semua mati
manjadi bangkai yang tak berarti
nyawa hilang di ujung belati
manusia saling bunuh diri
pagi tak lagi jadi tenang
semua saling curiga
sama menyimpan belati
mencari siapa yang pantas untuk mati
manusia makan manusia
norma tak ada gunanya
hukum hanya menjadi pajangan saja
agama nasibnya tak jauh beda
yang ada hanya ego dalam dada
mereka saling tikam dan bunuh diri
tak kuat menahan curiga dalam hati
setan tertunduk ngeri
ini manusia jauh lebih keji
sedang setan tak tega bunuh teman sendiri
malaikat bingung sendiri
mencari manusia yang masih suci
tak ada pilihan lain lagi
cepat akhiri dunia ini
agar surga tak kosong nanti
ini petisi harus segera jadi
para malaikat bikin sidang sendiri
setan lari kesana-kemari
neraka penuh tak muat lagi
Tuhan,,
percepat kiamat ini
sebelum kita kehabisan manusia suci
neraka sudah tak muat lagi
malaikat dan setan telah sepakat
esok hari harus KIAMAT..
21 Des 2013
18 Des 2013
CHAOS
waktu berdetak berlalu
meleleh hitam laksana jelaga
luka menganga tertusuk derita
jerit tangis tiada terkira
semua hilang tertelan
terseret dalam telaga hitam pekat
berenang terseret arus berputar kemudian terlupa
menjadi mayat di dasar telaga
ilalang hitam menatap diam
menari diterpa angin kering penh duka
semerbak bangka laksana melati
harum tercium dari ujung belati
semua diam mati tak tersisa
tanah tandus terhampar janjikan nyawa
bertumpuk menggapai cakrawala
gunungan bangkai membusuk termakan usia
mari kita sama hitung bersama
hingga semua itu kan menjadi nyata
tarian menuju akhir dunia
manusia sang pemeran utama..
meleleh hitam laksana jelaga
luka menganga tertusuk derita
jerit tangis tiada terkira
semua hilang tertelan
terseret dalam telaga hitam pekat
berenang terseret arus berputar kemudian terlupa
menjadi mayat di dasar telaga
ilalang hitam menatap diam
menari diterpa angin kering penh duka
semerbak bangka laksana melati
harum tercium dari ujung belati
semua diam mati tak tersisa
tanah tandus terhampar janjikan nyawa
bertumpuk menggapai cakrawala
gunungan bangkai membusuk termakan usia
mari kita sama hitung bersama
hingga semua itu kan menjadi nyata
tarian menuju akhir dunia
manusia sang pemeran utama..
8 Des 2013
Rakyat terluka, Koruptor tertawa
Indonesia sejahtera
kata siapa ?
mari kita liat bersama,
benarkah itu nyata,
siapa tau hanya rekayasa.
ia yang menangis
ia yang tertawa
Pertiwi tengah di rundung duka
sejuta anak terkena busung lapar
sejuta koruptor tertawa lebar
sejuta demit tertawa lebar
dompetnya pun tebal-tebal
mari kita tanya bersama-sama
uang kami berapa yng kalian bawa ?
kata siapa ?
mari kita liat bersama,
benarkah itu nyata,
siapa tau hanya rekayasa.
ia yang menangis
ia yang tertawa
Pertiwi tengah di rundung duka
sejuta anak terkena busung lapar
sejuta koruptor tertawa lebar
sejuta demit tertawa lebar
dompetnya pun tebal-tebal
mari kita tanya bersama-sama
uang kami berapa yng kalian bawa ?
7 Des 2013
Indonesia itu apa ?
Indonesia bersatu
mungkinkah hanya mimpi palsu
Indonesia merdeka
mungkinkah hanya khayalan saja
Indonesia jaya
mungkinkah hanya wacana
Indonesia kaya
mungkinkah hanya ilusi semata
Indonesia itu apa ?
Indonesia itu siapa ?
Indonesia itu dimana ?
adakah negarawan yang sanggup bicara
adakah kalian sanggup menjawabnya
bukan sekedar klise belaka
krena ini aku sungguh-sungguh bertanya
mungkinkah hanya mimpi palsu
Indonesia merdeka
mungkinkah hanya khayalan saja
Indonesia jaya
mungkinkah hanya wacana
Indonesia kaya
mungkinkah hanya ilusi semata
Indonesia itu apa ?
Indonesia itu siapa ?
Indonesia itu dimana ?
adakah negarawan yang sanggup bicara
adakah kalian sanggup menjawabnya
bukan sekedar klise belaka
krena ini aku sungguh-sungguh bertanya
3 Des 2013
senandung jiwa sepi
malam bernyanyi
senandungkan lagu sepi
kelam penuh misteri
menyeretmu dalam keheningan tanpa tepi
terkatup mulumu terkunci
dingin hatimu laksana mati
nyawamu terdiam seperti pergi
melayang entah kemana kini
awan berarak dalam barisan
menutup rembulan yang tengah kasmaran
pada sekuntum bunga sedap malam
membiarkan ia larut dalam bayang-bayang
bagimu malam terasa keji
senandungkan kidung rindu dalam hati
kemudian menidurkanmu dalam sejuta bayang-bayang kekasih hati
kasian sekali dirimu kini.
malam masih senandungkan kidung hati
ia seperti tak tau diri
ia menyindirmu dengan sejuta syair pedih
sedang kau hanya diam, kemudian meratapi sepi
malam pasti berganti
namun rindumu tak akan pernah pergi
itu pasti
senandungkan lagu sepi
kelam penuh misteri
menyeretmu dalam keheningan tanpa tepi
terkatup mulumu terkunci
dingin hatimu laksana mati
nyawamu terdiam seperti pergi
melayang entah kemana kini
awan berarak dalam barisan
menutup rembulan yang tengah kasmaran
pada sekuntum bunga sedap malam
membiarkan ia larut dalam bayang-bayang
bagimu malam terasa keji
senandungkan kidung rindu dalam hati
kemudian menidurkanmu dalam sejuta bayang-bayang kekasih hati
kasian sekali dirimu kini.
malam masih senandungkan kidung hati
ia seperti tak tau diri
ia menyindirmu dengan sejuta syair pedih
sedang kau hanya diam, kemudian meratapi sepi
malam pasti berganti
namun rindumu tak akan pernah pergi
itu pasti
23 Nov 2013
tanyaku pada para kekasih
bolehkah aku bertanya ?
pada hati yang kau simpan dalam dada
mungkin juga pada rasa yg kau genggam
tentang dimana kini kau berada
ini tentang cinta
tentang rindu yang tengah menunggu
siapakah dirimu ?
apakau engkau kekasih yang tengah mengeucup keningnnya
mengantarkannya dalam lelapnya mimpi
menuntun sukmanya dalam sejuta kasih nan putih
ataukah enggkau itu mereka
sekumpulan para manusia memendam rindu dalam dada
duduk d pinggiran langit malam
sembari merapal sejuta doa
lalu siapakah engkau kini ?
dimana kau berdiri kini ?
dan mana yang akan kau pilih ?
aku bertanya pada rasa mu
aku berbicara pada hatimu
bukan pada pikiranmu
karena itu hanya kesia-sian belaka
jadi mana yang akan kau pilih, duhai kekasih para kekasih ?
pada hati yang kau simpan dalam dada
mungkin juga pada rasa yg kau genggam
tentang dimana kini kau berada
ini tentang cinta
tentang rindu yang tengah menunggu
siapakah dirimu ?
apakau engkau kekasih yang tengah mengeucup keningnnya
mengantarkannya dalam lelapnya mimpi
menuntun sukmanya dalam sejuta kasih nan putih
ataukah enggkau itu mereka
sekumpulan para manusia memendam rindu dalam dada
duduk d pinggiran langit malam
sembari merapal sejuta doa
lalu siapakah engkau kini ?
dimana kau berdiri kini ?
dan mana yang akan kau pilih ?
aku bertanya pada rasa mu
aku berbicara pada hatimu
bukan pada pikiranmu
karena itu hanya kesia-sian belaka
jadi mana yang akan kau pilih, duhai kekasih para kekasih ?
7 Nov 2013
Rindu Ku Serupa Judi
rindu ku serupa judi
sedang waktu menjadi bandar abadi
dadu berguling tentukan nasib
akan kah bertemu atau teteap menjad tugu batu abadi
semua serba tak pasti
namun semua berujung pada mati
ternyata rindu lebih dulu menghampiri
meskipun kemenangan menjadi janji pasti
rindu diadu dadu tak pernah semanis madu
namun rindu yang tumbuh bersama waktu,
selalu manis kala bertemu.
semoga dadu memanangkan rindumu
sedang rinduku masih berupa tugu batu bisu
nb : inspirasi berbalas tweet bersama mas @citogog
sedang waktu menjadi bandar abadi
dadu berguling tentukan nasib
akan kah bertemu atau teteap menjad tugu batu abadi
semua serba tak pasti
namun semua berujung pada mati
ternyata rindu lebih dulu menghampiri
meskipun kemenangan menjadi janji pasti
rindu diadu dadu tak pernah semanis madu
namun rindu yang tumbuh bersama waktu,
selalu manis kala bertemu.
semoga dadu memanangkan rindumu
sedang rinduku masih berupa tugu batu bisu
nb : inspirasi berbalas tweet bersama mas @citogog
25 Okt 2013
Dimana Perempuanku
perempuanku,
dimana dirimu aku tak tau
sepagi ini kau tinggalkan diriku
hanya sisakan kenangan pergumulan nan syahdu
terbaring aku dalam ranjang peraduan itu
memandang lekat-lekat pada pintu yang tertutup rapat
kusisir pandang semua sudut ruang
tak kutemui juga dirimu
perempuanku,
sungguh teganya dirimu
kau pergi saat aku mencintaimu
kau membunuhku saat ku taburkan bibit kasih sayangku
kini semua mati percuma
tenggelam dalan lautan kesia-siaan belaka
semalam kau ucap janji setia padaku
semalam kau cium bibirku
semalam kau satukan ragamu denganku
namun kini kau pergi kemana aku tak tau
ini bukan cinta semalam lalu
bukan pula cinta monyet para remaja
ini cinta anak manusia sejati
terbungkus segala suka dan duka hati
perempuanku,,
dimana dirimu,,
perempuanku !
haruskah aku berkelana memutar bumi
haruskah kusibak rimbun lautan duniawi
demi memandang parasmu lagi
kau rajam diriku dengan sejuta tanya
kau tinggalkan aku dalam kebutaan
meraba segala rasa yang tersimpan dalam hati
mungkinkah ini nyata atau hanya sebatas mimpi
perempuanku,,,
oh perempuanku
diamana kiranya dirimu kini
dimana dirimu aku tak tau
sepagi ini kau tinggalkan diriku
hanya sisakan kenangan pergumulan nan syahdu
terbaring aku dalam ranjang peraduan itu
memandang lekat-lekat pada pintu yang tertutup rapat
kusisir pandang semua sudut ruang
tak kutemui juga dirimu
perempuanku,
sungguh teganya dirimu
kau pergi saat aku mencintaimu
kau membunuhku saat ku taburkan bibit kasih sayangku
kini semua mati percuma
tenggelam dalan lautan kesia-siaan belaka
semalam kau ucap janji setia padaku
semalam kau cium bibirku
semalam kau satukan ragamu denganku
namun kini kau pergi kemana aku tak tau
ini bukan cinta semalam lalu
bukan pula cinta monyet para remaja
ini cinta anak manusia sejati
terbungkus segala suka dan duka hati
perempuanku,,
dimana dirimu,,
perempuanku !
haruskah aku berkelana memutar bumi
haruskah kusibak rimbun lautan duniawi
demi memandang parasmu lagi
kau rajam diriku dengan sejuta tanya
kau tinggalkan aku dalam kebutaan
meraba segala rasa yang tersimpan dalam hati
mungkinkah ini nyata atau hanya sebatas mimpi
perempuanku,,,
oh perempuanku
diamana kiranya dirimu kini
23 Okt 2013
Sang Penyihir Hati
sendiri,,
hanya sendiri menghitung hari
merajam diri dengan sejuta rindu tak terperi
waktu berlalu silih berganti
semakin buatku merinding memandang dirimu dalam mimpi
kau serupa malam nan dingin
tenggelam dalam kesyahduan kelam nan ganjil
ngeri namun enggan buatku beranjak pergi
masih jua hati menetap senyummu malam ini
sungguh kau laksana penyihir dengan sejuta mantra magi
bahkan sepagi ini kau masih jua hadir dalam raga ini
apa yang telah kau beri padaku, kasih
hingga enggkau enggan beranjak pergi dari benak ku
waktu silih berganti
menggulung rindu dalam hati
dalam diam namun pasti
sejatinya kau telah mengusai diri ini
sekali
meskipun cuma sekali waktu berputar
bertemu dirimu dalam sekejap memandang
kan kukatakan isi hati
bahwa aku telah jatuh hati padamu
sejak pertama ku kenal dirimu
hanya sendiri menghitung hari
merajam diri dengan sejuta rindu tak terperi
waktu berlalu silih berganti
semakin buatku merinding memandang dirimu dalam mimpi
kau serupa malam nan dingin
tenggelam dalam kesyahduan kelam nan ganjil
ngeri namun enggan buatku beranjak pergi
masih jua hati menetap senyummu malam ini
sungguh kau laksana penyihir dengan sejuta mantra magi
bahkan sepagi ini kau masih jua hadir dalam raga ini
apa yang telah kau beri padaku, kasih
hingga enggkau enggan beranjak pergi dari benak ku
waktu silih berganti
menggulung rindu dalam hati
dalam diam namun pasti
sejatinya kau telah mengusai diri ini
sekali
meskipun cuma sekali waktu berputar
bertemu dirimu dalam sekejap memandang
kan kukatakan isi hati
bahwa aku telah jatuh hati padamu
sejak pertama ku kenal dirimu
17 Okt 2013
Wanita Tertelan Pagi
"wanita yang diam sediri
terdiam memandang horizon sepi
apa yang kau nanti ?"
"terdiam aku sendiri
menanti surya yang kan kembali
ia yang akan bawa aku pergi
pada alam tanpa tepi"
"wanita yang terdiam sendiri
kau nanti surya sepagi ini
jika kabut menghadangmu kini
maka pergi dan kembalilah tidur dalam mimpi !"
"aku lah peniup kabut pagi
menggerakannya menyambut pagi
ia kan berdendang nanti
maka diam dan nikmati"
"wanita peniup kabut
awan kelam berarak sepi
horison hitam sepagi ini
berkabar hujan kan datang nanti !"
"biarkan saja ia kan datang
biarkan aku menari dalam derasnya hujan
lepaskan jiwa menyambut mentari"
"wanita menari dalam hujan
lihatlah deru angin memburu
ia akan menelanmu tanpa ampun
terbangkan dirimu nanti"
"lihatlah aku terbang
aku menyusuri alam
angin berbisik kepadaku
bahwa mentari tersenyum melihatku"
pagi hilang dalam sepi
tanpa mentari hanya hujan sebatas ilusi
kau terdiam kemudian pergi
wanita, tak ada kini, wanita, wanita, tak ada kini -
terdiam memandang horizon sepi
apa yang kau nanti ?"
"terdiam aku sendiri
menanti surya yang kan kembali
ia yang akan bawa aku pergi
pada alam tanpa tepi"
"wanita yang terdiam sendiri
kau nanti surya sepagi ini
jika kabut menghadangmu kini
maka pergi dan kembalilah tidur dalam mimpi !"
"aku lah peniup kabut pagi
menggerakannya menyambut pagi
ia kan berdendang nanti
maka diam dan nikmati"
"wanita peniup kabut
awan kelam berarak sepi
horison hitam sepagi ini
berkabar hujan kan datang nanti !"
"biarkan saja ia kan datang
biarkan aku menari dalam derasnya hujan
lepaskan jiwa menyambut mentari"
"wanita menari dalam hujan
lihatlah deru angin memburu
ia akan menelanmu tanpa ampun
terbangkan dirimu nanti"
"lihatlah aku terbang
aku menyusuri alam
angin berbisik kepadaku
bahwa mentari tersenyum melihatku"
pagi hilang dalam sepi
tanpa mentari hanya hujan sebatas ilusi
kau terdiam kemudian pergi
wanita, tak ada kini, wanita, wanita, tak ada kini -
10 Okt 2013
Jiwa Suci Kerinduan
duduk ia diam sendiri
bermain dengan bayangan hati
menikam dan membunuh sepi
ketika aku tak dapat menemui
sejuta kepak sayap peri
terbang tinggi arungi hari
titipkan salam-salam rindu
pada arak-arakan awan sendu
rindu mu sendu membiru
cintamu merah membara
membakar segala
segala nafsu dan jiwa dalam raga
dengus desah angin memburu
detik desak berbisik
rindu berbuah sendu
aksara jangan terucap
simpan dan rasakan
rindu kan menari
dalam jiwa-jiwa yang suci
bermain dengan bayangan hati
menikam dan membunuh sepi
ketika aku tak dapat menemui
sejuta kepak sayap peri
terbang tinggi arungi hari
titipkan salam-salam rindu
pada arak-arakan awan sendu
rindu mu sendu membiru
cintamu merah membara
membakar segala
segala nafsu dan jiwa dalam raga
dengus desah angin memburu
detik desak berbisik
rindu berbuah sendu
aksara jangan terucap
simpan dan rasakan
rindu kan menari
dalam jiwa-jiwa yang suci
4 Okt 2013
Cerita Duka
Malam
berbisik
Kisahkan
sebuah cerita
Tentang
sepasang anak manusia
Yang
saling mencinta tapi tak untuk bersama
Berjumpa
kala hujan menyapa
Pada
segelas kopi mereka saling terpaut asmara
Waktu
berlalu guratkan kisah
Tentang
asmara betapa indahnya
Tuhan
berkata segalanya sama
Cinta
pun tiada beda
Namun
hati harus merana
Karena
cinta tak bisa bersama
Tangis
teriring senja
Cericit
emprit semarakan dunia
Namun
sendu terlanjur berkata
Muramlah
dunia seketika
Siapa
keliru menaruh cinta
Mungkinkah
Tuhan bermain pada mereka
Setinggi
asmara bertahta, jatuh melayang hilang jua
Hanya
tangis yang tersisa
Kala
berpisah menjadi jawaban
Sore
sendu langit merintih
Hitam
mendung berarak ramai
Deru
degup jantung memburu
Basah
pipi oleh air mata
Menatap
kekasih pergi
Hilang
tertelan waktu yang tak akan kembali
21 Sep 2013
Laskar Dedemit
mari kita bunuh segala rasa
berpesat dengan segala nafsu dalam dada
lepaskan dan biarkan berkelanan
kita lihat Tuhan kan berkata apa
tabuh semua gendang
pukul segala bendi
jin setan brekakasan
mari kita gugat malaikat surga
kita api,
sumber segala caya
kita api,
sumber segala hangat
mari menari dan runtuhkan mega malam ini
kita gugat para cahaya
kita runtuhkan segala surga
kita keringkan segalanya
jangan biarkan semua berlalu tanpa arti
mana bendi !
mana genderang !
kita sebar segala ngeri
kita tebar segala kejam
malam ini jangan biarkan manusia terlelap
kita lahap semua!
oooowwwwww,,,
eeooooooooo,,,,
ooooooo,,,
jak jak jak jak
jin setan brekakasan
demit rambut abang
ooooooooo...
bengi seng wingit
warudoyong nggendong pocong
jrangkong malyu nguntal wong
oooooooooooo,,,
aaaaaaaeeoooooooo...
hek yaaaa,
jak jak jak jak,,,,,
ooooooooooooooooooo,,,
OO!
AA!
HEA !
berpesat dengan segala nafsu dalam dada
lepaskan dan biarkan berkelanan
kita lihat Tuhan kan berkata apa
tabuh semua gendang
pukul segala bendi
jin setan brekakasan
mari kita gugat malaikat surga
kita api,
sumber segala caya
kita api,
sumber segala hangat
mari menari dan runtuhkan mega malam ini
kita gugat para cahaya
kita runtuhkan segala surga
kita keringkan segalanya
jangan biarkan semua berlalu tanpa arti
mana bendi !
mana genderang !
kita sebar segala ngeri
kita tebar segala kejam
malam ini jangan biarkan manusia terlelap
kita lahap semua!
oooowwwwww,,,
eeooooooooo,,,,
ooooooo,,,
jak jak jak jak
jin setan brekakasan
demit rambut abang
ooooooooo...
bengi seng wingit
warudoyong nggendong pocong
jrangkong malyu nguntal wong
oooooooooooo,,,
aaaaaaaeeoooooooo...
hek yaaaa,
jak jak jak jak,,,,,
ooooooooooooooooooo,,,
OO!
AA!
HEA !
17 Sep 2013
gadis di balik hujan
ku melamun sendiri
menatap jauh dibalik derai hujan
mata memandang riang
pada perempuan berbaju merah
kaki jenjang nan indah
rambut hitam terurai menggoda
bibir mungil berwarna merah
ahh, hatiku tersangkut pada senyumanmu
berdiri kau diam sendiri
apa atau siapa yang kau tunggu
jika tiada kau berberat hati
ijinkan ku kenal dirimu
menatap jauh dibalik derai hujan
mata memandang riang
pada perempuan berbaju merah
kaki jenjang nan indah
rambut hitam terurai menggoda
bibir mungil berwarna merah
ahh, hatiku tersangkut pada senyumanmu
berdiri kau diam sendiri
apa atau siapa yang kau tunggu
jika tiada kau berberat hati
ijinkan ku kenal dirimu
1 Sep 2013
Malam Keparat
Aku tak tau
mau berkta apa
Setiap
kataku menghilang dalam benakku
Sejenak
menyapa kemudian pergi entah kemana
Kini aku
sendiri,
Berteman
suara kucing minta kawin,
Dan deru
mobil dijalanan
Kubayangan
kan deru ombak
Namun hanya
keheningan yang kudapati
Kubayangan
desiran angin
Namun hanya
kekosongan yang terjadi
Kubayangkan
wajah kekasih
Namun hanya
ketiadaan yang mendekati
Sungguh
biadab malam ini !
Aku, di
dzolimi pikiranku sendiri
Aku ditelantarkan
aksara ku sendiri
Hingga mata
ku merah seperti ini
Tiada secuil
kata yang mau datang padaku
Jangan kau
pandang tulisan ini karena inspirasi
Atau bahkan
keisenganku sendiri
Ini adalah
sampah yang aku buang
Yang kini
kurangkai kembali
Karena kebiadaban
malam ini !
29 Agu 2013
Demo yang Membosankan
Mari kita
berontak
Bukan dengan
teriak
Apalagi baku
hantam yang jadi lebam
Kita sama
bosan dengan demo yang tak di dengar
Atau barang
kali ini hanya diriku sahaja
Yang bosan
dengan demo biang kemacetan jalanan
Lihat mereka
berjajar
Anak muda
penerus cerita bangsa
Gagah dengan
almamater mereka
Tapi
kelakuan sungguh memalukan
Demo damai
mereka bilang
Hanya
bertahan berapa jam saja
Selebihnya
berujung pada perkelahian
Tinggal kita
hitung berapa yang luka nanti
Mereka
berkoar ini perwakilan rakyat
Tapi apa
kami pernah meminta
Apa kami
pernah menyuruh mereka merusak
Memburu,
melempar, memukul, menendang
Ahhh,
memalukan kawan
Dimana etika
di ajarkan
Dimana norma
dikembangkan
Mungkin
mereka tak lagi dapatkan
Di bangku
pendidikan bergelar mahasiswa
Apa jadi
negeri kita kelak
Kawan !
19 Agu 2013
benarkah cinta ?
kuncup melati di pagi buta
merekah indah bersama surya
semerbak wangi dunia
namun sekedar ilusi semata
tasbihkan cinta dan segala rasa
bersama buliran embun pagi disana
mungkin bersama ceracau emprit
kita dapati apa itu arti cinta sejati
mata saling pandang
hati saling terkait
sudahkah itu jadi
kemudian kita sebut mencintai
benarkah ?
sama tak tau
lebih baik kita diam
jangan pula bertanya pada waktu
hanya bisu yang kau temui nanti
terima kasih.
merekah indah bersama surya
semerbak wangi dunia
namun sekedar ilusi semata
tasbihkan cinta dan segala rasa
bersama buliran embun pagi disana
mungkin bersama ceracau emprit
kita dapati apa itu arti cinta sejati
mata saling pandang
hati saling terkait
sudahkah itu jadi
kemudian kita sebut mencintai
benarkah ?
sama tak tau
lebih baik kita diam
jangan pula bertanya pada waktu
hanya bisu yang kau temui nanti
terima kasih.
16 Jul 2013
Tangis bayi menanti susu
kethap-kethip anak bayi
menanti susu ibu yang tak kembali
menangis di pinggir hari
berteman para peri
tlarap gemintang para lintang
hilang lenyap tertelan kelam
rembulan mati tinggalkan mega
si anak bayi masih terus menanti
cengerrrr,,gelegar suara
membelah sepi dalam malam
menyibak ilalang tua
menelusup dalam takut
tangis pilu berbuah beku
dingin malam memeluknya
tinggalkan kenangan hangatnya gendongan
alunan semilir angin malam menidurkannya
melupakan lirih suara ibu yang tak kembali
tak lela lela lelaledung
cep menengo anakku seng bagus
dak kudang bisa urip mulyo
dadiyo pendekaring bangsa
tak lela....lela lelalegung
tak lela..lela lelale....... dung.....
menanti susu ibu yang tak kembali
menangis di pinggir hari
berteman para peri
tlarap gemintang para lintang
hilang lenyap tertelan kelam
rembulan mati tinggalkan mega
si anak bayi masih terus menanti
cengerrrr,,gelegar suara
membelah sepi dalam malam
menyibak ilalang tua
menelusup dalam takut
tangis pilu berbuah beku
dingin malam memeluknya
tinggalkan kenangan hangatnya gendongan
alunan semilir angin malam menidurkannya
melupakan lirih suara ibu yang tak kembali
tak lela lela lelaledung
cep menengo anakku seng bagus
dak kudang bisa urip mulyo
dadiyo pendekaring bangsa
tak lela....lela lelalegung
tak lela..lela lelale....... dung.....
9 Jul 2013
mengeja MA-NU-SI-A
surya menyapa, pagi menjelang
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA
sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU
kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI
dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A
silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA
sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU
kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI
dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A
silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
6 Jul 2013
Elegi Pagi
serabut bulir embun mengigil
terpasung dam di daun kenari
gundah hati menanti pagi
akankah hilang di telan mentari
lempeng mega terbakar
teriring surya mengintip di balik cakrawala
tenang teriring sepi sisa malam
angin masih diam menanti
menungu mimpi yang tak kunjung terhenti
menanti anak-anak angin yang masih terlelap
tertidur di sarang mereka
kepak emprit terlalu pagi
sedang jangkrik masih menderik
o!
pagi buta pagi dunia
malam hilang terganti terang
jatuh pelan kelopak melati
putih bersih melayang hilang di taman sari
sejenak lupakan sang kekasih
dimana sukma masih melayng terperangkap mimpi
pagi datang sejenak
sangat sayang jika kita biarkan menghilang
tanpa tau cantiknya dunia
karna pagi akan segera pergi
silahkan beli buku saya disini
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
terpasung dam di daun kenari
gundah hati menanti pagi
akankah hilang di telan mentari
lempeng mega terbakar
teriring surya mengintip di balik cakrawala
tenang teriring sepi sisa malam
angin masih diam menanti
menungu mimpi yang tak kunjung terhenti
menanti anak-anak angin yang masih terlelap
tertidur di sarang mereka
kepak emprit terlalu pagi
sedang jangkrik masih menderik
o!
pagi buta pagi dunia
malam hilang terganti terang
jatuh pelan kelopak melati
putih bersih melayang hilang di taman sari
sejenak lupakan sang kekasih
dimana sukma masih melayng terperangkap mimpi
pagi datang sejenak
sangat sayang jika kita biarkan menghilang
tanpa tau cantiknya dunia
karna pagi akan segera pergi
silahkan beli buku saya disini
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
4 Jul 2013
pagi khusyuk
mentari menyambut semesta
teriring kabur turun dari bukit
ada rindu yang masih tersisa
tertinggal dalam embun pagi ini
mengerjap sekilas memandang
hangat surya dbalik kelambu tua
menyibak angkasa raya
nampak arak-arakan awan disana
hening dunia menyambut pagi
hanya lirih kicauan emprit disana
bertengger manja di pohon cemara
semerbak pagi menyeruak dalam angin
sejuta indah menyatu dalam rasa
bergantung tertinggal dalam setiap nafas
bersihkan paru-paru dari sesak kerinduan
pagi yang khusyuk
semoga tak cepat berlalu
silahkan sejenak mampir
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
teriring kabur turun dari bukit
ada rindu yang masih tersisa
tertinggal dalam embun pagi ini
mengerjap sekilas memandang
hangat surya dbalik kelambu tua
menyibak angkasa raya
nampak arak-arakan awan disana
hening dunia menyambut pagi
hanya lirih kicauan emprit disana
bertengger manja di pohon cemara
semerbak pagi menyeruak dalam angin
sejuta indah menyatu dalam rasa
bergantung tertinggal dalam setiap nafas
bersihkan paru-paru dari sesak kerinduan
pagi yang khusyuk
semoga tak cepat berlalu
silahkan sejenak mampir
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
27 Jun 2013
pagi mendung
kabut pagi perlahan turun
surya kan menyibak mega nanti
sisakan butiran embun pada dedaunan pagi
desir angin pagi bersiul
tinggi melengking menyibak sepi
teriris ranting-ranting mahoni
berkelebat menyumbat sepi
angin diam memukul dahan cemara
gemerisik hening dalam tarian
bersaut saling mengikat
hilang jatuh melayang bersama
diam memandang jauh
terlihat kepodang hinggap pada ranting yang terkepak
meratap memandang mega
menyambut pagi yang tertutup mendung
pagi suram sebelum waktunya
kelambu mendung menutup angkasa
pagi mati sebelum waktunya
bersama cericit emprit di dahan cemara
surya kan menyibak mega nanti
sisakan butiran embun pada dedaunan pagi
desir angin pagi bersiul
tinggi melengking menyibak sepi
teriris ranting-ranting mahoni
berkelebat menyumbat sepi
angin diam memukul dahan cemara
gemerisik hening dalam tarian
bersaut saling mengikat
hilang jatuh melayang bersama
diam memandang jauh
terlihat kepodang hinggap pada ranting yang terkepak
meratap memandang mega
menyambut pagi yang tertutup mendung
pagi suram sebelum waktunya
kelambu mendung menutup angkasa
pagi mati sebelum waktunya
bersama cericit emprit di dahan cemara
21 Jun 2013
dendang kebersamaan, kita sama
ada gusar yang tertinggal
ada kesal yang terpendam
ada rindu yang terlupakan
ada senyuman yang terabaikan
menatap kosong sendiri
berurai air mata menjelang pagi
ada buliran air mata yang masih tersisa
dalam embun pagi ini
kabut tebal menepi
terpinggirkan oleh surya yang kian meninggi
namun kiranya arakan awan masih berbaik hati
tutupi caya surya yang kian menyengat ini
sama rasa sama kata
sama berdiri sama hidup
berjalan teriring tangan terkait
bertukar sapa dan senyuman murni
haruskah beda jadi penghalang
jika kita saling bertukar senyuman
haruska darah kembali tertumpah
jika berpelukan ternyata lebih indah
erang bayi di ujung hari
mencari susu ibu yang telah mati
haruskah kita tambah semua derita
jika hanya berujung pada duka
mari kembali menjadi kanak-kanak
dimana semua adalah sama
dimana senyuman dan tawa selalu berhamburan
tanpa ada beda apapun jua
mari kita kembali kepada awal
kepada hati tanpa dendam
kepada senyuman yang begitu menggoda
kepada keakraban yang mulai terlupa.
ada kesal yang terpendam
ada rindu yang terlupakan
ada senyuman yang terabaikan
menatap kosong sendiri
berurai air mata menjelang pagi
ada buliran air mata yang masih tersisa
dalam embun pagi ini
kabut tebal menepi
terpinggirkan oleh surya yang kian meninggi
namun kiranya arakan awan masih berbaik hati
tutupi caya surya yang kian menyengat ini
sama rasa sama kata
sama berdiri sama hidup
berjalan teriring tangan terkait
bertukar sapa dan senyuman murni
haruskah beda jadi penghalang
jika kita saling bertukar senyuman
haruska darah kembali tertumpah
jika berpelukan ternyata lebih indah
erang bayi di ujung hari
mencari susu ibu yang telah mati
haruskah kita tambah semua derita
jika hanya berujung pada duka
mari kembali menjadi kanak-kanak
dimana semua adalah sama
dimana senyuman dan tawa selalu berhamburan
tanpa ada beda apapun jua
mari kita kembali kepada awal
kepada hati tanpa dendam
kepada senyuman yang begitu menggoda
kepada keakraban yang mulai terlupa.
14 Jun 2013
dendang syair asmara
syahdu syair asmara berdendang
mengisi relung hati yang kosong
terbayang paras adinda
aduhai, betapa cantiknya
memandang rembulan di negeri sebrang
indah cayanya membelah samudra
hati abang sangatlah bimbang
kala memangdang dirimu dalam bayangan
malam benderang bersama bintang
terhias senyum manis sang rembulan
duhai adik yang bertahta dalam relung jiwa
sudihkah kau ku pinang kala surya tenggelam
teriring merpati awan berarak pergi
sembunyi hilang di balik mentari
ada hati yang tengah tertinggal
pada senyuman manis sang pujaan hati
kuncup mawar mekar sebelum waktunya
melati gugur menimpa bumi
rnai hujan terdengar begitu indahnya
laksana dendang alam menari
dendang syair asmara kian menjadi
mengiring tarian para kekasih
hendak dibawanya mereka kedalam alam surgawi.
mengisi relung hati yang kosong
terbayang paras adinda
aduhai, betapa cantiknya
memandang rembulan di negeri sebrang
indah cayanya membelah samudra
hati abang sangatlah bimbang
kala memangdang dirimu dalam bayangan
malam benderang bersama bintang
terhias senyum manis sang rembulan
duhai adik yang bertahta dalam relung jiwa
sudihkah kau ku pinang kala surya tenggelam
teriring merpati awan berarak pergi
sembunyi hilang di balik mentari
ada hati yang tengah tertinggal
pada senyuman manis sang pujaan hati
kuncup mawar mekar sebelum waktunya
melati gugur menimpa bumi
rnai hujan terdengar begitu indahnya
laksana dendang alam menari
dendang syair asmara kian menjadi
mengiring tarian para kekasih
hendak dibawanya mereka kedalam alam surgawi.
7 Jun 2013
Sepasang Kekasih
telah kulebarkan padang kerinduanku
telah kutebarkan bibit-bibit kasihku untukmu
maka apa lagi yang kau ragu
mari sini kita duduk berdua
sembari berbincang tentang kita
masih kah kau ingat kala kita bersua
saat surya kian menghilang
saat angkasa berwarna jingga
saat desir angin menenangkan sukma
disana kita bertemu
sembari bertukar senyuman
tau kah kamu
saat itu aku bergetar menatapmu
aku terdiam membisu
ingin ku menyapamu
namun lidahku terlanjur kelu
dan setiap kata hilang dari benakku
kutatap kau hanya tertunduk malu
sembunyikan senyumanmu yang bagitu manis saat itu
berhias lesung pipit di pipi kirimu
ahh..
betapa cantiknya kau saat itu
jingga caya surya menerpamu
menyepuhmu kulitmu dengan warna keemasan
membuatmu laksana dewi dari kayangan
supraba pasti iri menatapmu saat itu
semenjak itu kau hanya sebatas angan bagiku
peneman mimipi-mimpi tidurku
dan tak pernah menjadi sebuah harapan nyata
dan saat kita bersanding berdua
aku masih tak percaya
aku kira ini hanya mimpi belaka
dan aku tak ingin terbangun saat itu jua
kini kau hanya tertawa
sembari mencubit manja
dan lesung pipitmu masih saja ada
selalu membuatku luluh padamu
kasih.
telah kutebarkan bibit-bibit kasihku untukmu
maka apa lagi yang kau ragu
mari sini kita duduk berdua
sembari berbincang tentang kita
masih kah kau ingat kala kita bersua
saat surya kian menghilang
saat angkasa berwarna jingga
saat desir angin menenangkan sukma
disana kita bertemu
sembari bertukar senyuman
tau kah kamu
saat itu aku bergetar menatapmu
aku terdiam membisu
ingin ku menyapamu
namun lidahku terlanjur kelu
dan setiap kata hilang dari benakku
kutatap kau hanya tertunduk malu
sembunyikan senyumanmu yang bagitu manis saat itu
berhias lesung pipit di pipi kirimu
ahh..
betapa cantiknya kau saat itu
jingga caya surya menerpamu
menyepuhmu kulitmu dengan warna keemasan
membuatmu laksana dewi dari kayangan
supraba pasti iri menatapmu saat itu
semenjak itu kau hanya sebatas angan bagiku
peneman mimipi-mimpi tidurku
dan tak pernah menjadi sebuah harapan nyata
dan saat kita bersanding berdua
aku masih tak percaya
aku kira ini hanya mimpi belaka
dan aku tak ingin terbangun saat itu jua
kini kau hanya tertawa
sembari mencubit manja
dan lesung pipitmu masih saja ada
selalu membuatku luluh padamu
kasih.
4 Jun 2013
mereka bilang ini MOVE ON
jengah
hatimu resah
pada segala masalah
semua tentang asmara
segala tangis dan duka
semua terbuang percuma
hanya sisakan sedih belaka
malam terlalu banyak terbuang
hingga indahnya rembulan kau lupakan
hanya demi mengikuti kesedihan
apa yang kau cari ?
bukankah ketenangan hati
lalu kemudian kau berlari,
tanpa tujuan pasti
dan tersesat dalam kepedihan tanpa tepi
bukankah senyum dan tawa begitu sederhana
namun sering tak kau hiraukan
kau anggap itu sia-sia
tersesat kau nanti
hingga tak ada waktu untuk kembali
karna waktu tak akan berputar kebelakang
dia kedepan dan selalu mematikan
sesal
awal atau akhir sama saja
karena mentari selalu indah,
saat terbit dan terbenam
asal kau diam menikmatinya.
cobalah..
hatimu resah
pada segala masalah
semua tentang asmara
segala tangis dan duka
semua terbuang percuma
hanya sisakan sedih belaka
malam terlalu banyak terbuang
hingga indahnya rembulan kau lupakan
hanya demi mengikuti kesedihan
apa yang kau cari ?
bukankah ketenangan hati
lalu kemudian kau berlari,
tanpa tujuan pasti
dan tersesat dalam kepedihan tanpa tepi
bukankah senyum dan tawa begitu sederhana
namun sering tak kau hiraukan
kau anggap itu sia-sia
tersesat kau nanti
hingga tak ada waktu untuk kembali
karna waktu tak akan berputar kebelakang
dia kedepan dan selalu mematikan
sesal
awal atau akhir sama saja
karena mentari selalu indah,
saat terbit dan terbenam
asal kau diam menikmatinya.
cobalah..
30 Mei 2013
perempuan yang merindu
ada yg memburu
dalam desah nafasmu
kala dadamu laksana sepasang cangkir gading itu terguncang
kala rindu tak jua bertemu
sepi mengamit sukmamu
terbang menulusup dalam jutaan mimpi
bermain sukmamu dalam lautan kerinduan para kekasih
yang saling memendam rindu
berbincang kau bersama rembulan
bercanda dengan sejuta gemilang lintang
terbaring telentang d atas sekumpulan awan
dan dibelai mesra hembusan angin malam
sejenak kau terdiam
memandang jauh menyibak sejuta kabut
meraba dan perlahan membentuk
sesosok wajah yang tersenyum padamu
itukah kekasihmu
yang telah kau titipi hatimu
itukah kekasihmu
yang saat ini sedang kau rindu
itukah kekasihmu
yang telah mengucap janji setia padamu
kau dekap ia
kau paksa bayangan itu menelusup dalan ragamu
tersimpan rapi dalam hatimu
dan kau bawa bayang itu berlari
berlari kau berlari
dalam tarian para dewa-dewi
kemudian kau terdiam
terduduk mendekap dada
tersenyum dalam tangisan
seribu senyum kau gelar pada dunia
namun sejuta belati tertusuk dalam dada
kerinduan yang berbuah luka
kala jauh jangkau jarak membentang
kala waktu selalu menghadang
angin mengamit sukmamu,
kembali menidurkanmu dalam raga
kau dekap erat dadamu
kau peluk bayang-bayang kekasihmu
bersama waktu kau terlelap
teriring tetes air mata di sudut matamu
dalam desah nafasmu
kala dadamu laksana sepasang cangkir gading itu terguncang
kala rindu tak jua bertemu
sepi mengamit sukmamu
terbang menulusup dalam jutaan mimpi
bermain sukmamu dalam lautan kerinduan para kekasih
yang saling memendam rindu
berbincang kau bersama rembulan
bercanda dengan sejuta gemilang lintang
terbaring telentang d atas sekumpulan awan
dan dibelai mesra hembusan angin malam
sejenak kau terdiam
memandang jauh menyibak sejuta kabut
meraba dan perlahan membentuk
sesosok wajah yang tersenyum padamu
itukah kekasihmu
yang telah kau titipi hatimu
itukah kekasihmu
yang saat ini sedang kau rindu
itukah kekasihmu
yang telah mengucap janji setia padamu
kau dekap ia
kau paksa bayangan itu menelusup dalan ragamu
tersimpan rapi dalam hatimu
dan kau bawa bayang itu berlari
berlari kau berlari
dalam tarian para dewa-dewi
kemudian kau terdiam
terduduk mendekap dada
tersenyum dalam tangisan
seribu senyum kau gelar pada dunia
namun sejuta belati tertusuk dalam dada
kerinduan yang berbuah luka
kala jauh jangkau jarak membentang
kala waktu selalu menghadang
angin mengamit sukmamu,
kembali menidurkanmu dalam raga
kau dekap erat dadamu
kau peluk bayang-bayang kekasihmu
bersama waktu kau terlelap
teriring tetes air mata di sudut matamu
29 Mei 2013
Pengawas Negeri Busuk
malam kian pekat
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma
nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa
diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri
ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri
kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa
kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.
gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI
diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma
nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa
diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri
ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri
kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa
kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.
gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI
diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti
26 Mei 2013
Agama, Cinta, dan NAFSU
biarkan saja asmara menjadi asmara
sedang rindu tetap menjadi rindu
namun dimana akan kita letakkan nafsu
benarkah nafsu hanya ada pada bibir yang berpagut
atau tersimpan dalam raga yang bercinta
benarkah nafsu bermuara disitu saja ?
kemudian kita sama bertanya tentang cinta,
benarkah cintamu tulus dan suci
atau hanya ilusi nafsu batin yang tak mau sendiri
tak usah kita berbincang tentang cinta sejati
jika nafsu masih saja kau ikuti
jika kalian mencari cinta tanpa nafsu,
ahhh,, itu cuma mimpi kurasa
kemudian kita sama bertanya tentang agama,
benarkah kita percaya tuhan karena ketulusan
atau barang kali karena kita enggan di anggap berbeda
ini bukan menyoal asmara
bukan pula menyoal agama
ini menyoal nafsu
aku, kamu, dan mereka sama saja
kita terjerat jaring nafsu yang selalu melekat
aku, kamu dan mereka sama saja
dari nafsu kita bermula
hingga mampu menjejak langkah saat ini
barang kali sekarang aku sedang bernafsu pula
berbicara padamu tentang ini
agar sama dibilang puitis dan beragama
ahhh,, tuan dan nyonya
ku cukupkan disni saja
malam kian menjadi pekat
dan sebungkus rokok tengah memanggil sukmaku untuk mendekat
sedang rindu tetap menjadi rindu
namun dimana akan kita letakkan nafsu
benarkah nafsu hanya ada pada bibir yang berpagut
atau tersimpan dalam raga yang bercinta
benarkah nafsu bermuara disitu saja ?
kemudian kita sama bertanya tentang cinta,
benarkah cintamu tulus dan suci
atau hanya ilusi nafsu batin yang tak mau sendiri
tak usah kita berbincang tentang cinta sejati
jika nafsu masih saja kau ikuti
jika kalian mencari cinta tanpa nafsu,
ahhh,, itu cuma mimpi kurasa
kemudian kita sama bertanya tentang agama,
benarkah kita percaya tuhan karena ketulusan
atau barang kali karena kita enggan di anggap berbeda
ini bukan menyoal asmara
bukan pula menyoal agama
ini menyoal nafsu
aku, kamu, dan mereka sama saja
kita terjerat jaring nafsu yang selalu melekat
aku, kamu dan mereka sama saja
dari nafsu kita bermula
hingga mampu menjejak langkah saat ini
barang kali sekarang aku sedang bernafsu pula
berbicara padamu tentang ini
agar sama dibilang puitis dan beragama
ahhh,, tuan dan nyonya
ku cukupkan disni saja
malam kian menjadi pekat
dan sebungkus rokok tengah memanggil sukmaku untuk mendekat
25 Mei 2013
sekumpulan tanya
saat keindahan merupa rayuan,
dimana kesetiaan kini berada ?
jangan pernah salahkan malam
saat sepasang bibir berpagutan
ikatan hanya sebuah perjanjian,
seakan semuanya telah dituliskan
dengan lekuk dan liku pembermaknaan
ketika rindu tiada beraksara
hanya mengendap sebagai rasa,
maka biarkan seja begitu adanya
biarkan sukmamu menikmatinya
rindu sumber segala kesempurnaan
cinta sumber kehidupan
namun benci,
benarkah ia sumber segala kehancuran ?
benarkah mati adalah akhir
benarkah hidup adalah awal
atau semua tertukar
dan kita hanya mencoba menafsirkan
ini hanya sebatas aksara
dia yang mengungkap tanya
darimana semua bermula
dimana kesetiaan kini berada ?
jangan pernah salahkan malam
saat sepasang bibir berpagutan
ikatan hanya sebuah perjanjian,
seakan semuanya telah dituliskan
dengan lekuk dan liku pembermaknaan
ketika rindu tiada beraksara
hanya mengendap sebagai rasa,
maka biarkan seja begitu adanya
biarkan sukmamu menikmatinya
rindu sumber segala kesempurnaan
cinta sumber kehidupan
namun benci,
benarkah ia sumber segala kehancuran ?
benarkah mati adalah akhir
benarkah hidup adalah awal
atau semua tertukar
dan kita hanya mencoba menafsirkan
ini hanya sebatas aksara
dia yang mengungkap tanya
darimana semua bermula
22 Mei 2013
sesederhana cinta
semua begitu sederhana
semua berawal kala mata memandang
kala sama-sama kita menjelajah dalam kelamnya sukma
semua begitu sederhana
berawal hanya dari pandang
berakhir dengan senyuman dan sapaan
semua begitu sederhana
seiring waktu berlalu dan detik yang berganti
ternyata kita saling bertukar hati
berujung pada sebuah janji
semua begitu sederhana
hanya jika kita perlahan mencoba untuk saling paham
berbicara dengan hati bukan dengan pikiran
dalam lantunan bahasa kalbu kita kan mengerti
bahwa cinta tak akan pernah menyakiti
cinta hanyalah sebuah perjalanan
dimana kita sama-sama tak saling paham
dimana kita sama-sama mencari jalan
dimana kita sama-sama mencari pengertian
kemudian kita bertemu dan saling melengkapi
sederhana bukan ?
jika sesederhana ini pula aku bisa mencintaimu
jika sesederhana ini pula aku bisa menyayangimu
alangkah benderang surya kala fajar menyapa nanti
biarkan cinta menjadi sederhana antara kita
tanpa alasan mencinta
dan tanpa alasan menyayangi
karena kita sama-sama takut
jika alasan hilang, maka hilang pula cinta kita nanti
kasih,cinta, sayang
ahh, terserahlah apa panggilan ku nanti
hanya sebua nama dan panggilan
yang aku butuh hanya perhatian dan kasih sayang
dinda,
malam dekati gigir pagi
rembulan segera terjatuh dan menghilang nanti
kucukupkan sampai disini
kesederhanaan cintaku malam ini,
semua berawal kala mata memandang
kala sama-sama kita menjelajah dalam kelamnya sukma
semua begitu sederhana
berawal hanya dari pandang
berakhir dengan senyuman dan sapaan
semua begitu sederhana
seiring waktu berlalu dan detik yang berganti
ternyata kita saling bertukar hati
berujung pada sebuah janji
semua begitu sederhana
hanya jika kita perlahan mencoba untuk saling paham
berbicara dengan hati bukan dengan pikiran
dalam lantunan bahasa kalbu kita kan mengerti
bahwa cinta tak akan pernah menyakiti
cinta hanyalah sebuah perjalanan
dimana kita sama-sama tak saling paham
dimana kita sama-sama mencari jalan
dimana kita sama-sama mencari pengertian
kemudian kita bertemu dan saling melengkapi
sederhana bukan ?
jika sesederhana ini pula aku bisa mencintaimu
jika sesederhana ini pula aku bisa menyayangimu
alangkah benderang surya kala fajar menyapa nanti
biarkan cinta menjadi sederhana antara kita
tanpa alasan mencinta
dan tanpa alasan menyayangi
karena kita sama-sama takut
jika alasan hilang, maka hilang pula cinta kita nanti
kasih,cinta, sayang
ahh, terserahlah apa panggilan ku nanti
hanya sebua nama dan panggilan
yang aku butuh hanya perhatian dan kasih sayang
dinda,
malam dekati gigir pagi
rembulan segera terjatuh dan menghilang nanti
kucukupkan sampai disini
kesederhanaan cintaku malam ini,
16 Mei 2013
Jangan sembunyikan Senyummu Manis
surya tenggelam hilang sebellum waktunya. rembulan lenyap dari langit malam, hanya sisakan kesuraman saja. kartika semunyi di balik barisan awan mendung yang berarak berkabar duka. tau kah kau kenapa kasih ?
semua itu karena dirimu, kau termenung murung sendiri. sembunyikan senyuman dan tawamu dari dunia yang semakin kelam ini. kau tarik sejuta keindahan dunia dengan kemuruanganmu. kemanakan senyum dan tawa yang begitu riang menggoda. kemanakah senyum dan tawa yang begitu hangat dan indah itu pergi ?. adakah duka menyeretmu kedalam kesedihan abadi. adakah luka yang menyayat sukmamu kasih ?
aku duduk diam mentapmu. redup redam dian parasmu. laksana llilin yang hampir mati tertiup angin. aku bertanya kenapa, namu kau hanya menjawab tak ada apa-apa. kubertanya siapa siapa, namun kau hanya diam tertunduk lesu. ahhh, jangan kau terlalu kejam pada dunia kasih. kembalikan keindahan dunia dengan senyumanmu. kembalikan kemeriahan dunia ini dengan tawamu. jangan terlalu lama kau memendam duka, karena itu tak ada guna, hanya menambah kesakitan dunia.
kau tercipta dengan segala keindahan dunia. kemolekan dan kecantikanmu menyerap inti sari indahnya dunia. rembulan, bintang, surya, pelangi semuanya akan iri melihat indahnya parasmu. ahh, lesung pipitmu saat kau tertawa dan tersenyum, semakin membuatmu terlihat begitu indah dalam keindahan. aku tau Tuhan tak salah menciptakan dirimu dengan segala keindahan. karena kau memang begitu indah. aku tak tau harus berkata apa lagi tentang keindahan mu. bahkan kata pujian pun habis di depanmu
kasih, baringkan ragamu dalam pangkuanku. kan kujaga dirimu dalam pergantian hari. rengkuhlah kesenangan abadi dan selamilah dunia mimpi-mimpi para dewa-dewi. dan jika kau terbangun nanti aku ingin kembali melihat senyumanmu kasih.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hei. dirimu yang sedang menatap termenung sendiri, apa yang membuatmu tak tersenyum hari ini. masihkah kau pikirkan duka, masihkah kah pikirkan kekasih yang tak kunjung ada. atau masihkah kau pikirkan kekasih yang telah pergi. kutanya padamu kali ini. taukah kau bahwa sesungguhnya da dewi sejai di dunia ini. dia dengan kecantikan sejati.
jika kau ingin tau, coba kau berkaca sejenak, lihat dalam-dalam di cermin itu, maka kau akan lihat sosok dewi dengan sejuta kecantikan dan keindahan. lihatlah, karena kalian memang indah dalam keindahan.
11 Mei 2013
seminggu dalam kebisuan mu
seminggu dari saat itu, kau masih diam disana. entah apa yang kau pikirkan kini. sedang kan aku seperti biasa masih menunggu dirimu disini. menanti kapan kau akan datang menghampiri. emmm, mungkinkah itu pernah kamu pikirkan kasih ?
kau diam tanpa bicara, taka da sepatah kata yang kau ucapkan. kemana perginya senyuman dan tawa yang begitu riang dan menghangatkan. aahh. aku sangat merindukannya, ketika kau tertawa dan tersenyum, ketika lesung pipimu terlihat begitu manis. namun kini semua menghilang, smuanya dan aku tak tau apa peyebabnya. setiap kutanya kau hanya diam dan menghindar seakan memilih hilang dalam bayang-bayang. sebenarnya apa yang kau carai dan sembunyikan dari diriku.
hari ini tepat seminggu kebisuanmu, ingin ku marah padamu. tapi tarlalu sayang untuk marah padamu saat ini. wajahmu begitu lesu. seperti awan mendung yang membawa jutaan tetes air. begitu berat penuh duka dan keluh kesah. adakah yang salah dengan dirimu. adakah seuatu yang begitu tak ingin kau bagi denganku. adakah dalam pikiranmu saat ini bahwa kau memiliki diirku. adakah semua itu sempat kau pikirkan kasih ?.
entahlah, kini aku tak mengerti tentang apa yang kau pikirkan. pikiranmu terlalu sulit untuk aku pahami saat ini. maka kubiarkan kau begitu. ku biarkan kau tenggelam dalam sejuta rahasia yang kau jaga. dan jika nanti kau lelah dan ingin kembali. aku selalu disini diam menanti. menantimu dengan sejuta kehangatan pelukan dan kasih sayang.
8 Mei 2013
Siapalah Diriku ini, bagimu
apa yang akan terjadi jika kau hanya diam d tepi malam, dan sendiri. mungkinkah kau akan mengijinkan ku untuk duduk disampingmu dan bilang bahwa aku mencintaimu saat ini ?
semuanya hanya terbatas pada mungkin saat ini. mungkinkah semua itu bisa terjadi dan kau kembali menjawab bahwa kau juga cinta padaku. sudahlah, jangan terlalu bercanda dengan isi hatimu sendiri. aku tau kau masih tenggelam dan terjerat pada sisa-sisa cinta di masa lalu. kau masih enggan untuk menguraikan setiap helai benang yang menjerat raga dan hatimu. sepertinya kau juga enggan menatap dan menulis cerita baru tentang cintamu. bahkan mungkin kau hanya melihatku dengan kacamata yang begitu biasa. hingga terkadang kau lupa bahwa aku itu ada. sama seperti saat ini, kau masih terpaku menatap bayang-bayang yang kian menghilang, dan melupakan diriku yang ada disampingmu.
haruskah aku marah padamu ?, kurasa tak perlu dan tak ada guna aku marah padamu. sepertinya inilah peran ku selama ini, hanya sekedar mengagumi dirimu dari balik kelambu kelam yang tak kunjung terang. jika RA Kartini menulis buku "Dari gelap Terbitlah Terang", maka aku akan menulis sebuah buku yang berjudul " Dari gelap hingga kelam". lucu bukan, sebuah buku yang berisi tentang keberadaaanku yang selalu hilang dari pandanganmu. tertawalah jika kau mau, tak perlu malu di depan ku. karena sejatinya siapalah aku ini. hanya titik yang berada di luar iangatan dan kenanganmu.
sudahlah, sebaiknya aku pergi sekarang, karena malam telah terlalu kelam. namun, ak masih tak rela meninggalkanmu sendiri disini. siapa yang nanti akan membangunkanmu dari kenangan dan mimpi itu, kalo bkan aku. mari kita pergi, fajar sebentar lagi datang menyapa. cayanya terlalu terang menyapa dirimu, dan aku takur kau akan terbangun dan sadar bahwa semua itu telah tiada.
ku biarkan kau begini, meski tak tega aku melihatmu, namun jika dengan begini aku bisa berada di sampingmu dan menjagamu, kurasa tak apa-apa, karena aku rela.
6 Mei 2013
negeri ku membusuk
malam ini begitu busuk
tercium aroma selokan-selokan bau penuh sampah
terbang terselip dalam semilir angin yang pengap
hingga rembulan pun menghindar pergi menghilang
berjalan sendiri susuri malam
berjejeran tempik-tempik menanti pasangan
bersama arma parfum yang memuakan
serta senyuman indah menggoda nafsu belaka
pria maupun wanita tiada beda
berjejer dengan sejuta rayu jahanam
pemuas nafsu tanpa tepi
namun itulah jalan yang mereka hadapi
sebagai balasan asa hidup untuk esok
menyusup kemudian dalam losmen dan hotel disini
tiada beda dengan gubuk jalanan jahanam
amis pesing bercampur dalam kenikmatan
meskipun sekejap setidaknya memuaskan hasrat
kemudian pergi menghilang terbang melayang
menyusup dalam bangunan kepala sengkuni
terdiam meratapi para pemegang kuasa
duduk diam ongkang-ongkang kaki tertawa
sedang disana terdengar tangis anak lapar minta makan
inilah wajah ku kini
tuahitam legam bopeng penuh koreng
sejuta duka luka bertahta
tua muda kini tiada beda
saling tikam- menikam mematikan
tanpau tau tepi arti kehidupan
lelah pundak ku kini
jangan salahkan bila nanti ku pergi
karena bosan aku menatap negeri ini.
tercium aroma selokan-selokan bau penuh sampah
terbang terselip dalam semilir angin yang pengap
hingga rembulan pun menghindar pergi menghilang
berjalan sendiri susuri malam
berjejeran tempik-tempik menanti pasangan
bersama arma parfum yang memuakan
serta senyuman indah menggoda nafsu belaka
pria maupun wanita tiada beda
berjejer dengan sejuta rayu jahanam
pemuas nafsu tanpa tepi
namun itulah jalan yang mereka hadapi
sebagai balasan asa hidup untuk esok
menyusup kemudian dalam losmen dan hotel disini
tiada beda dengan gubuk jalanan jahanam
amis pesing bercampur dalam kenikmatan
meskipun sekejap setidaknya memuaskan hasrat
kemudian pergi menghilang terbang melayang
menyusup dalam bangunan kepala sengkuni
terdiam meratapi para pemegang kuasa
duduk diam ongkang-ongkang kaki tertawa
sedang disana terdengar tangis anak lapar minta makan
inilah wajah ku kini
tuahitam legam bopeng penuh koreng
sejuta duka luka bertahta
tua muda kini tiada beda
saling tikam- menikam mematikan
tanpau tau tepi arti kehidupan
lelah pundak ku kini
jangan salahkan bila nanti ku pergi
karena bosan aku menatap negeri ini.
1 Mei 2013
Kangen
duka
luka
lara
tangis
sendiri
sepi
sendu
menggebu
rindu
jarak
waktu
membisu
rindu
kangen
itulah aku..
luka
lara
tangis
sendiri
sepi
sendu
menggebu
rindu
jarak
waktu
membisu
rindu
kangen
itulah aku..
29 Apr 2013
cerita Insomnia
pagi sebentar lagi menjelang
namun mataku enggan terpejam
ragaku masih kuat bertahan
menatap langit malam yang semakin kelam
inilah cerita orang yang insomnia
selalu mengiring pagi kala surya terbangun
mengikuti rembulan higga hilang diperaduan
menatap kartika hingga lenyap di balik mega
tiada yang salah dengan mataku
apalagi otakku
berteman secangkir kopi aku bertahan
mengiringi hari hingga berganti menjadi baru
sama seperti saat ini
segelas kopi hangat di sampingku
sebungkus rokok di depanku
kutulis cerita ini
sembari mengingat paras wajahmu
kasih
namun mataku enggan terpejam
ragaku masih kuat bertahan
menatap langit malam yang semakin kelam
inilah cerita orang yang insomnia
selalu mengiring pagi kala surya terbangun
mengikuti rembulan higga hilang diperaduan
menatap kartika hingga lenyap di balik mega
tiada yang salah dengan mataku
apalagi otakku
berteman secangkir kopi aku bertahan
mengiringi hari hingga berganti menjadi baru
sama seperti saat ini
segelas kopi hangat di sampingku
sebungkus rokok di depanku
kutulis cerita ini
sembari mengingat paras wajahmu
kasih
28 Apr 2013
melepasmu
kau selalu begitu
ketika diam menguasaimu
kau hanya duduk membisu
setiap kutanya kau bilang tak tau
ahh, lelah jiwa menghadapimu
sana pergi dengan duniamu
hilang pun aku tak peduli
terlalu lehat hati ini
hilanglah kau dan pergilah
laksana guguran kelopak mawar yag hilang ditelan angin
jika kau tak ingin lagi kembali
maka kurelakan kau pergi.
aku tiada benci padamu
kuleoaskan kau dengan kasih
tak ingin aku menjeratmu
seperti burung dalam sangkar
bebas dan lepaskan jiwamu
aku ikhlas melepasmu..
ketika diam menguasaimu
kau hanya duduk membisu
setiap kutanya kau bilang tak tau
ahh, lelah jiwa menghadapimu
sana pergi dengan duniamu
hilang pun aku tak peduli
terlalu lehat hati ini
hilanglah kau dan pergilah
laksana guguran kelopak mawar yag hilang ditelan angin
jika kau tak ingin lagi kembali
maka kurelakan kau pergi.
aku tiada benci padamu
kuleoaskan kau dengan kasih
tak ingin aku menjeratmu
seperti burung dalam sangkar
bebas dan lepaskan jiwamu
aku ikhlas melepasmu..
27 Apr 2013
duhai mawar pagi..
merah segar merekah
basah tertutup kabut pagi
indah tertimpa caya mentari
cantik mempesona dalam balutan kesempurnaan pagi
lama nian waktu kau nanti
bermula dari kuncup kau terdiam
tersipu menggoda
membawa sejuta tanya dari dunia
tentang kecantikan yang tersimpan dalam setiap helaimu
waktu seakan enggan menunggu
ia putar setiap jarum waktu agar cepat berlalu
agar dunia segera melihatmu
tersenyum menggoda dalam diammu
tiada perlu kau berkata
tiada aksara yang perlu kau ucap
biarkan kecantikanmu bicara
biarkan keindahanmu menggoda
dan lihatlah..
seekor lebah sempoyongan menghampirimu
terdiam terpaku menatapmu
seakan tiada pernah ia lihat keindahan sejati
berputar ia mengamati
sembari menari tanpa ia sadari
dan kau hanya diam sembari menyimpan senyum lagi
dunia kehabisan aksara
entah apa lagi yang mau dia katakan
diam ia menunggu
bersama hari yang berganti
dan kau semakin menjadi
indamu membunuh hati ini
basah tertutup kabut pagi
indah tertimpa caya mentari
cantik mempesona dalam balutan kesempurnaan pagi
lama nian waktu kau nanti
bermula dari kuncup kau terdiam
tersipu menggoda
membawa sejuta tanya dari dunia
tentang kecantikan yang tersimpan dalam setiap helaimu
waktu seakan enggan menunggu
ia putar setiap jarum waktu agar cepat berlalu
agar dunia segera melihatmu
tersenyum menggoda dalam diammu
tiada perlu kau berkata
tiada aksara yang perlu kau ucap
biarkan kecantikanmu bicara
biarkan keindahanmu menggoda
dan lihatlah..
seekor lebah sempoyongan menghampirimu
terdiam terpaku menatapmu
seakan tiada pernah ia lihat keindahan sejati
berputar ia mengamati
sembari menari tanpa ia sadari
dan kau hanya diam sembari menyimpan senyum lagi
dunia kehabisan aksara
entah apa lagi yang mau dia katakan
diam ia menunggu
bersama hari yang berganti
dan kau semakin menjadi
indamu membunuh hati ini
25 Apr 2013
Hanya kuburan tanpa nama
rembulan hilang ditelan awan
tersangkut di ranting kering jati
terdiam berdiri di atas bukit
berteman kamboja putih berguguran
menutupi sebuah kubur tanpa nama.
berteman sepi dalam hari
tertelan waktu menggerus ingatan
punya siapa tiada yang tau
hanya perlahan terlupa jaman
segala daya magi terasa mengekang
selimut setiap cerita tersebar
entah benar atau bualan
semua tiada yang tau
hanya satu mereka percaya
menurun dalam tutur cerita
itu kuburan jangan dihiraukan
karena hanya kuburan tanpa nama
tersangkut di ranting kering jati
terdiam berdiri di atas bukit
berteman kamboja putih berguguran
menutupi sebuah kubur tanpa nama.
berteman sepi dalam hari
tertelan waktu menggerus ingatan
punya siapa tiada yang tau
hanya perlahan terlupa jaman
segala daya magi terasa mengekang
selimut setiap cerita tersebar
entah benar atau bualan
semua tiada yang tau
hanya satu mereka percaya
menurun dalam tutur cerita
itu kuburan jangan dihiraukan
karena hanya kuburan tanpa nama
23 Apr 2013
begadang Positif II : kumpulan sketsa Tentang Mawar
ketika begadang hari ini sembari menanti pertandingan MU vs Aston Villa, dan berakhir dengan kemenangan MU,, yeeahhhhh,, Manchester is Red and Always RED.. #GGMU.. #halah, hahahah
, beberapa skesta yg saya hasilkan, silahkan dinikmati...
nb : maaf kalo kualitas gmbar jelek, cz, kamera tidak mendukung, hehe
, beberapa skesta yg saya hasilkan, silahkan dinikmati...
nb : maaf kalo kualitas gmbar jelek, cz, kamera tidak mendukung, hehe
21 Apr 2013
begadang positif : kumpulan gambar sketsa
ketika begadang menjadi sebuah hal yang telah menjadi kebiasaan saya, dan dalam mengisi keluangan waktu begadang inilah yg saya lakukan,
nb : maaf kalo kualitas gmbr dan foto kurang bagus, hehe
nb : maaf kalo kualitas gmbr dan foto kurang bagus, hehe
20 Apr 2013
menyapa pagi
malam tersapu hilang
terganti fajar hadirkan mentari
hangat pelan menyapu pertiwi
bersama kabut terselip dibalik pohon mahoni
tetes dingin embun masih tertingal di daun jati
gemintang hilang dibalik mega
enggan ia menghilang tanpa nikmati dunia
tersenyum iya di balik sisa mega kelam
mengintip dunia ketika fajar datang
tergerak sukma kembali kedalam raga
bersama sejuta mimpi tentang asa
terselip sebuah rindu dalam dada
yang tiada tertulis maupun terkata
raga terbujur kaku terdiam
tiada mati namun hendak mati
hanya sesat kita tertidur mati
dan biarkan sukma melayang pergi
ini hari berjalan kembali
setelah terdiam semalam menanti
entah apa yang akan terjadi hari ini
masih sebuah misteri pada ilahi
terganti fajar hadirkan mentari
hangat pelan menyapu pertiwi
bersama kabut terselip dibalik pohon mahoni
tetes dingin embun masih tertingal di daun jati
gemintang hilang dibalik mega
enggan ia menghilang tanpa nikmati dunia
tersenyum iya di balik sisa mega kelam
mengintip dunia ketika fajar datang
tergerak sukma kembali kedalam raga
bersama sejuta mimpi tentang asa
terselip sebuah rindu dalam dada
yang tiada tertulis maupun terkata
raga terbujur kaku terdiam
tiada mati namun hendak mati
hanya sesat kita tertidur mati
dan biarkan sukma melayang pergi
ini hari berjalan kembali
setelah terdiam semalam menanti
entah apa yang akan terjadi hari ini
masih sebuah misteri pada ilahi
18 Apr 2013
rindu merajam raga
kelam gelap membentang
tanpa tau kemana memandang maupun meraba
tertatih jatuh terluka
tersayat diam membekap luka
tiada secercah cahaya menyambut
hanya semilir dingin angin bekukan jiwa
meraba terus melangkah
tanpa tau dimana kau berada
detik pelan berlalu
hari perlahan berganti
namun belum jua kutemukan dimana dikau kini
musim silih berganti
gugur daun berganti tunas merekah
kuncup melati hiasi taman depan rumah
namun dikau masih jua belum kembali
sepi kadang membekap sukma
merajam raga dengan sejuta belati rindu
terbayang seraut wajah dirimu
tersenyum menyambut pagi
dalam kelam dan dalam terang
kau hanya bisa terdiam
melepaskan aku dalam kegamangan
menggambarkan siluet wajahmu dalam kerinduan
tanpa tau kemana memandang maupun meraba
tertatih jatuh terluka
tersayat diam membekap luka
tiada secercah cahaya menyambut
hanya semilir dingin angin bekukan jiwa
meraba terus melangkah
tanpa tau dimana kau berada
detik pelan berlalu
hari perlahan berganti
namun belum jua kutemukan dimana dikau kini
musim silih berganti
gugur daun berganti tunas merekah
kuncup melati hiasi taman depan rumah
namun dikau masih jua belum kembali
sepi kadang membekap sukma
merajam raga dengan sejuta belati rindu
terbayang seraut wajah dirimu
tersenyum menyambut pagi
dalam kelam dan dalam terang
kau hanya bisa terdiam
melepaskan aku dalam kegamangan
menggambarkan siluet wajahmu dalam kerinduan
16 Apr 2013
Tentang Nisan Bertulis Namaku
diam dingin membekab
terdiam raga mengejang
hening sukma menghilang
terbujur kaku dalam kebisuan
sayup terdengar rapalan doa
memuja atas nama tuhan
tentang sukma yang perlahan melayang
lama waktu berlalu
hanya sepi dan kelam menemani diriku
perlahan semakin sepi
entah apa yang telah terjadi
terpaku diam membisu
perlahan namun pasti
tertelan aku dalam kesendirian
belum sempat aku bertanya, kenapa
nisan telah berdiri menancap di atas kubur
atas namaku sendiri
terdiam raga mengejang
hening sukma menghilang
terbujur kaku dalam kebisuan
sayup terdengar rapalan doa
memuja atas nama tuhan
tentang sukma yang perlahan melayang
lama waktu berlalu
hanya sepi dan kelam menemani diriku
perlahan semakin sepi
entah apa yang telah terjadi
terpaku diam membisu
perlahan namun pasti
tertelan aku dalam kesendirian
belum sempat aku bertanya, kenapa
nisan telah berdiri menancap di atas kubur
atas namaku sendiri
13 Apr 2013
hilangnya melati dalam malam
malam tenggelam dalam kelam
rembulan hilang di balik mega
kartika hilang perlahan entah kemana
detik berganti pecahkan sunyi
disni kita berdua diam
termangu dalam derai air mata
kau hanya terbaring diam
samar kau lihatkan senyummu padaku
namun air mata masih jua mengalir dari matamu
aku hanya tertawa kecl melihatmu
kaupun berusaha tersenyum dengan usahamu
kugenggam tanganmu begitu dingin kurasa
kutatap wajahmu kau terklihat begitu lesu
lama kau terbaring diam
bersama puluhan selang-selang menopang hidupmu
lesu sendu dan pilu tersirat di matamu
kau seperti kuncup bunga yang perlahan layu
hanya sisakan kengan kecantikan dan kaindahan waktu itu
aku hanya diam
kau pun hanya diam bersama senyumanmu itu
kita hanya bicara lewat aksara air mata
entah berapa lama waktu telah berlalu
sisakan kita berdua disini
kian lama waktu berlalu
perlahan kurasakan ragamu tertelan dalam beku
berkelebat sejuta kenangan dalam benakku
sejuta tawa dan candamu
sejuta hangat derai tawamu
peluk rindu dan kecupanmu
manis pahit kopi buatanmu
yang menyambutku setiap pagi menjelang
bersama sapaan dan senyuman manismu
lama tiada kurasa, saat itu perlahan menghilang dalam hidupku
terganti menjadi sebatas kenangan belaka
perlahan air mataku kembali mengalir
menetes jatuh basahi tangamu
tiada sanggup kusapu derai air mata yang lama tertahan ini
kulihat bibirmu seakan berkata
lirih pelan tanpa aksara
namun aku masih bisa mengerti apa yang kau katakan
"untuk apa kau menangis kasihku
jangan kau berikan padaku tangisanmu
biarlah kulihat senyummu
senyuman yang hangat dan membuatku jatuh hati padamu
senyuman sehangat surya, namun seindah rembulan malam
kau kuat, tak pantas kau menangis di depanku
tiada pernah ku lihat kau menangis
lantas kenapa kau harus menangis kini
senyumlah kasihku, tersenyumlah
dan iringkan aku dalam senyuman manismu malam ini"
layu bibirmu tertutup
perlahan matamu terkatup,
dingin merambat hebat dalam ragamu
sesaat aku diam termangu
kuturankan tanganmu perlahan
semburat senyum terukir dalam bibirmu
aku hanya tersenyum menatapmu
teriring airmata yng tiada terhenti
perlahan ku kecup keningmu
dingin bibirku menyentuh keningmu
sembari ku usap air matamu
ku cium pipimu
dan kubusikan kata indah yang mengiring setiap tidurmu
"selamat tidur bidadariku, tenanglah dalam tidrmu,
mimpukan diriku dalam tidurmu kasihku"
rembulan hilang di balik mega
kartika hilang perlahan entah kemana
detik berganti pecahkan sunyi
disni kita berdua diam
termangu dalam derai air mata
kau hanya terbaring diam
samar kau lihatkan senyummu padaku
namun air mata masih jua mengalir dari matamu
aku hanya tertawa kecl melihatmu
kaupun berusaha tersenyum dengan usahamu
kugenggam tanganmu begitu dingin kurasa
kutatap wajahmu kau terklihat begitu lesu
lama kau terbaring diam
bersama puluhan selang-selang menopang hidupmu
lesu sendu dan pilu tersirat di matamu
kau seperti kuncup bunga yang perlahan layu
hanya sisakan kengan kecantikan dan kaindahan waktu itu
aku hanya diam
kau pun hanya diam bersama senyumanmu itu
kita hanya bicara lewat aksara air mata
entah berapa lama waktu telah berlalu
sisakan kita berdua disini
kian lama waktu berlalu
perlahan kurasakan ragamu tertelan dalam beku
berkelebat sejuta kenangan dalam benakku
sejuta tawa dan candamu
sejuta hangat derai tawamu
peluk rindu dan kecupanmu
manis pahit kopi buatanmu
yang menyambutku setiap pagi menjelang
bersama sapaan dan senyuman manismu
lama tiada kurasa, saat itu perlahan menghilang dalam hidupku
terganti menjadi sebatas kenangan belaka
perlahan air mataku kembali mengalir
menetes jatuh basahi tangamu
tiada sanggup kusapu derai air mata yang lama tertahan ini
kulihat bibirmu seakan berkata
lirih pelan tanpa aksara
namun aku masih bisa mengerti apa yang kau katakan
"untuk apa kau menangis kasihku
jangan kau berikan padaku tangisanmu
biarlah kulihat senyummu
senyuman yang hangat dan membuatku jatuh hati padamu
senyuman sehangat surya, namun seindah rembulan malam
kau kuat, tak pantas kau menangis di depanku
tiada pernah ku lihat kau menangis
lantas kenapa kau harus menangis kini
senyumlah kasihku, tersenyumlah
dan iringkan aku dalam senyuman manismu malam ini"
layu bibirmu tertutup
perlahan matamu terkatup,
dingin merambat hebat dalam ragamu
sesaat aku diam termangu
kuturankan tanganmu perlahan
semburat senyum terukir dalam bibirmu
aku hanya tersenyum menatapmu
teriring airmata yng tiada terhenti
perlahan ku kecup keningmu
dingin bibirku menyentuh keningmu
sembari ku usap air matamu
ku cium pipimu
dan kubusikan kata indah yang mengiring setiap tidurmu
"selamat tidur bidadariku, tenanglah dalam tidrmu,
mimpukan diriku dalam tidurmu kasihku"
10 Apr 2013
sepenggal kabar tentang ajal
detik berlalu dalam bisu
malam luntur dalam pilu
fajar menyapa dalam luka
senja berkabar tentang duka
surya tenggelam dalam lara
mati menjemput tanpa tunda
malam luntur dalam pilu
fajar menyapa dalam luka
senja berkabar tentang duka
surya tenggelam dalam lara
mati menjemput tanpa tunda
9 Apr 2013
Tentang Rindu dan Pilu
saat rindu tersekat
rasa hati kian sekarat
kau hanya bisa meratap pada dinding malam yang keparat
dalam diam kau menunggu
detik jam pun kian berlalu
perlahan rindumu kian membeku
terhitung daun gugur berlalu
diam menunggu dirimu di depan pintu
berdiri aku bersama serangkai bunga yang layu
angin berkejaran di balik gugur dedaunan
sedang hujan hanya sembunyi di balik awan
lama nian kau menghilang lenyap dalam bayang
malam kian pekat
rindu perlahan mengikat
memandang pilu pada musim yang terlewat
tanpa ada dirimu meskipun hanya sebatas bayang belaka
bersandar pada dinding fajar
menunggu terdiam pada tepian senja
sedang dalam malam aku hanya bisa meratap
tentang pilu dan duka yang tak kunjung menghilang
ada kala hujan begitu indah
ada kala kemarau begitu segar
kering hati terserap panas rindu
sedang tangis luntur dalam tetes hujan yang bisu
rindu hampa
rindu duka
rindu suka
rindu tangis
rindu tawa
bergumul bersatu dalam sejuta jiwa
melayang jauh dalam angkasa
berkabar pada rembulan dan kartika
tentang dirinya yang hilang ditelan fajar biru
hilang lenyap tak bersua
diam duduk sendiri menangis pilu
untuk apa sesal semayam dalam dada
jika sakit tak sanggup tertahan
lepas dan tinggal kan dia berlalu
tikam belati dalam jantungku
meleleh tercecer jutaan rindu
hilang tersapu dalam hujan pilu
aku pergi bukan karna tak menunggu
jika kau kembali tak kau dapati diriku
mungkin aku hilang mati untuk menantimu.
rasa hati kian sekarat
kau hanya bisa meratap pada dinding malam yang keparat
dalam diam kau menunggu
detik jam pun kian berlalu
perlahan rindumu kian membeku
terhitung daun gugur berlalu
diam menunggu dirimu di depan pintu
berdiri aku bersama serangkai bunga yang layu
angin berkejaran di balik gugur dedaunan
sedang hujan hanya sembunyi di balik awan
lama nian kau menghilang lenyap dalam bayang
malam kian pekat
rindu perlahan mengikat
memandang pilu pada musim yang terlewat
tanpa ada dirimu meskipun hanya sebatas bayang belaka
bersandar pada dinding fajar
menunggu terdiam pada tepian senja
sedang dalam malam aku hanya bisa meratap
tentang pilu dan duka yang tak kunjung menghilang
ada kala hujan begitu indah
ada kala kemarau begitu segar
kering hati terserap panas rindu
sedang tangis luntur dalam tetes hujan yang bisu
rindu hampa
rindu duka
rindu suka
rindu tangis
rindu tawa
bergumul bersatu dalam sejuta jiwa
melayang jauh dalam angkasa
berkabar pada rembulan dan kartika
tentang dirinya yang hilang ditelan fajar biru
hilang lenyap tak bersua
diam duduk sendiri menangis pilu
untuk apa sesal semayam dalam dada
jika sakit tak sanggup tertahan
lepas dan tinggal kan dia berlalu
tikam belati dalam jantungku
meleleh tercecer jutaan rindu
hilang tersapu dalam hujan pilu
aku pergi bukan karna tak menunggu
jika kau kembali tak kau dapati diriku
mungkin aku hilang mati untuk menantimu.
28 Mar 2013
Mereka bilang Aku Anak Haram
nista kah aku
haram kah aku
sinis kau pandang diriku
cemooh kau berikan padaku
apakah aku bukan manusia di pandanganmu
apakah aku makhluk tak bernyawa di matamu
apakah tuhan tak menciptakan ku
hingga kau hina diriku
cukup sudah perih dalam hidupku
cukupkan sudah pahit yang kuhisap dalam kisahku
ini bukan mau ku
ini adalah takdir ku
jangan kau tanya siapa orang tuaku
ayah ibu aku tak tau
mereka temukan q di depan emperan toko
kecil meringkuk terbungkus selimut rombeng
kecil melawan dingin
bersama tangis mencari susu ibu
aku hidup
aku berdiri
aku manusia
bukan setan bukan hewan
aku ciptaan tuhan, sama seperti kalian
mereka bilang aku anak haram
penuh dosa dan masuk neraka
suram dan kelam dijalanku
jauh dan menghindar dari hidupmu
disni aku berdiri sendri
diam membisu menatap hari
melukis mimpi bersama getir di cakrawala pagi
teriring mentari tersenyum menyapa hati
kujalani hidup hanya sendiri
kan kutulis ceritaku dalam kertas kusam penuh noda
kita sama dan tiada beda
kau hidup begitu jua diriku
kelak kita sama-sama mati
sama-sama kita kan berjumpa tuhan
dan sama-sama kita kan pilih surga atau neraka
aku tak tau dimana diriku kelak
tapi aku kan memilih yang terbaik bagiku
haram kah aku
sinis kau pandang diriku
cemooh kau berikan padaku
apakah aku bukan manusia di pandanganmu
apakah aku makhluk tak bernyawa di matamu
apakah tuhan tak menciptakan ku
hingga kau hina diriku
cukup sudah perih dalam hidupku
cukupkan sudah pahit yang kuhisap dalam kisahku
ini bukan mau ku
ini adalah takdir ku
jangan kau tanya siapa orang tuaku
ayah ibu aku tak tau
mereka temukan q di depan emperan toko
kecil meringkuk terbungkus selimut rombeng
kecil melawan dingin
bersama tangis mencari susu ibu
aku hidup
aku berdiri
aku manusia
bukan setan bukan hewan
aku ciptaan tuhan, sama seperti kalian
mereka bilang aku anak haram
penuh dosa dan masuk neraka
suram dan kelam dijalanku
jauh dan menghindar dari hidupmu
disni aku berdiri sendri
diam membisu menatap hari
melukis mimpi bersama getir di cakrawala pagi
teriring mentari tersenyum menyapa hati
kujalani hidup hanya sendiri
kan kutulis ceritaku dalam kertas kusam penuh noda
kita sama dan tiada beda
kau hidup begitu jua diriku
kelak kita sama-sama mati
sama-sama kita kan berjumpa tuhan
dan sama-sama kita kan pilih surga atau neraka
aku tak tau dimana diriku kelak
tapi aku kan memilih yang terbaik bagiku
25 Mar 2013
Tentang Mati
sakit teriak
tangis membisu
luka menganga
darah membeku
air mata mengering
lari percuma
diam mati
sembunyi tersiksa
dosa menunggu
waktu memburu
lubang menanti
kain menghampiri
kenanga tersenyum
mati takdirmu
tangis membisu
luka menganga
darah membeku
air mata mengering
lari percuma
diam mati
sembunyi tersiksa
dosa menunggu
waktu memburu
lubang menanti
kain menghampiri
kenanga tersenyum
mati takdirmu
21 Mar 2013
luka lari kau bawa pergi
luka lari kau bawa pergi
hilang lenyap dalam sepi
diam memendam menungu mati
tangis perih kau pendam
sedang senyuman kau hidangkan
langit mendung berkabar hujan yng tertunda
semilir angin menyelipkan sejuta wangi kenanga
teringat wajah tersirat dalam semburat hitam di mega
kau tertawa namun berbuah duka
tiada lagi kurasa namaku di hatimu
tiada kutemui hangat sapaan senyummu kala malam menghampiri
kau hilang tertelan sepi
bersama lolong serigala malam yang menyayat hati
detik jam berbisik
rentetan kata-kata menyerangku tanpa jeda
berjuta kenangan menggelayut manja
menempel lekat dalam dinding jiwa
enggan aku menatap barang sekejap
namun dia memaksa dan terus memaksa
bersemayam ia disana,menggantung di pelupuk mata
ada mu kina tiada berasa
kau samar di balik kabut-kabut bukit kepedihan
samar kau tersenyum, samar pula kau menghilang
enggan aku bertukar sapa
karena pedih masih bertahta dalam jiwa
tiada lagi aku peduli dimana kau berada
kau menghilang aku lenyap
sama-sama kita mengengam sebuah kenangan
tentang tawa dan tentang tangis
tenang janji dan tentang cinta
serta tentang luka yang menganga di dada
hilang lenyap dalam sepi
diam memendam menungu mati
tangis perih kau pendam
sedang senyuman kau hidangkan
langit mendung berkabar hujan yng tertunda
semilir angin menyelipkan sejuta wangi kenanga
teringat wajah tersirat dalam semburat hitam di mega
kau tertawa namun berbuah duka
tiada lagi kurasa namaku di hatimu
tiada kutemui hangat sapaan senyummu kala malam menghampiri
kau hilang tertelan sepi
bersama lolong serigala malam yang menyayat hati
detik jam berbisik
rentetan kata-kata menyerangku tanpa jeda
berjuta kenangan menggelayut manja
menempel lekat dalam dinding jiwa
enggan aku menatap barang sekejap
namun dia memaksa dan terus memaksa
bersemayam ia disana,menggantung di pelupuk mata
ada mu kina tiada berasa
kau samar di balik kabut-kabut bukit kepedihan
samar kau tersenyum, samar pula kau menghilang
enggan aku bertukar sapa
karena pedih masih bertahta dalam jiwa
tiada lagi aku peduli dimana kau berada
kau menghilang aku lenyap
sama-sama kita mengengam sebuah kenangan
tentang tawa dan tentang tangis
tenang janji dan tentang cinta
serta tentang luka yang menganga di dada
15 Mar 2013
Kerinduan
tangis terdiam
jerit terbungkam
rindu menusuk
pedih teriris
luka menganga
sukma membisu
raga terdiam
jarak menghadang
hati membeku
rindu membuncah
waktu membunuh
hari terbakar
surya mati
rembulan menangis
malam meradang
rindu tertelan..
rindu membuncah
rindu tertelan
rindu terhadang waktu
rindu terpukul jarak
rindu dan hanya sebatas rindu
masih bertahta dan tersisa dalam hatiku
jerit terbungkam
rindu menusuk
pedih teriris
luka menganga
sukma membisu
raga terdiam
jarak menghadang
hati membeku
rindu membuncah
waktu membunuh
hari terbakar
surya mati
rembulan menangis
malam meradang
rindu tertelan..
rindu membuncah
rindu tertelan
rindu terhadang waktu
rindu terpukul jarak
rindu dan hanya sebatas rindu
masih bertahta dan tersisa dalam hatiku
13 Mar 2013
IBU..
air mata telah jatuh
leleh lebur dalam tangis
sejuta rindu menghentak dalam jiwa
seraut wajah tergambar dalam bayangan malam
seraut wajah penuh guratan waktu
terukir penuh tangis dan peluh
berliku penuh kenangan
sepasang tangan hangat memeluk sukma
hangat penuh rindu dan penuh duka
sepsang tangan bukti kerasnya dunia
lirih lembut sapaan wanita
serak berat seakan hendak menghujam surga
lebut tenang laksana lautan padamkan gejolak neraka
seribu rindu menumpuk dalam sukma
sejuta cinta menghujam dalam dada
mengalir tenang dalam liku sungai kasih sayang
kau berikan sejuta mentari dalam kasih sayang
kau limpahkan keindahan rembulan dalam senyuman
deras hujan terdiam dalam derai tawamu
aku terdiam dalam pelukanmu
menangis tersedu menatapmu
diam membisu kala kau kecup keningku
lama waktu kian beraganti
menggores sejuta luka dan duka
memebekas jelas dalam sukmamu
aku sadar dalam diamku
kau menngis dalam senyummu
kau rapal namaku dalam mantra doa
aku hanya bisa diam menangis
setiap kusebut namamu
setiap ku ingat wajamu
aku menangis
bahkan kini aku menangis
air mataku perlahan basahi pipi
saat kata-kata ini aku rangkai
saat wajahmu aku ukir dalam setiap bait
tak sanggup lagi kuteruskan kata ini
tiada kata tersisa yang bisa kutuliskan
hanya rindu yang tersisa dalam hatiku
berserta sejuta maaf untukmu
IBU..
untuk ibuku tersayang, yang selalu merindukan dan mendoakan anaknya, yang selalu tertawa dan tersenyum, meski sejuta luka kuberikan, yang selalu memberikan maaf, meski kesalahan selalu ku perbuat. ini rindu dan maaf untukmu IBU..
leleh lebur dalam tangis
sejuta rindu menghentak dalam jiwa
seraut wajah tergambar dalam bayangan malam
seraut wajah penuh guratan waktu
terukir penuh tangis dan peluh
berliku penuh kenangan
sepasang tangan hangat memeluk sukma
hangat penuh rindu dan penuh duka
sepsang tangan bukti kerasnya dunia
lirih lembut sapaan wanita
serak berat seakan hendak menghujam surga
lebut tenang laksana lautan padamkan gejolak neraka
seribu rindu menumpuk dalam sukma
sejuta cinta menghujam dalam dada
mengalir tenang dalam liku sungai kasih sayang
kau berikan sejuta mentari dalam kasih sayang
kau limpahkan keindahan rembulan dalam senyuman
deras hujan terdiam dalam derai tawamu
aku terdiam dalam pelukanmu
menangis tersedu menatapmu
diam membisu kala kau kecup keningku
lama waktu kian beraganti
menggores sejuta luka dan duka
memebekas jelas dalam sukmamu
aku sadar dalam diamku
kau menngis dalam senyummu
kau rapal namaku dalam mantra doa
aku hanya bisa diam menangis
setiap kusebut namamu
setiap ku ingat wajamu
aku menangis
bahkan kini aku menangis
air mataku perlahan basahi pipi
saat kata-kata ini aku rangkai
saat wajahmu aku ukir dalam setiap bait
tak sanggup lagi kuteruskan kata ini
tiada kata tersisa yang bisa kutuliskan
hanya rindu yang tersisa dalam hatiku
berserta sejuta maaf untukmu
IBU..
untuk ibuku tersayang, yang selalu merindukan dan mendoakan anaknya, yang selalu tertawa dan tersenyum, meski sejuta luka kuberikan, yang selalu memberikan maaf, meski kesalahan selalu ku perbuat. ini rindu dan maaf untukmu IBU..
5 Mar 2013
Kebebasan : Nyata atau Ilusi ?
tulisan ini aku mulai tepat pukul 01:07 WIB, jam segini saya masih terjaga. masih pula ditemani segelas kopi dan sebungkus rokok. saya tak tau harus darimana memulai tu;isan untuk malam ini, karena jujur saja sebenarnya tulisan yang saya tulis ini tak memiliki awalan yang pasti. senua yang akan saya tulis kali ini adalah sebuah penggambaran dari kejenuhan dan apa yang saya pikirkan. jangan salahkan juga jika memang ada typo dalam tulisan malam ini, karena saya masih manusia yang masih bisa salah (alasan klise). sebenrnya sih, mata mulai terasa berat dan mengantuk, tapi terlalu sayang untuk saya lewatkan begitu aja pikiran ini. sebelum tulisan ini saya lanjutkan dan kalian baca lebih lanjut, sebelumnya saya mohon maaf apabila ada yang tersinggung. saya g mengharuskan kalian membaca sampai selesai. kalo kalian sudah merasa tersisinggung bisa kok dihentikan bacanya.
18 Feb 2013
Malam sejuta Rindu
Mega malam
kembali terlilit sepi
Rembulan
kembali sembunyi dalam riak-riak awan mendung
Sedang
gemintang manja mengintip dari balik tirai-tirai mega
Kenanga
kembali mekar tanpa berkata
Melati
kembali sebarkan aroma kerinduan yang tertunda
Gangsir dan
jangkrik bernyanyi lirih tentang sedihnya merindu
Malam
kembali tertelan dalam sepi
Namun
sejenak ia pancarkan sejuta indah kerinduan
Sebuah
kerinduan yang tersembunyi menyusup dibalik sukma
Menanati
dengan sejuta caya para kunang-kunang
Caya
rembulan redup tertelan seribu kunang
Gemintang
iri dan menghilang
Beriringan
sejuta bidadari tebarkan kelopak mawar
Lantunkan
sejuta tembang rindu iringi malam yang kian menepi
Semilir
angin hembuskan sejuta kabar dan sejuta bisik doa
Dari sukma-sukma
yang sakit karna merindu
Rembulan
seakan terpaku pada tempatnya
Tertahan
oleh sejuta doa yang menahanya agar tak tertelan fajar
Lirih alam
perlahan berdendang
Kembali
menidurkan sang surya agar tak segera terbagun
Alam seakan
berjalan dengan keindahannya
Menari dan
bernyayi diatas padang kerinduan anak manusia
Inilah malam
yang direstui para dewa
Malam yang
terselimuti sejuta doa kerinduan
Malam dimana
seluruh sukma lepas dari raga
Terbang ia
beriring dan menghilang dibalik awan
Lenyap dan
bermunculan pada sukma sang kekasih yang dirindu
Berpasang-pasang
mereka terdiam dalam baluran caya redup rembulan
Malam dengan
sejuta kasih
Adakah yang
lebih indah dari malam ini
Kamajaya dan
Kamaratih seakan hidup dalam setiap sukma anak manusia
Berdua
mereka tanamkan arti dari kerinduan pada sepasang kekasih
Hingga malam
dekati fajar
Hingga
mentari perlahan membuka mata
Tetes rindu
masih jua tertinggal
Dalam sejuta
tetes embun yang menyapa dedaunan pagi ini
29 Jan 2013
berkatalah tentang rindu dan cinta.
mereka bicara tentang cinta
tentang duka dan tentang luka
tentang tangis dan tentang tawa
mereka berdendang tentang rindu
tentang sepi dan tentang sendu
tentang segala tangis yang meratap hari
dan tentang rasa yang terpendam menusuk dalam hati
kemudian tangis kau buang pada hujan
sepimu kau titipkan pada malam
dan rindu kau lukiskan pada senja
sedang mereka tak atau apa yang kau rasa
kemudian kita sama terdiam
kita sama-sama membisu
saat rindu perlahan menikam kalbu
saat sepi perlahan merajai ragamu
kemudian kita sama-sama linglung
saat mendengar kata rindu
tiada aksara disana yang dapat kita baca
tiada kau temui pada setiap kamus bahasa
kemudian kita hnya meraba
tentang arti dari kata rindu
kita kembali membuta tanpa aksara
mencari setiap penampakan pada alam
tentag rindu, sepi dan pilu, serta tangis
kemudian kita kembali bertanya ?
tentang rindu dan cinta yang tanpa aksara
akankah dapat kita baca
atau kita hanya dapat berkhayal membaca
dan semua hanya berujung pada ilusi belaka
tentang duka dan tentang luka
tentang tangis dan tentang tawa
mereka berdendang tentang rindu
tentang sepi dan tentang sendu
tentang segala tangis yang meratap hari
dan tentang rasa yang terpendam menusuk dalam hati
kemudian tangis kau buang pada hujan
sepimu kau titipkan pada malam
dan rindu kau lukiskan pada senja
sedang mereka tak atau apa yang kau rasa
kemudian kita sama terdiam
kita sama-sama membisu
saat rindu perlahan menikam kalbu
saat sepi perlahan merajai ragamu
kemudian kita sama-sama linglung
saat mendengar kata rindu
tiada aksara disana yang dapat kita baca
tiada kau temui pada setiap kamus bahasa
kemudian kita hnya meraba
tentang arti dari kata rindu
kita kembali membuta tanpa aksara
mencari setiap penampakan pada alam
tentag rindu, sepi dan pilu, serta tangis
kemudian kita kembali bertanya ?
tentang rindu dan cinta yang tanpa aksara
akankah dapat kita baca
atau kita hanya dapat berkhayal membaca
dan semua hanya berujung pada ilusi belaka
27 Jan 2013
saat hujan kembali berdendang
lirih desir angin berdendang
bersama alunan gemericik rinai hujan sore
dendangan sebuah lagu tanpa aksara
jangan kau coba cari artinnya
diam dan biarkan dia berdendang
sampaikan kata magi kedalam sukma
kelok alur sungai kecil menebal kaca
seakan melukis sebuah cerita
tentang rasa yang ingin dia katakan
jangan kau sabdakan kesedihan padanya
liat betapa senangnya ia mengeliat dan berkejaran dengan sesama
anak-anak air bermain riang
tersembunyi di riak-riak muka kolam
saling tertawa dan berkejaran
siapa kira yang selanjutnya kan menghilang
dan kembali pada pertiwi
kenapa kau sabdakan sedih jika ternayat ada suka
kenapa kau sabdakan ia tangis jika disana penuh tawa
kenapa kau kutuki ia jka disana penuh dengan kerinduan
biarkan lah sukmamu sejenak bernyanyi
dengan sejuta nada tanpa aksara
bersama sejuta rasa di hujan sore ini.
20 Jan 2013
Saat Rindu bukan Lagi Sebatas Aksara
ketika rindu bukan lagi sebatas aksara
saat cinta bukan lagi terkungkung dalam batasan rasa
lalu harus dengan apa kan ku ungkapkan semuanya
ketika senja mereka bilang adalah rindu
ketika rinai hujan mereka sabdakan menjadi kangen
lalu kata apalagi yang harus kita rangkai
jika ternyata rindu bukan lagi sebuah aksara
rindu ku, rindmu, dan rindu kita
semua membuta
semua membisu
terdiam hanya sebatas memadang
namun semua masih tersamar
semua masih terkungkung dalam aksara duniawi
cinta itu buta,
karna dia tak mengenal aksara
cinta itu rasa,
dan rindu adalah pelengkapnya
jangan kau berkhotbah tentang cinta
jika kau masih berkutat tentang aksara rindu
biarkan kita diam-diam merindu
biarkan pula cinta itu diam-diam menggerakan hati
biarkan mereka bergerak dalam alunan nada jiwa
jangan kau paksa apalagi kau baca
karna kita hanya manusia
sedang cinta dan rindu adalah aksara ilahi
saat cinta bukan lagi terkungkung dalam batasan rasa
lalu harus dengan apa kan ku ungkapkan semuanya
ketika senja mereka bilang adalah rindu
ketika rinai hujan mereka sabdakan menjadi kangen
lalu kata apalagi yang harus kita rangkai
jika ternyata rindu bukan lagi sebuah aksara
rindu ku, rindmu, dan rindu kita
semua membuta
semua membisu
terdiam hanya sebatas memadang
namun semua masih tersamar
semua masih terkungkung dalam aksara duniawi
cinta itu buta,
karna dia tak mengenal aksara
cinta itu rasa,
dan rindu adalah pelengkapnya
jangan kau berkhotbah tentang cinta
jika kau masih berkutat tentang aksara rindu
biarkan kita diam-diam merindu
biarkan pula cinta itu diam-diam menggerakan hati
biarkan mereka bergerak dalam alunan nada jiwa
jangan kau paksa apalagi kau baca
karna kita hanya manusia
sedang cinta dan rindu adalah aksara ilahi
16 Jan 2013
Ketika Cinta Berbicara
belum habis kucumbui malam.
ternyata fajar telah membentang
beum habis ku nikmati sentuhan fajar
ternyata senja telah menyapa
lara hati kubawa berlari
terdiam disudut pagi
sembari mengecup dinginnya embun hari ini
kurasa getir menyapa dalam kalbu
bersama sejuta rindu yang selalu membisu
tanpa aksara namun selalu mengganggu
sisa kabut fajar belum jua berlalu
masih disana sembari mengukur waktu
kapan kira dia kan menyapa, dan kapan kan menghilang
sebelum mentari terlanjur kuasi mega
dingin aku memeluk sepi
merindu dia yang tersamar dalam bayangan hari
kutau ia berdiri disana
tersamar dalam kabut fajar pagi
namun aku tiada sanggup berkata
hanya memandang dan terdiam
terlampau jauh jarak menghadang
terlalu banyak waktu yang kan terbuang
tak terhitung setiap rindu yang menghilang
diam-diam mati tertikam sepi
kuselipkan sebuah tanya
dalam arak-arak awan di mega sana
entah itu malam atau hanya siang yang membentang
kapan waktu kan ijinkan kita bersua,
rindu tak pernah kurasa seperti ini
begitu getir dan sangat pedih
inikah yang banyak orang bilang
bahwa cinta itu kan membawamu mati
bilakah semua kan menjadi sebuah nyata
bukan sekedar khayal kala mimpi menyapa kita
maka akan terasa indah kurasa
saat kita bersama mengukur waktu yang hilang
berdua dan bicara tentang cinta
ternyata fajar telah membentang
beum habis ku nikmati sentuhan fajar
ternyata senja telah menyapa
lara hati kubawa berlari
terdiam disudut pagi
sembari mengecup dinginnya embun hari ini
kurasa getir menyapa dalam kalbu
bersama sejuta rindu yang selalu membisu
tanpa aksara namun selalu mengganggu
sisa kabut fajar belum jua berlalu
masih disana sembari mengukur waktu
kapan kira dia kan menyapa, dan kapan kan menghilang
sebelum mentari terlanjur kuasi mega
dingin aku memeluk sepi
merindu dia yang tersamar dalam bayangan hari
kutau ia berdiri disana
tersamar dalam kabut fajar pagi
namun aku tiada sanggup berkata
hanya memandang dan terdiam
terlampau jauh jarak menghadang
terlalu banyak waktu yang kan terbuang
tak terhitung setiap rindu yang menghilang
diam-diam mati tertikam sepi
kuselipkan sebuah tanya
dalam arak-arak awan di mega sana
entah itu malam atau hanya siang yang membentang
kapan waktu kan ijinkan kita bersua,
rindu tak pernah kurasa seperti ini
begitu getir dan sangat pedih
inikah yang banyak orang bilang
bahwa cinta itu kan membawamu mati
bilakah semua kan menjadi sebuah nyata
bukan sekedar khayal kala mimpi menyapa kita
maka akan terasa indah kurasa
saat kita bersama mengukur waktu yang hilang
berdua dan bicara tentang cinta
9 Jan 2013
dimana rindu, jika tak padamu
bersama rinai hujan ku kenal dirimu
bersama kuncup mawar di ujung senja
perlahan kutumbuhkan cinta padamu
dan perlahan pula hatiku telah jatuh untukmu
waktu perlahan berlalu
kita masih memendam rindu
bertasbih dalam dinding malam
kapan kita kan bertemu
aku menyimpan rindu
sedangkan kau mneyimpan hatiku
terlampau jauh jarak memisah
namun, hatiku selalu bersanding denganmu kasih
aku hanyalah seperti sebuah lumut liar
lumut yang menepel pada putaran waktu
biarlah kemarau memakan rimba
dan jika waktu berlalu dan kita kan bertemu
kan kutasbihkan cintaku padamu.
2 Jan 2013
Elegi Hujan Sore
sepoi angin menyapa sukma
gugurkan dedaunan hiasi senja
rintik hujan perlahan basahi setiap jengkal kuncup melati
semerbak angrek meluncur bersama desir angin
lirih syahdu samar tertangkap telinga
nyanyian katak sambut tetesan hujan sore
kepak sayap burung-burung terdengar begitu terburu-buru
sembunyi dibalik rimbun dedaunan
terdengar kicau tentramkan jiwa
mungkin mereka sedang berbincang atau menggerutu
entahlah, namun begitu indah terdengar
rintik hujan memukul genting
dalam sebuah irama alami
cepat, lambat, terhanyut dalam harmoni
terdengar laksana kidung surgawi
mungkin malaikat kini sedang gembira
menari dalam alunan nama rintik hujan
dan tenggelam dalam derai tawa.
desir angin begitu teratur
seperti dirijen, pengatur konser hujan sore ini
bertiup ia dalam ketegasan dan kelembutan
goyangkan setiap dahan yang tertutup butiran hujan
dahan itu menari begitu cantik
teratur dalam keteraturan gerak
seperti seorang wanita yang sedang menari
teriring alunan harmoni rintik hujan
rintik hujan terus bernyanyi
tenangkan sukma-sukma yang merindu pada irama alam
membuai jiwa-jiwa anak manusia yang merasa sepi
lihatlah, hujan menari dan bernyanyi
hingga kita hanya diam terpaku
tanpa tau harus berkata apa
lebih baik kau diam dan duduk bersandar
nikmati hujan sore ini
sebelum ia pergi nanti
1 Jan 2013
Sepatu butut untuk tahun baru
malam ini aku hanya diam
menanti membisu d sudut malam
menanti sebuah langkah kaki yang kan datang
sembari menahan jantung yang semakin berdegup kencang
malam,tak terlalu kelam
terlalu ribut dengan suara petasan
kulihat kalender usang
ternayat ini malam tahun baru
semakin aku girang tak karuan
sukmaku seakan melonjak dan terbang di awang-awang
terbesit sebuah janji yang lama kunantikan
sebuah hadiah kecil dari bapakku nanti
kutatap jam dinding yang terus berdentang
berputar dan saling mengejar
seperti pemburu yang mengejar hewan buruan
kan diterkam ia dan kemudian menghilang
tepat tengah malam yang kunanti tak kunjung datang
terbersit tanya dalam sukma
“kemana kiranya bapakku berada ?”
ini anakmu tak sabar menantimu
kubayangkan kau kan pulang malam ini
sembari tersenyum riang
kau bawakan sebuah hadiah tahun baru yang kunanti
sejam telah berlalu aku menunggu
kantuk prlahan menyerang mataku
bergelayut ia di pelupuk mata ini
namun aku ingin tetap terjaga demi menanti bapak dan kado tahun baru
sayup-sayup perlahan kudengar
membisik bersama angin sebuah langkah kaki
perlahan mendekat dan pintu terbuka
“Hore,,bapak pulang !”
kantukku hilang pergi entah kemana
aku berlari den memeluk erat ia di depan pintu
tersenyum ia padaku.
“kamu sudah lama menunggu ?”
hanya kugelenggkan kepala
dan perlahan dia keluarkan sebuah bungkusan
dengan penuh nafsu kurebut bungkusan itu dan aku berlari
kukunci pintu kamarku dan aku tak sabar menanti
detik-detik berlalu terlalu cepat
belum sempat aku bernafas, bungkusan itu telah terobek
terkejut girang tertawa
sebuah sepatu butu kudpat malam itu
warnanya yang tak putih seperti baru
sebuah goresan tinta memanjang di sisi sepatu
tali sepatu yang hanya sebelah
entah aku tak perduli ayah beli dari mana
malam itu aku begitu bahagia
sebuah sepatu butut hadiah tahun baru
betapa senang htiku
kupeluk sepatuku, kudekap erat penuh nafsu
seakan ia kan berlari pergi
lama kutahan, semakin aku tak kuasa menahan kantuk
perlahan mata ini terpejam dalam malam
sembari kupeluk sepatu bututku
aku terlelap dalam senyuman girang
“Trima kasih ayah, untuk kado sepatu butut darimu !”
menanti membisu d sudut malam
menanti sebuah langkah kaki yang kan datang
sembari menahan jantung yang semakin berdegup kencang
malam,tak terlalu kelam
terlalu ribut dengan suara petasan
kulihat kalender usang
ternayat ini malam tahun baru
semakin aku girang tak karuan
sukmaku seakan melonjak dan terbang di awang-awang
terbesit sebuah janji yang lama kunantikan
sebuah hadiah kecil dari bapakku nanti
kutatap jam dinding yang terus berdentang
berputar dan saling mengejar
seperti pemburu yang mengejar hewan buruan
kan diterkam ia dan kemudian menghilang
tepat tengah malam yang kunanti tak kunjung datang
terbersit tanya dalam sukma
“kemana kiranya bapakku berada ?”
ini anakmu tak sabar menantimu
kubayangkan kau kan pulang malam ini
sembari tersenyum riang
kau bawakan sebuah hadiah tahun baru yang kunanti
sejam telah berlalu aku menunggu
kantuk prlahan menyerang mataku
bergelayut ia di pelupuk mata ini
namun aku ingin tetap terjaga demi menanti bapak dan kado tahun baru
sayup-sayup perlahan kudengar
membisik bersama angin sebuah langkah kaki
perlahan mendekat dan pintu terbuka
“Hore,,bapak pulang !”
kantukku hilang pergi entah kemana
aku berlari den memeluk erat ia di depan pintu
tersenyum ia padaku.
“kamu sudah lama menunggu ?”
hanya kugelenggkan kepala
dan perlahan dia keluarkan sebuah bungkusan
dengan penuh nafsu kurebut bungkusan itu dan aku berlari
kukunci pintu kamarku dan aku tak sabar menanti
detik-detik berlalu terlalu cepat
belum sempat aku bernafas, bungkusan itu telah terobek
terkejut girang tertawa
sebuah sepatu butu kudpat malam itu
warnanya yang tak putih seperti baru
sebuah goresan tinta memanjang di sisi sepatu
tali sepatu yang hanya sebelah
entah aku tak perduli ayah beli dari mana
malam itu aku begitu bahagia
sebuah sepatu butut hadiah tahun baru
betapa senang htiku
kupeluk sepatuku, kudekap erat penuh nafsu
seakan ia kan berlari pergi
lama kutahan, semakin aku tak kuasa menahan kantuk
perlahan mata ini terpejam dalam malam
sembari kupeluk sepatu bututku
aku terlelap dalam senyuman girang
“Trima kasih ayah, untuk kado sepatu butut darimu !”
Langganan:
Postingan (Atom)