jari lentik menari
mata manja menatap mesra
merdu suara menggoda hasrat jiwa
dan aku hanya terdiam berdiri sendiri
mematung dalam dian redup suci
berkhayal dalam ilusi atas nama cinta
hilang terbang dan melebur dalam hati
pelan lirih kidung-kidung suci dewata
terbang tinggi mengusap mega
sirna dan kembali dalam rangkaian untaian bunga asmara
candik ala terbatas waktu
temaram sayu hangatkan hati
lama kata tiada bertemu
hanya diam dan membisu
ku tatap indah dua mata lentik mu
siratkan rindu dan harap pada jiwa ini
namun juga ku temui sepi dan sendu
pada harap yang lama kian menghilang
lara hati tusuk jiwa
tangis sendu malam purnama
dewa cinta turun bernyanyi indah dunia
akan rindu pada hawa
waktu semakin hilang dalam batasan
dan memangkas hasrat jiwa
ingin menanti di ujung senja
harum hangat tubuh menggoda
senyum manja merindu
lirih merdu suara terngiang
aku hanya bisa berdiri dan terdiam
menanti ini kan kembali
ini cinta aku kasih padamu
jaga baik dari dalam hati dan jiwamu.
ketika aku mengingatmu malam ini, rindu itu semakin kuat :P
BalasHapusparagraf ke dua maksudnya dalam diam kan?
kagak,,dian itu artinya cahaya, penerang,,coba liat di KBBI
Hapuspersoalan hati memang luar biasa, kadang membuat kita mati gaya, kadang pula bkin kita begitu produktif.. nice poem :)
BalasHapusWaktu semakin hilang dalam batasan, aku suka kalimat ini. Aku merasakan sesuatu yang fiktif dalam puisi ini. Benarkah?
BalasHapusnice,,,
Hapusketika rindu meraja :)
BalasHapusdapet banget bang feel kangennya
btw, candik ala itu apa ya?
candik ala itu sebutan orang jawa untuk waktu matahari tenggelam, dimana langit berwarna orange
Hapusmantaaap bang diksinya, cuma makin ngga sesuai sama templete hehe.. udah ngga ada typo juga cuma ada ah sudahlah sory terlalu bayak bicara..
BalasHapusndak perlu dikomen apa - apa karena sudah cantik.. :)
BalasHapuswaktu semakin hilang dalam batasan
BalasHapusdan memangkas hasrat jiwa
ingin menanti di ujung senja
Suka bait ini, bang.. :)