27 Jun 2013

pagi mendung

kabut  pagi perlahan turun
surya kan menyibak mega nanti
sisakan butiran embun pada dedaunan pagi

desir angin pagi bersiul
tinggi melengking menyibak sepi
teriris ranting-ranting mahoni
berkelebat menyumbat sepi

angin diam memukul dahan cemara
gemerisik hening dalam tarian
bersaut saling mengikat
hilang jatuh melayang bersama

diam memandang jauh
terlihat kepodang hinggap pada ranting yang terkepak
meratap memandang mega
menyambut pagi yang tertutup mendung

pagi suram sebelum waktunya
kelambu mendung menutup angkasa
pagi mati sebelum waktunya
bersama cericit emprit di dahan cemara

21 Jun 2013

dendang kebersamaan, kita sama

ada gusar yang tertinggal
ada kesal yang terpendam
ada rindu yang terlupakan
ada senyuman yang terabaikan

menatap kosong sendiri
berurai air mata menjelang pagi
ada buliran air mata yang masih tersisa
dalam embun pagi ini

kabut tebal menepi
terpinggirkan oleh surya yang kian meninggi
namun kiranya arakan awan masih berbaik hati
tutupi caya surya yang kian menyengat ini

sama rasa sama kata
sama berdiri sama hidup
berjalan teriring tangan terkait
bertukar sapa dan senyuman murni

haruskah beda jadi penghalang
jika kita saling bertukar senyuman
haruska darah kembali tertumpah
jika berpelukan ternyata lebih indah

erang bayi di ujung hari
mencari susu ibu yang telah mati
haruskah kita tambah semua derita
jika hanya berujung pada duka

mari kembali menjadi kanak-kanak
dimana semua adalah sama
dimana senyuman dan tawa selalu berhamburan
tanpa ada beda apapun jua

mari kita kembali kepada awal
kepada hati tanpa dendam
kepada senyuman yang begitu menggoda
kepada keakraban yang mulai terlupa.

14 Jun 2013

dendang syair asmara

syahdu syair asmara berdendang
mengisi relung hati yang kosong
terbayang paras adinda
aduhai, betapa cantiknya

memandang rembulan di negeri sebrang
indah cayanya membelah samudra
hati abang sangatlah bimbang
kala memangdang dirimu dalam bayangan

malam benderang bersama bintang
terhias senyum manis sang rembulan
duhai adik yang bertahta dalam relung jiwa
sudihkah kau ku pinang kala surya tenggelam

teriring merpati awan berarak pergi
sembunyi hilang di balik mentari
ada hati yang tengah tertinggal
pada senyuman manis sang pujaan hati

kuncup mawar mekar sebelum waktunya
melati gugur menimpa bumi
rnai hujan terdengar begitu indahnya
laksana dendang alam menari

dendang syair asmara kian menjadi
mengiring tarian para kekasih
hendak dibawanya mereka kedalam alam surgawi.

7 Jun 2013

Sepasang Kekasih

telah kulebarkan padang kerinduanku
telah kutebarkan bibit-bibit kasihku untukmu
maka apa lagi yang kau ragu
mari sini kita duduk berdua
sembari berbincang tentang kita

masih kah kau ingat kala kita bersua
saat surya kian menghilang
saat angkasa berwarna jingga
saat desir angin menenangkan sukma
disana kita bertemu
sembari bertukar senyuman

tau kah kamu
saat itu aku bergetar menatapmu
aku terdiam membisu
ingin ku menyapamu
namun lidahku terlanjur kelu
dan setiap kata hilang dari benakku

kutatap kau hanya tertunduk malu
sembunyikan senyumanmu yang bagitu manis saat itu
berhias lesung pipit di pipi kirimu
ahh..
betapa cantiknya kau saat itu

jingga caya surya menerpamu
menyepuhmu kulitmu dengan warna keemasan
membuatmu laksana dewi dari kayangan
supraba pasti iri menatapmu saat itu

semenjak itu kau hanya sebatas angan bagiku
peneman mimipi-mimpi tidurku
dan tak pernah menjadi sebuah harapan nyata

dan saat kita bersanding berdua
aku masih tak percaya
aku kira ini hanya mimpi belaka
dan aku tak ingin terbangun saat itu jua

kini kau hanya tertawa
sembari mencubit manja
dan lesung pipitmu masih saja ada
selalu membuatku luluh padamu
kasih.

4 Jun 2013

mereka bilang ini MOVE ON

jengah
hatimu resah
pada segala masalah
semua tentang asmara

segala tangis dan duka
semua terbuang percuma
hanya sisakan sedih belaka

malam terlalu banyak terbuang
hingga indahnya rembulan kau lupakan
hanya demi mengikuti kesedihan

apa yang kau cari ?
bukankah ketenangan hati
lalu kemudian kau berlari,
tanpa tujuan pasti
dan tersesat dalam kepedihan tanpa tepi

bukankah senyum dan tawa begitu sederhana
namun sering tak kau hiraukan
kau anggap itu sia-sia

tersesat kau nanti
hingga tak ada waktu untuk kembali
karna waktu tak akan berputar kebelakang
dia kedepan dan selalu mematikan

sesal
awal atau akhir sama saja
karena mentari selalu indah,
saat terbit dan terbenam
asal kau diam menikmatinya.

cobalah..