Elegi pagi
Aku menentang pagi
Mengukir kisah di birunya langit tak
bermentari
Diam dalam asa yang kian mendesak
Desak mendesak sesakkan dada dan
pikiran
Langkah kaki pelan menerjang
Menyingkap kabut yang tebal
menghadang
Kurentangkan tangan ini
Rasakan hembusan dinginya angin
dikala fajar
Kutatap jauh dasar lembah
Kulihat hamparan gedung tinggi
menantang
Kesanakan aku harus melangkah
Atau terdiam disini menananti senja
Ahhh,,,
Entah apa yang kan terjadi nanti
Sekarang biarkan kunikmati pagi ini
Bersama angin dan embun memeluk jiwa
Dewiku..
Kutatap matamu dibawah temaram lampu
kamar
Sayup menggoda jiwa
Entah apa yang terjadi..
Kami bertukar jiwa..
Bergumul dan menyatukan rasa..
Dan semua seperti mimpi..
Dewiku..
Berikan aku semangat hidup..
Bersamamu aku hidup..
Tanpamu aku layu..
Biarkan malam iri pada kita..
Dan para bintang cemburu..
Malaikat pun malu menatap…
Dewiku..
Jika nanti fajar menghadang…
Dan kutilang telah berkicau..
Maka aku akan pergi..
Tinggalkan dirimu dalam sepi dan
dinginnya pagi..
Anak
manusia..
Dalam malam yang hening dan sepi..
Aku mulai mengerti..
Bahwa semua ini hanyalah ilusi.
Aku ragukan keberadaanku..
Ingin ku menghilang dan lenyap..
Tapi itu hanya keinginan kosong..
Dan kini aku berdiri
Menantang mentari..
Menghujat rembulan..
Akulah manusia yang tersingkir
Dibuang waktu, dan terbunuh zaman
Kini aku berdiri menggapai angan
...............
Kulihat dia berdiri di depan pintu
Tersenyum padaku
Lambaikan tangan kotornya padaku
Kuliahat ia tersenyum mesra padaku
Jam ditanganku berhenti berputar.
Dan semuanya terdiam..
Akankah semuanya terhenti disini..
Dan aku akan mati..
Inginku meminta untuk menundanya..
Tapi aku tau semua itu tiada berguna..
Apalah daya untuk menolak..
Dan kini semuanya telah ku terima..
Akan kunikmati lembaran akhir hidup ini..
Sampai semua lembaran itu habis dan berganti
Terperangkap
raga
Aku terperangkap dalam raga
Terkunci dan terkurung rasa
Membeku dan terdiam berselimut duka
Ingin teriak terbungkap perih
Hilang dan tenggelam dalam tangis
Mentari merah bergelayut mesra
Hantui jiwa, penjarakan hasrat
Kini langkah kaki semakin berat
Menopang dosa yang kian meningkat
Ingin lari dan menghilang
Tertahan sepi dalam raga.
Tuhan,,,
Ingin ku berbincang denganmu..
Tentang rasa dalam hati
Yang dulu bisa ku tahan..
Tapi kini kian menjadi
Membunuhku dalam sepi..
Jika ini telah tersurat..
Jika ini telah diputuskan..
Maka apalah daya manusia
Aku memilih mati..
Dari pada tersiksa seperti ini..
Ini hidupku
Ini hidupku..
Baik buruk itu pilihanku..
Hidup mati ini jalanku..
Semua ini kehendakku..
Ini hidupku..
Ini diriku…
Bebas dan lepas..
Terbang tinggi menggapai awan..
Merengkuh mentari..
Merangkul rembulan..
Angin malam terbangkan daku..
Membumbung tinggi lepaskan hasrat
Lepaskan rantai yang lama menjerat..
Jika ini mimpi sesaat..
Biarkan kunikmati lebih lama lagi..
Menghirup harumnya kebebasan..
Untuk sesaat buatku hidup kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar