5 Jul 2012

aku, dia dan pintu besi...


malam mulai terbang tinggi dalam kuasa sang ilahi. disana, dibalik tebalnya mega dia terbang tinggi tanpa arah pasti.  entah apa yang dia cari dalam kelam dan dibalik mega mendung yang kian menebal. tiada nampak rembulan manja maupun para bintang penggoda, mereka hanya terdiam dan menatap pilu dibalik iring-irigan awan kelam itu. semua itu tiada dia pikirkan, ia tetap terbang dan terus terbanng entah sampai kapan ia akan tetap terbang tanpa tujuan seperti itu. entahlah mungkin dia sendiri tak pernah mengerti apa yang dia lakukan. sorot mata yang ia lihatkan bukanlah sebuah tatapan kosong tanpa arti. ada sebuah maksud yang tersembunyi disana. sebuah pencarian yang selama ini lama dia tinggalkan. tapi apa yang dia cari ?. dalam benaknya diapun juga masih mencari sebuah jawaban akan pertanyaan itu. kemudian dia menghilang dibalik siluet bukit yang bersinar bersama bangkitnya sang fajar.


mentari kian meninggi dan bersinar dengan kesahajaan dan kerendahan hatinya. merelakan dirinya di umpat karena panas dan di puja karena teduhnya dalam bayangan sang awan. setitik siluet berkelebat dari balik mentari. akankah itu dia yang semalam terbang tanpa tujuan dan tanpa arti. atau mungkin itu bukan dia. entahlah tapi dia hanya berputar melingkar, sembari menatap hampa pada daratan yang lama telah dia lupakan. ada sebersit rasa ragu pada hatinya. ragu untuk dapatan jawaban akan apa yang dia cari. dan dia kembali merasa bingung dalam ketidak tahuaanya. lama dia terdiam menatap jauh membatas pada harizon biru disana. apa ?, apa yang kau lihat disana ?. adakah jawaban yang dia cari. ataukah dia hanya meraba dan mengawan akan apa yang dia inginkan. apa yang dia inginkan ?. apa yang dia cari ?.  banyak tanya yang menghujat padanya, tapi dia sendiri tak pernah tau apa yang harus dia jawab. dia hanya terdiam, dan sedetik kemudian dia kembali hilang dalam iring-iringan awan mendung yang bergetar bersama petir.

aku hanya terdiam menatap dia yang kemudian hilang tanpa bekas. ada tanya yang kemudian timbul dalam hatiku, akankah dia akan temuan apa yang dia cari, atau semua itu hanya ilusi dirinya semata ?. sudahlah, untuk apa aku memikiran sebuah hal yang semakin membuatku tak mengerti seperti ini. lebih baik aku diam dan melihat apa yang akan terjadi selanjutnya. kemudian ada sebuah rasa aneh dalam hati ini. rasa yang baru pertama kali aku rasakan. ini bukanlah rasa cinta yang selalu mereka katakan sebagai hal yang paling indah. aku bahan tak tau harus aku sebut apa rasa ini. lihatlah sekarang, aku hanya terdiam dan terjebak pada rasa yang tak pernah aku mengerti apa itu. inikah yang namanya kebimbangan dan keraguan itu. dalam batin aku hanya bisa mengumpat pada dia yang kini hilang dalam buaian sang awan. sejenak aku terdiam dan tertidur berharap rasa ini dapat aku jelaskan.

malam kembali bertahta, bermahkotakan rembulan dan para bintang. aku hanya terdiam dan duduk di kursi usang menatap langit. malam ini ada yang aneh aku rasakan. rembulan tiada tersenyum dan menggoda. para bintang tiada berkedip manja. semilir angin seakan-akan membawa kabar buruk. hening,,malam ini begitu hening tiada lagi aku dengarkan suara jangrik atau godaan burung hantu tua itu. malam apa ini ?. kenapa begitu dingin, sepi, dan tanpa rasa. sementara tidurku tadi tiada berguna. aku bahan tak dapat pejamkan mata ini. rasa itu selalu datang menggoda setiap kali kucoba untuk menutup mata. lama aku terdiam dan berfikir akan apa yang aku rasakan. namun, semakin lama aku berfikir semua itu semakin membuatku terjebak dalam ketidak tahuan.

lama waktu berganti, tinggalkan sisa-sisa cerita yang tak pernah aku mengerti. selalu ada bagian hati yang bertanya tentang jawaban yang aku cari. pikiran ku sejanak melayang jauh, menyibak setiap memori yang telah lama aku tinggalkan. bahkan aku tak pernah tau bahwa aku memiliki setiap kenangan itu. sebuah bayangan kembali menghadang dalam pikiran dan menggantung di pelupuk mata. tersadar aku, bahwa bayangan itu adalah dia. lama waktu terlewat aku tak pernah lagi menemukan dia kembali. bagaimana keadaan dia sekarang, apakah dia telah temukan apa yang dia cari ?. tiba-tiba saja semua tanya itu mengalir pelan dalam benakku.

kutatap jauh menyibak setiap hamparan ilalang di depan mata. kutelanjangi mereka dan kupertanyakan keberadaanya disana. lama kupandang setiap ilalang yang menari bersama angin, dan bercumu memadu kasih. lama aku terdiam menatap itu semua. tanpa tersadar ada sebuah siluet hitam disana, berdiri diam. entah sejak kapan siluet itu berdiri disana. tatapan mata itu, begitu dingin dan tanpa nyawa. aku hanya terduduk diam dan memandangnya. sejenak kemudian dia hilang dan bersembunyi dibalik rimbunya ilalang. itu dia yang selama ini aku pertanyakan. dia yang selama ini buatku terus bertanya. dan dia pula yang buatku terperangkap dalam rasa ini. tapi, kenapa tatapan mata itu sangat kosong. tatapan mata yang seolah siratkan bahwa dia tak pernah temukan apa yang dia cari. aku kembali terdiam, sandarkan diri pada kursi dan nikmati senja yang kian mendekati mati.

malam kembali menyambut. bersama kidung-kidung rindu yang mengalun bersama angin, dan membuai para manusia. aku masih duduk di kursi usang itu, menatap jam dinding yang semakin usang, dan mngkin sebentar lagi akan mati. sedari tadi aku hanya berfikir tentang tatapan mata itu. kenapa begitu kosong, dingin dan pilu. sejenak aku kembali terdiam, aku kembali menggali jauh kedalam hati. kutemukan disana sebuah rasa yang embali tak aku mengerti. kenapa kamu harus ada ?. siapa yang menciptakan rasa ini ?. aku berdiri dan kemudian menatap cermin besar yang telah usang ini. kulihat disana bayanganku yang berdiri terdiam. kutatap dalam-dalam mataku mencoba menggambarkan apa yang ada di balik mata ini. astaga, apa ini yang aku temukan ?. kenapa mata itu sama dengan mata dia. kenapa siluet ini sama dengan silluet dia. apa arti semua ini. aku semakin tertarik jauh dan tenggelam kedalam dasar jurang kebimbangan yang aku tak tau semua ini akan berhenti.

fajar sekali lagi menyapa dengan indahnya. bangkitkan setiap makhluk dari mimpinya. dengan hangat dan lembutnya sentuhan sang mentari. seperti ayah yang memeluk hangat anak-anaknya. begitu juga diriku yang terbangun dari tidur panjang ini. kutatap sekeliling mencoba menngenali setiap barang yang ada dalam kamar ini. samar-samar terdengar teriakan, tangisan dan jeritan. dimana aku ini ?, kenapa aku disini ?, kenapa semua ini ?. kucoba untuk berdiri, tapi berat terasa badan ini. kaki dan tanganku tak mampu bergerakbahkan untuk sejengkal pun aku tak mampu. kulihat tubuhku dan aku semakin tak mengerti. kenap aku diikat, kenapa aku harus diikat ?. pandanganku melayang pada pintu besi usang yang berjendela jeruji. semakin aku bertanya kenapa aku disini. sayup kudengar derap langkah mendekat. entah kenapa ada rasa takut dalam hatiku. aku takut pada siapa yang akan datang dari balik pintu itu. aku takut akan apa yang akan terjadi padaku ketika pintu besi itu terbuka.

suara berat pintu terbuka buatku terperanjat. kutatap setiap wajah yang berada di sekitarku. siapa mereka ?. apa yang mereka lakukan padaku ?. wajah itu,,wajah siluet hitam yang kulihat sore itu. kenapa dia disini ?. dan seiring tatapan matanya yang kosong tanpa arti dan dingin. aku kembali tertidur tanpa tahu apa yang aku alami hari ini. sejuta tanya terkunci dalam hati.

5 komentar:

  1. like this dah!! tulisannya bagus..

    BalasHapus
  2. Diksimu terlalu berat untuk mengkategorikan tulisan ini sebagai cerpen, bang. XD Pertanyaan aja deh, kenapa ngetiknya gak sesuai EYD, bang? ^_^

    BalasHapus
  3. agak gimana gitu baca ini pagi-pagi dan ditulis seorang doni ? hihihi

    BalasHapus
  4. Monolognya super sekali bang, tapi rada berat euy dari kalimat perkalimat bukan konsumsi otak gw jadi rada susah di tangkap maknanya. intinya dia kesepian kali ya?
    betewe eydnya bang, setiap awalan setelah titik huruf besar. kata menunjukan tempat di sana di sini di mana, ke mana di pisah.

    BalasHapus
  5. ini tergolong prosa kalau menurutku, lumayan bagus kok...
    aku juga suka bikin prosa, follow nd komen yaaa... thx u...

    BalasHapus