Untuk Kamu.
Sebelum
aku berkata panjang maupun lebar lebih baik aku memperkenalkan diriku dahulu
kepada dirimu. Aku hanya seorang lelaki biasa yang mungkin sangat terlalu biasa
diantara orang-orang biasa ini. Aku juga mungkin seorang yang aneh atau bahkan
lebih aneh lagi, karena aku menulis surat ini untuk mu. Kamu jangan dulu
berpikiran aneh, aku menyebut hal ini aneh karena ada alasannya. Aku tak pernah
mengenalmu atau bahkan tau siapa nama dan dirimu, Namun aku masih juga menulis
surat ini untukmu. Aneh bukan ?, karena tanpa keanehan ini aku tak mungkin bisa
berani untuk menulis surat ini untuk dirimu.
Seperti
yang aku bilang tadi bahwa aku tak pernah tau siapa dirimu atau sedang apa kamu
saat ini. Aku juga tak pernah tau siapa nama mu, namun hal itu bukan lah sebuah
hal yang penting bagiku. Hal yang terpenting saat aku menulis surat ini adalah aku
tahu bahwa surat ini untuk dirimu. Saat aku menulis surat ini aku juga
membayang kan bagaimana ekspresi dirimu saat membaca surat dariku. Aku sangat
yakin bahwa kau akan mengrenyitkan dahimu dan berpikir bahwa orang yang menulis
surat ini aneh. Kenal juga tidak tapi berani menulis surat seperti ini padamu.
Seandainya kau berpikir seperti itu maka aku meminta maaf sebelumnya, karena
sudah lancang mengirim surat ini padamu. Aku tak memaksa dirimu untuk membaca
surat dari ku, bahkan aku juga tak pernah mengharapkan sebuah balasan darimu.
Namun satu hal yang pasti bahwa aku akan selalu mengirimkan surat ini untuk
dirimu.
Aku
juga memikirkan apakah kau membaca surat ini sembari tiduran dikasur mu yang
begitu empuk. Mungkin juga kau sedang duduk manis dimeja mu sembari mengerjakan
berbagai hal yang berhubungan dengan hidup mu. Barangkali kau baru pulang dari
rutinitas mu yang mungkin sangat menyibuk kan dirimu. Mungkin kah kau sedang
duduk santai di kursi favorit mu, sembari menikmati secangkir teh atau kopi
hangat. Bisa juga kau membaca surat ini sembari berdiri di depan lemari baju, karena kau
sedang bingung memilih baju mana yang akan kau kenakan. Atau, barang kali baru
saja selesai mandi ketika membaca surat ini, dengan rambut basah yang meneteskan tetesan-tetesan air ke atas
surat ini. Semoga saja tulisan-tulisan ini tidah luntur terkena tetesan air
itu. Namun aku minta padamu, jangan kau membaca surat ini sembari berkaca.
Sebab aku sangat kasian pada sang kaca, aku takut ia akan merasa malu menatap
parasmu dengan senyuman dan pandangan mata mu itu.
Surat
ini kutulis bersamaan dengan malam yang begitu dingin. semilir angin seakan
ingin membangkitkan rasa kerinduan para kekasih yang tengah sendiri. Atau pada
seorang lelaki yang sedang bingung harus berkata apa untuk menuliskan sebuah
surat pada seorang wanita yang begitu manis. Aku tak akan pernah menyebut
dirimu cantik, karena bagiku kau begitu manis. Manis parasmu lebih melekat pada
ingatan ku, daripada cantiknya parasmu. Meskipun aku juga tahu bahwa kau juga
cantik. Maaf, sebelumnya aku harus menyalakan sebatang batang rokok ku yang
sedari tadi aku letakkan dimeja ku. Aku harap kau tak terganggu denga asap
rokok, apakah kau merasa terganggu manis ?
Manis,
tau kah dirimu mungkin bukan hanya aku seorang yang saat ini sedang berusaha
mendapatkan perhatian dan cinta mu. Tapi jangan menyangka bahwa aku akan
menyerah karena hal itu. Entah kenapa aku merasa begitu yakin bahwa aku akan
menemukan dirimu, dan kau hanyalah untuk ku tak untuk terbagi dan dibagi.
Hahahaha……. aneh bukan ? aku yang belum pernah sekalipun bertemu dengan mu
merasa sangat yakin bahwa kau hanya lah milik ku seorang. Jikapun seandainya
kau sedang dimiliki orang lain aku percaya bahwa kau akan kembali padaku juga.
Aku sangat yakin tentang hal itu manis, karena jalan Tuhan tak pernah salah.
Hasek bukan kata-kata ku tadi ?, hahahhahah.
Sepertinya
malam kian mendekati akhirnya, tapi sejujurnya aku tak pernah tau kapan kau akan
membaca surat ini. Mungkin kau membacanya di awal pagi atau kala senja yang
begitu menggoda dengan keindahannya. Sebuah legenda atau lebih tepatnya
kepercayaan bahwa waktu senja akan membuat seorang wanita akan terllihat lebih
cantik dan lebih menggoda. Namun, aku tak pernah dan belum pernah membuktikan
mengenai kepercayaan itu benar atau tidak. Akan tetapi, satu hal yang aku
percaya, Bahwa tanpa bantuan langit senja itu pun kau akan tetap terlihat
begitu manis dan menggoda dimataku.
Manis,
sebentar lagi malam kan menjemput pagi. Rasanya enggan untuk mengakhiri surat
ini untukmu. Namun, apalah daya ku raga telah lelah untuk melanjutkan surat ini
untuk mu. Akan ku akhiri surat ini disini, Namun kan kutulis sepucuk surat lagi
untumu esok hari. Kuharap dirimu tiada bosan untuk membaca setiap pucuk surat
dari ku ini. Aku tiada pernah memaksamu untuk membaca setiap surat ku. Telah
kuteguhkan hatiku, bahwa aku pun telah menerima bahwa seandainya engkau tiada
membaca setiap pucuk surat dari ku ini. Namun, tenang saja tiada sedikitpun itu
kan melukai hatiku, karena aku yakin Jalan Tuhan tiada pernah salah manis.
Aku pun sekarang
bingung harus mengucapkan kalimat apa pada akhir surat ku ini. haruskah kuucap
selamat malam, sedang aku tak tau kapan kan kau baca surat ku ini. Manis, tiada
lah kata lain yang akan aku ucap untuk dirimu kali ini, sebagai penghabisan
surat ku ini untukmu. Tiada kata habis dalam kerinduan ku untukmu, kerinduanku
padamu akan selalu menyertaimu.
Hai, kamu yang di sana.
BalasHapusPagi ini aku terbangun dengan membaca suratmu, maaf tak langsung kubaca sebab aku sudah terlambat untuk ke kantor.
Iya? di saat sebagian orang menikmati cuti atau liburan Tahun Baru, aku harus berangkat ke kantor seperti hari-hari biasanya.
Aku sudah di kantor saat mulai membuka suratmu, kubaca di antara berkas-berkas kerjaan sambil menikmati secangkir kopi hangat.
Oh, iya aku tidak terganggu dengan kepulan asap rokok yang keluar dari mulutmu dan menyisakannya pada surat yang kau kirim.
Terima kasih atas surat yang kau kirim, aku hanya berharap jangan pernah menyerah dan segala sesuatu yang baik akan datang tanpa terduga padamu, padaku, pada kita semua. Karena Tuhan mempunyai caranya sendiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
Aku harus kembali kepada pekerjaanku karena Sabtu siang adalah hari yang singkat namun entah mengapa Sabtu menjelang malam merupakan hari yang panjang.
Sekian surat balasanku untukmu.
Dari
-Eva-
mungkin memang bukan cuma dikau yang berusaha mendapatkan perhatiannya, tapi jangan pernah berputus asa. kejar terus.. hajar!
BalasHapus