26 Apr 2011

Lekra " sebuah mata rantai yang hilang"

 malam ini ada sebuah kpencerahan terhadap saya tentang sejarah sastra puisi di Indonesia tercinta. ternyata ada sebuah rantai sejarah yang terpotong dan menghilang. entah hilangnya potongan ini benar2 hilang atau memang sengaja d hilangkan. selama ini sejarah sastra yang kita kenal adalah angkatan 45, pujangga baru, balai pustaka, sastra melayu, angkatan 1950- 1960, dan banyak angkatan2 sastrawan yang lain. tapi ternyata ada satu lagi potongan yang hilang yaitu masa LEKRA ( lembaga Kebudajaan Rakyat). mari kita lihat apa sih lekra dan kenapa dia hilang..
 pada awalnya lekra adalah sebuah bentuk lembaga kebudayaan sayap kiri ( komunis) d Indonesia. lekra ini hanya bertujuan untuk menghimpun para sastrawan sayap kiri yang ada. para pendiri lekra beranggapan bahwa seni atau sastra tidak bisa di hilangkan darai unsur rakyat. anggapan ini dapat di lihat dalam mukadimah lekra paragraf pertama yang berbunyi :
"Menyadari, bahwa rakjat adalah satu-satunya pentjipta kebudajaan, dan bahwa 
pembangunan kebudajaan, dan bahwa pembangunan kebudajaan Indonesia baru hanja 
dapat  dilakukan oleh rakjat, maka pada hari 17 Agustus 1950 didirikan Lembaga 
Kebudajaan Rakjat, disingkat Lekra."
 dari sini bisa kita lihat bahwa orang-lekra beranggapan bahwa sastra dan seni itu harus berhubungan dengan yang namanya rakyat,karena merekalah yang telah memebentuk seni itu.
 
jika berdasarkan perspektif saya maka tidak ada masalah seharusnya dengan Lekra ini karena budaya mmng berasal dari rakyat, kesenian adalah suatu bentuk kebebasan dan merupakan hak yang mendasar dari setiap insan manusia,,lalu ada pa dengan Lekra ini kenapa mereka menghilang dari sejarah kita. 
malam ini aku sedikit mendengar kenapa badan lekra ini menghilang..
jika kita lihat lagi posisi lekra ini yang merupakan suatu lembaga kebudayaan sayap kiri yang di gagas oleh Aidit,nyoto,dll yang notabene adalah para tulang punggung partai PKI d Indonesia,,mungkin inilah yang menyebabkan keberadaan lekra d tiadakan..karena pada masa2 itu pergunjingan mengenai PKI begitu besar dan kuat,,
D.N AIDIT
njoto
 itu dua foto para pendiri dan penggagas lekra
 
sebenarnya masih banyak lagi para pendiri lekra,,tapi saya hanya menemukan dua orang tersebut karena masih terbatasnya akses data yang saya miliki..
terbebas dari semua hal yang ada entah itu penyimpangan atau tidak dari lembaga kebudayaan Lekra ini..
saya pribadi hanaya berakata bahwa seni adalah suatu bentuk dari ekspresi terdasar dari pikira,, pandangan, dan perasaan seorang manusia. entah itu ada hubunganya dengan ideologi atau politik, seni itu indah dengan setiap keadaan yang menyertai pembuatannya..
oia ni ada lampiran lengkap mengenai mukadimah Lekra yang di kuat dalam salah satu media masa, ( tadi saya  mencari2 dan dapet)
semoga berguna saja untuk menambah wawasan dan pengetahuan sejarah sastra kita walau bahan yang saya berikan masih jauh dari lengkap
 
Lembaga Kebudajaan Rakjat.
Mukaddimah
Menyadari, bahwa rakjat adalah satu-satunya pentjipta kebudajaan, dan bahwa 
pembangunan kebudajaan, dan bahwa pembangunan kebudajaan Indonesia baru hanja 
dapat  dilakukan oleh rakjat, maka pada hari 17 Agustus 1950 didirikan Lembaga 
Kebudajaan Rakjat, disingkat Lekra. Pendirian ini terjadi ditengah-tengah 
proses perkembangan kebudajaan jang sebagai hasil keseluruhan daja-upaja 
manusia setjara sadar untuk memenuhi, setinggi-tingginya kebutuhan hidup lahir 
dan batin, senantiasa madju dengan tiada putus-putusnja.


Revolusi Agustus 1945 membuktikan, bahwa pahlawan di dalam peristiwa 
bersedjarah ini, seperti halnja di dalam seluruh sedjarah bangsa kita, tiada 
lain adalah rakjat. Rakjat Indonesia dewasa ini adalah semua golongan di dalam 
masjarakat jang menentang pendjadjahan. Revolusi Agustus adalah usaha 
pembebasan diri rakjat Indonesia dari pendjadjahan dan peperangan, pendjadjahan 
dan penindasan feodal. Hanja djika panggilan sedjarah ini Revolusi Agustus 
terlaksana, djika tertjipta kemerdekaan dan perdamaian serta demokrasi, 
kebudajaan rakjat bisa berkembang bebas. Kejakinan tentang kebenaran ini 
menjebabkan Lekra bekerdja membantu pergulatan untuk kemerdekaan tanahair untuk 
perdamaian diantara bangsa-bangsa, di mana terdapat kebebasan bagi perkembangan 
kepribadian berdjuta-djuta rakjat.


Lekra bekerdja chusus dilapangan kebudayaan, dan untuk masa ini terutama 
dilapangan kesenian dan ilmu. Lekra menghimpun tenaga dan kegiatan 
seniman-seniman, sardjana-sardjana pekerdja-pekerdja kebudajaan lainnja. Lekra 
membantah pendapat bahwa kesenian dan ilmu bisa terlepas dari masjarakat. Lekra 
mengadjak pekerdja-pekerdja kebudajaan untuk dengan sadar mengabdikan 
daja-tjipta, bakat serta keahlian mereka guna kemadjuan Indonesia, kemerdekaan 
Indonesia, pembaruan Indonesia. 


Zaman kita dilahirkan oleh sedjarah jang besar, dan sedjarah bangsa kita telah 
melahirkan putera-putera jang baik dilapangan kesusastraan, senibentuk, musik, 
maupun dilapangan-lapangan kesenian lain dan ilmu. Kita wadjib bangga bahwa 
kita terdiri dari suku-suku jang masing-masingnja mempunjai kebudajaan jang 
bernilai. Keragaman bangsa kita ini menjediakan kemungkinan jang tiada terbatas 
untuk pentjiptaan jang sekaja-kajanja serta seindah-indahnja.


Lekra tidak hanja menjambut setiap sesuatu jang baru; Lekra memberikaan bantuan 
jang aktif untuk memenangkan setiap jang baru madju. Lekra membantu aktif 
perombakan sisa-sisa "kebudajaan" pendjadjahan jang mewariskan 
kebodohan,rasarendah serta watak lemah pada bangsa kita. Lekra menerima dengan 
kritis peninggalan-peninggalan nenek mojang kita, mempeladjari dengan saksama 
segala-gala segi peninggalan-peninggalan itu, seperti halnja  mempeladjari 
dengan saksama pula hasil-hasil tjiptaan kelasik maupun baru dari bangsa lain 
jang manapun, dan dengan ini berusaha meneruskan setjara kreatif tradisi jang 
agung dari sedjarah dan bangsa kita, menudju kepentjiptaan kebudajaan nasional 
jang ilmiah. Lekra menganjurkan kepada anggota-anggotanja, tetap djuga kepada 
seniman-seniman sardjana-sardjana dan pekerdja-pekerdja kebudajaan lainnja 
diluar Lekra, untuk setjara dalam mempeladjari kenjataan, dan untuk bersikap 
setia kepada kenjataan dan kebenaran.


Lekra mengandjurkan untuk mempeladjari dan memahami  pertentangan-pertentangan 
jang berlaku didalam masjarakat maupun didalam hati manusia, mempeladjari dan 
memahami gerak perkembangannja serta hari depannja. Lekra menganjurkan 
pemahaman jang tepat atas kenjataan-kenjataan didalam perkembangnnja jang maju, 
dan mengandjurkan hal itu, baik untuk tjara-kerdja dilapangan ilmu, maupun 
untuk pentjiptaan dilapangan kesenian. Dilapangan kesenian Lekra mendorong 
inisitatif, mendorong keberanian kreatif, dan Lekra menjetujui setiap bentuk, 
gaja ,dsb., selama ia setia kepada kebenaran dan selama ia mengusahakan 
keindahan artistik jang setinggi-tingginja.


Singkatnya, dengan menolak sifat anti-kemanusiaan dan anti-sosial dari 
kebudajaan bukan-rakjat, dengan menolak perkosaan terhadap kebenaran dan 
terhadap nilai-nilai keindahan. Lekra bekerdja untuk membantu pembentukan 
manusia baru jang memiliki segala kemampuan untuk memadjukan dirinja dalam 
perkembangan kepribadian jang bersegi banjak dan harmonis.


Di dalam kegiatan Lekra menggunakan tjara salinjg-bantu,saling-kritik dan 
diskusi-diskusi persaudaraan didalam masalah-masalah pentjiptaan. Lekra 
berpendapat, bahwa setjara tegas berpihak pada rakjat dab lengabdi kepada 
rakjat, adalah satu-satunja djalan bagi seniman-seniman, sardjana-sardjana 
maupun pekerdja-pekerdja kebudajaan lainnja untuk mentjapai hasil jang 
tahanudji dan tahanwaktu. Lekra mengulurkan tangan kepada  
organisasi-organisasi kebudajaan jang lain dari aliran atau kejakinan apapun, 
untuk bekerdjasama dalam pengabdian ini.

[Disalin ulang dari "Dokumen Kita", Majalah Kancah, Paris, Lampiran Khusus 
NO.10, TH.X, 1984].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar