10 Jul 2012

penantian sang gadis


langit kian menghitam
tapi kau tiada beranjak pergi
hanya terdiam memandang hampa
tiadakah kau bosan disana
menatap kosong melayang entah kemana

lihatlah hujan kian menghilang
dibalik gelegar suara petir
ada takut dalam dadamu
akan dia yang akan pergi

dibalik jendela kau hanya terdiam
menatap jalan yang kian menghilang
dalam rimbun ranting cemara
hanya secercah lampu mengintip dari balik kabut malam

lama waktu bergulir menjauh
tinggalkan rasa yang kian menggebu
disana ada bayang pilu
pada dia yang mencuri hatimu

kini detak rindu mengiringi harimu
alirkan sendu rindu yang tiada bertemu
hanya berharap membayang semu

haruskah waktu kembali berganti
sedangkan hati tak ingin berpaling
lama waktu aku menanti
wujud ragamu disisi

aku manusia punya rasa
lelah hati lama menanti
kapan kau akan kembali

malam kian tenggelam dalam hujan
petir kian riang tertawa lebar
dan aku kembali terdiam
menatap jalan yang kian menghilang
berharap ada dirimu disana.

4 komentar:

  1. Loh, ini mirip dengan puisi sebelumnya. Kalau boleh jujur, aku suka yang sebelumnya. Hehe :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. memang,ini sama dengan sebelumnya, hanya beberapa perubahan saja, mungkin bisa juga disebut sebuah kelanjutan

      Hapus
  2. di sana
    di sisi
    pake spasi bang
    menunjukan kata tempat.

    BalasHapus