senja kian menjauh
tinggalkan kabut-kabut tipis berarak maju
sepi dan dingin kian buatku membeku
dalam kebimbangan yang berujung sendu
sekarang aku tau
apa yang kau simpan dalam hatimu
bukan cinta maupun rindu
hanya sebatas angin lalu
perempuanku..
dulu tutur kata manis buatku terpaku
rayuan indah pujaan dewi bestari
kini sendu dan dan pilu berjung mati
karena luka yang tiada terobati
peremuanku.
tangismu dulu buatku berduka
hapuskan air mata dengan penuh cinta
kini kau bersedih tiada aku iba
melihat dirimu aku enggan
rindu yang dulu kupuja
kini telah hilang kemana
sisakan perih dan pedih menyiksa sukma
dulu kau perempuanku..
dimana kupuja selalu dirimu..
bertahta dalam hati yang selalu untukmu
kini pergilah kau dari hidupku
melihatmu dirimu pun aku enggan
dinda.
tiada kata yang akan ku ucap untukmu
bukan kecupan maupun pelukan..
hanya harapan yang aku ucapkan
ada mentari menantimu disana..
dinda.
BalasHapustiada kata yang akan ku ucap untukmu
bukan kecupan maupun pelukan..
hanya harapan yang aku ucapkan
ada mentari menantimu disana..
Oom, agak rancu deh disini. Di baris kedua bilangnya "tiada kata yang akan ku ucap untukmu", tapi dibaris keempat dikatakan "hanya harapan yang aku ucapkan". Apa bedanya? Hehe. Saranku, mungkin bisa diganti menjadi "hanya harap yang bisa kugantung, ada mentari menyongsongmu -- menghangatkan, disana" :D
Anw, ini latar suasananya dua, ya? Senja sama terik?
uhuy masih soal asmara dan isi hati...
BalasHapusmasih ada kelebihan kata sama typo bang..
=D
Uh.. co cwit.. :')
BalasHapusasik asik asik..
BalasHapussaya juga sedang kasmaran.. :D
ini ceritanya perpisahan kan ya???
BalasHapus