terjatuh berdebum menghantam bumi
hilang tenggelam bersama senja menguntit malam
lenyap perlahan tersapu hujan kemalaman
rintik hujan tiada lagi menyapa bumi
hilang ia tersapu angin, tersangkut dalam kisi-kisi cemara pagi
perlahan semilir angin memukul ranting-ranting cemara
terjatuh ia, namun kembali angin menyeretnya dalam senja yang perlahan kelam
deras hujan berlahan mengalir basahi jendela
namun ia tertahan pada raga terluka
terkapar meregang sukma
dan kemudian hilang entah kemana
kulihat dia tersenyum dari balik rembulan
melambai-lambai menggoda dari balik arak-arakan awan
tersenyum ia kemudian menghilang
malam tak lagi seperti malam
senja tiada lagi mengewalai malam
dan fajar tiada lagi pertanda akan datang pagi
rembulanku terukir dalam matamu
mentariku tenggelam dalam senyumanmu
suryaku bangkit dalam derai tawamu
kasih.
namun kau hanya sebatas impian
yang tersangkut dalam jaring-jaring malam
kemudian hilang ketika pagi tiba
dan tebarkan rindu saat senja menyapa
udah coba kirim ke media cetak ngga? temen ane ada lah, puisinya dikirim dan diterima, memang untuk ukuran tulisan dia berbakat
BalasHapuskalo ke media cetak kayak koran dan majalah, udah dari lama, dan beberapa juga sudah diterima, sekarang lagi mencoba untuk menembus penerbitan buku,, hehe
Hapus4 kalimat terakhir bener bener nancep dihati :3
BalasHapus