11 Mei 2011

membaca penyair dari puisi

 akhirnya setelah sekian lama g posting,,hemmm,,ada sebuah rasa rindu jga lama g posting,,ad rasa rindu ketika tangan2 ini g mengtik rangkain kata isi hati,,apa ya mau nulis apa aku masih bingung d sini,,tapi hasrta hati ingin menulis,,
oia,,,selama aku vacum g posting dan menghilang dari dunia maya..aku menghabiskan waktu untuk memebaca dan mencoba memahami yang namanya puisi,sastra dn sajak,,aku banyak download dan baca2 beberapa hasil karya para sastrwan d indonesia,seperti CHAIRIL ANWAR,W.S RENDRA,TAUFIL ISMAIL,TOTO ISKANDAR, SUTIKNO W.S,dan lain-lain,,


dari memebaca setuap karya tersebut memiliki sebuah jiwanya masing2,tapi ada satu garis lurus yang dapat kita tarik yaitu,menulis puisi merupakan ajang untuk membebaskan pikiran mereka,menuangkan setiap cerita dan pengalaman yang mereka lakukan,seperti SUTIKNO W.S puisi banyak menceritakan mengenai kerinduan dan kehidupannya di balik jeruji besi, d stu dia menceritakan bagaimana sih kehidupan d balik penjara jaman dulu itu. siapa itu SUTIKNO W.S bisa d baca kembali artikel saya mengenai LEKRA,
begitu juga dengan CHAIRIL ANWAR DAN RENDRA,mereka memiliki aliram dan gaya sendiri dalam membuat sebuah karya puisi,, tanpa terkekang batasan, setiap membaca puisi mereka ada sebuah rasa bebas dalam setiap kata yamng terangkai dan setiap bait yang tertuis
pernahkah kalian baca salah satu karya CHAIRIL ANWAR yang berjudul AKU....ya sebuah karya yang sngat umum dan pasti banyak yang tau,,coba baca sekali lagi d stu agaimna dia merendahkan AKU,sampai serendah itu,tapi ada sebuah angan dan harapan dari makhluk serendh itu yaitu si AKU dia ingin hidup untuk seribu tahun lagi,,aku menggambarkan d sni bahkan seorang yang telah rendhapun memiliki hak dn keinginan untuk hidup terlepas dari setiap tekanan yang ada, salah satu baitnya " biar peluru memenbus kulitku" itu aku anggap peluru utu adalah setiap tekanan dan rintangan dalan hidup yang menembus kulit ( jiwa,hati,pikiran),
 W.S RENDRA coba kalian baca salah satu karyanya yang berjudul "DOA SEORANG SERDADU SEBELUM BERPERANG", dstu rendra menggambarkan bagaimana saat serdadu2 itu d hadapkan dengan keadaan dia harus membunuh sedangkan memebunuh itu d larang oleh setiap agama, bagaimana saat setiap firman dari SANG ESA tergores dalam setiap tumpukan para mayat d depan mata, tapi jika sang serdadu tak membunuh maka dia akan terbunuh, dan akhirnya diapun berdoa memohon ijin membunuh kepada TUHAN seperti yang di tulis
 "Apabila malam turun nanti
  sempurnalah sudah warna dosa
  dan mesiu kembali lagi bicara
  Waktu itu, Tuhanku,
  perkenankan aku membunuh
  perkenankan aku menusukkan sangkurku"
 lihatlah mana ada yang namanya kita membunuh tapi moho ijin membunuh kepada SANG ESA yang melarang membunuh, tapi itulah bentuk sebuah karya dan pemaparan pikiran dari seorang penyair yang terkadang lepas dari setiap pemikiran biasa para manuisa awam,
terkadang kita saat melihat seorang penyair yang berpakian nyentrik ato gmna pasti banyak yang berpikir dan berkata " orang itu gila ya ?!".. walaupun ada juga para penyair yang berpakaian ato berprilaku biasa saja,,
yah itulah tyerkadang kitatak bisa menebak seperti apapola pikir para penyair itu tapi saat kita membaca hasil karyanya kita akan tahu seperti apa kebebasan pikirannya,
seperti itulah bentuk kebebasan para penyair yang mereka tuangkan dalam setiap goresan tangan itu, terkadang mereka tak segan2 untuk mendobrak batasan sosial, merobek kelambu tabu yang d buat masyarakat,ada juga yang berkiblat dan mengaju kepada agama dan budaya,,banyak sekali bentuk dan rupa serta aliran dan kiblat setiap penyair itu,,membahas dn membicarakan penyair itu seperti kita haru membaca sebuah buku yang kita belom mengerti bahasanya dan kita hanya d beri kamus untuk membantu kita mengartikan kata2 tersebut,,
banyak penyair d indonesia tapi tak banyak yang mengenalkan dirinya kepada dunia,ada juga yang harus terhenti lagkahnya untuk berkoar karena berbagai macam alasan politik.
cukp sekian saja posting kali ini...
tararengkyu....!!!!!!!!
  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar