Malam kian tenggelam dalam sepi
Rembulan berkaca pada muka kolam
Gemirisik ilalang digoda angin
malam
Lirih mengamit setiap sendu dalam
hati
Detik berganti dalam keheningan
Waktu kian berlalu dalam lamunan
Sedangkan sukma kian mendesak
ingin kebebasan
Terdiam dalam sudut tepi malam
Bertanya pada gemintang yang
terus mengerling manja
Adakah pernah risau hinggap dalam
matamu
Ataukah kau tiada kenal risau itu
apa ?
Percuma jika aku teriak
Hanya terbentur dinding tembok
keheningan
Terbatas oleh garis pilu yang
terbentang dalam jiwa
Garis merah semerah darah dan
sehitam air mata
Nyala lampu kian redup terhempas
angin
Bergoyang dalam irama kehampaan
Meredup dalam selimut kelam
Dan mati dalam tikaman kesepian
Jangan kau tanya tentang apa yang
terpikir olehku
Jangan kau tanya tentang
kewarasaanku
Jangan kau tanya tentang keheningan ini
Jangan pula kau tanya tentang
rindu ini
Sekeras kau bertanya
Maka aku akan sekeras karang
menentang
Berdiri teguh dalam diam
Membisu tanpa batasan
Saat kau berucap tanya padaku
Saat kau menatap penuh curiga
Saat kau mengancam penuh amarah
Maka aku akan terdiam dan terus
terdiam
Hingga rembulan kembali
keperaduan
Kini diri hanya sendiri
Berucap sepi pada malam tanpa
tepi
Memeluk rindu pada jiwa yang
telah mati
Mencumbu raga yang lenyap lalu
Bilakah mentari kan kembali dalam
malam
Dan rembulan bersinar dalam siang
Maka harapanku padamu hanya
kesia-sian belaka
Dan dalam diam aku percaya
Bahwa esok tiada kutemui rasa ini
kembali
berkeraslah dalam diammu
BalasHapusnanti akan lembut perasaanmu :)
nice! tetap menulis ya :D
dalem
BalasHapus