku kata apalagi
haruskah aku kemudian berlari
untuk kemudian terjatuh kembali
atau aku hanya diam dan menanti

kasih..
apa yang terkubur dalam sepinya malam
selain kerinduan yang begitu kelam
apa yang tersisa di awal pagi
selain kerinduan yang hanya sebatas mimpi

dan aku masih menunggu
hingga seribu purnama berlalu

7 Jan 2015

Kidung Asmara yang Sejati


kidung asmara yang tak habis dimakan usia
berdendng dengan segala cara
menembus batas dinding swargaloka
untuk bersemayam dalam setiap jiwa

tangis tawa hanya rangkaian nada
lalu dimana liriknya berada
tergantung setiap manusia
hendak ia tulis apa lirik lagu asmara dirinya

mereka kan berdendang dalam tangisan
menari dalam keterpurukan
kemudian bangkit dengan sejuta duka
lalu kembali menyelam dalam samudra asmara

kidung asmara yang penuh janji nan suci
Namun perlahan menyayat hati
perlahan mengajak kita untuk mati
dengan sejuta muslihat sejati.