5 Des 2012

Pemuda Tanpa Nama


berdiri ia di gerbang desa
mematung membayang senja
terseok ia dalam langkah
menyeret kaki pincang berlumur darah

sebilah pedang ia jadikan tongkat
pedang usang bau anyir darah
tua berkarat ia temukan di gudang entah milik siapa
namun entah berapa nyawa ia korbankan

tiada mata menatapnya
semuanya terdiam di balik tembok
terdiam, berteman tanya
"siapakah dia ?"

masih saja ia melangkah
tingalkan seretan darah di atas tanah
menggenang bercampur kubangan
sisa hujan tadi siang
angin senja berhembus perlahan
kabarkan anyir darah manusia

berhenti dia di bawah beringin tua
tiada nampak duka dalam matanya
hanya guratkan senyuman kecut yang menahan perih
dia angkat kepalan tangan tinggi-tinggi
perlahan ia bernafas penuh amarah
lantang dia berteriak
"Telah aku bunuh para Belanda Keparat !!"

kemudian ia terdiam
terjatuh tergolek berlumur darah
tiada daya dia bagkit dan berjalan
perlahan dalam gumaman
"aku telah membunuh belanda keparat, mak !"
bersama redupnya senja ia meregang nyawa

2 komentar: