4 Des 2012
terpasung rindu
malam kian larut dalam maginya
beriring dendang sepi
berteman belaian dingin angin berhembus
aku tiada terdiam dan membisu
bergumam perlahan
merintih tertahan
dan, tangis tertahan bisu
tiada aku tanya pada rembulan malam ini
tiada kusapa gemintang itu
jauh layangkan pandang, menembus mega
menelisik sudut malam
hanya sepi dan hening yang terasa
teriring derik jangkrik merdu
laksana brahmana yang membacai rontal-rontal indah
mengalun pelan namun mengikat
menggoda namun mengancam
aku pun telah membacai rontal-rontal kerinduan
bersama perih dalam kehikmatan abadi
parau suara menahan kucuran rindu yang mengalir deras
dari luka hati yang tiada tertutup lagi
rindu perlahan mengamit sukmaku
diajaknya menghilang dibalik gemerak awan
menggoda kerlingan gemintang
dan bersandar pada rembulan
sewindu telah berlalu
aku masih terdiam dalm rontal-rontal rinduku
tiada habis kubacai siang dan malam
tiada pula aksara-aksara itu dapat ku mengerti
terlalu sulit kujabarkan aksara rinduku ini
perlukah aku bertapa dalam puncak kerinduan
sedangkan rindu itu sendiri memasungku tiada bergerak
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar