16 Nov 2012

belati dalam rindu


kutatap rembulan malam ini
begitu syahdu dan sangat menggoda
namun entah mengapa kurasa sepi disana
tanpa gemintang mengerjap meggoda diri

perlahan aku tergeletak berselimut sepi
berlayar dalam lautan mimpi
terombang-ambing dalam badai kebimbangan
tersayat oleh perih dalam batin

sepi hari kurasa saat mentari berlalu berganti malam
rindu menggebu saat rembulan memuncak jiwa
pedih merasuk dalam sukma saat fajar bicara
berbisik dalam balutan kabut tersamar dalam kelam

telah kau selipkan belati dalam setiap rindu yang kau tinggal
kau oleskan racun dalam setiap kenangan yang tersisa
dan kau tinggalkan diriku dalam raungan pedih sayatan kerinduan
tergeletak meregang nyawa bersama kenangan yang tertinggal

ketika pagi bersenandung bersama kutilang di ranting cemara
aroma dedaunan yang membusuk di lantai hutan
dan lirih samar suara kali di pinggir desa
maka saat itu pula aku tersiksa akan rindu padamu

aku membuta pada dirimu
hanya meraba setiap bayangmu
mengecup setiap kenangan yang berlalu
tenggelam dalam bayang-bayang dirimu

terbayang wajahmu dalam pelupuk mataku
rambutmu yang hitam laksana mahkota para dewa
hidungmu kecil mancung, yang selalu menggoda jiwa
pipimu laksan buah fuga yang terbelah sama rata
bersama rona merah disetiap lengkungan
bibir mungilmu masih seperti aliran sungai yang tenang dan menggoda
bagaimana mungkin kan ku lupa semua itu
semua terpatri dalam ingatan akan dirimu kasih

kini biarlah kulalui hari berganti
bersama belati tertikam dalam hati
bersama racun yang tertidur dalam jiwa
dan berteman kenangan akan dirimu kasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar