25 Des 2012

adakah Tuhan dalam perut kosong anak jalanan ?


malam terlalu lambat berlalu
mungkin karena rembulan yang sedang bercumbu
atau mentari yang sedang mengadu nafsu, dengan embun pagi buta
entahlah bagiku semuanya tiada beda
malam ku masih bersama  kepungan rokok di meja
diam-diam aku membayang,
jika tuhan hadir bersama diriku
nikmati malam sembari berbincang
kulihat dari  jendela yang berlubang
rembulan masih terpajang di langit malam
sembari tersipu di balik arak-arakan mega kelam
aku kembali terdiam
larut dalam setiap angan-angan
akan tuhan yang sering mereka tanyakan
tuhan, kau larang aku untuk menyimpan ragu
namun kau tinggalkan nafsu dalam hatiku
maka jangan tuntut aku jika perlahan aku meragu
tentang dimana dirimu berada,
selalu kupanjat doa, beriring malam dan bersanding siang
dalam desah nafas, dan degupan jantung
kutasbihkan namamu tanpa ragu
maka biarkan kini aku bertanya
"Tuhan, dimanakah dirimu berada ?"
meraka bilang kau di surga,
duduk dalam singgasana kesucian
namun, benarhkah itu tuhan ?
atau itu hanya sebah ilusi anak manusia
Tuhan !
aku bukan berkhianat padamu !
aku bukan membencimu !
aku hanya bertanya padamu !
dimana dirimu berada, tuhan ?!
Mereka bilanng kau terdiam dalam masjid, dan gereja
mereka berkata kau bersemayan dalam setiap pura, dan candi
menyusup dalam wangi dupa di klenteng dan kuil
dan kini aku bertanya tuhan ?!
benarkah semua itu ?!
Jika semua itu benar, tuhan !
akan aku kirim anak-anak di kolong jembatan untuk menemui
ku biarkan mereka menangis dan meminta padamu
ku suruh mereka mengais setiap kebahagian yang tercecer darimu
kuminta mereka untuk tetap tersenyum di depanmu,
meski gejolak perut menahan lapar semakin menjadi-jadi
Tuhan, apakah kau juga berada dalam hati anak-anak ini ?
apakah kau juga bersemayam dalam setiap senyuman dan tawa mereka, tuhan !
ataukah kau biarkan mereka terlindas lingkaran waktu.
ataukah kau tinggalkan mereka tuhan ?
Tuhan, rokok ku perlahan habis terkepung waktu
semua hilang berkebul menjadi asap, hilang tersapu angin
maka, lihatlah mereka tuhan.
tawa dan senyum perlahan menghilang.
terganti oleh tangis dan suara sumbang meminta,
"Tolong, kasihani kami, kami belum makan dari pagi"
sebelum rokok ku habis dalam hisapan,
sebelum malam terlanjura menjadi pagi
sebelum perut kosong anak-anak itu mengundang mati
maka aku bertanya unuk terakhir kali padamu
"Tuhan, dimanakah dirimu berada ?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar