ada yg memburu
dalam desah nafasmu
kala dadamu laksana sepasang cangkir gading itu terguncang
kala rindu tak jua bertemu
sepi mengamit sukmamu
terbang menulusup dalam jutaan mimpi
bermain sukmamu dalam lautan kerinduan para kekasih
yang saling memendam rindu
berbincang kau bersama rembulan
bercanda dengan sejuta gemilang lintang
terbaring telentang d atas sekumpulan awan
dan dibelai mesra hembusan angin malam
sejenak kau terdiam
memandang jauh menyibak sejuta kabut
meraba dan perlahan membentuk
sesosok wajah yang tersenyum padamu
itukah kekasihmu
yang telah kau titipi hatimu
itukah kekasihmu
yang saat ini sedang kau rindu
itukah kekasihmu
yang telah mengucap janji setia padamu
kau dekap ia
kau paksa bayangan itu menelusup dalan ragamu
tersimpan rapi dalam hatimu
dan kau bawa bayang itu berlari
berlari kau berlari
dalam tarian para dewa-dewi
kemudian kau terdiam
terduduk mendekap dada
tersenyum dalam tangisan
seribu senyum kau gelar pada dunia
namun sejuta belati tertusuk dalam dada
kerinduan yang berbuah luka
kala jauh jangkau jarak membentang
kala waktu selalu menghadang
angin mengamit sukmamu,
kembali menidurkanmu dalam raga
kau dekap erat dadamu
kau peluk bayang-bayang kekasihmu
bersama waktu kau terlelap
teriring tetes air mata di sudut matamu
30 Mei 2013
29 Mei 2013
Pengawas Negeri Busuk
malam kian pekat
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma
nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa
diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri
ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri
kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa
kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.
gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI
diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti
dingin kian mengigit
namun ada bara yang perlahan masih tersimpan
pada mata dan pada sukma
nyala redup redam diterpa rembulan
kian menjadi kala surya menjelang
ada dendam yang masih tersimpan
pada mereka yang tengah memegang kuasa
diam,
kami terdiam
memandang kami mengikuti
setiap cerita kebusukan negeri
ini bukan lagi orde baru
dimana mulut terbungkam,
pikiran tertekan
mereka bilang ini demokrasi
semua tertuju untuk rakyat negeri
kata hanya kembali pada kata
tak berbentuk dan tak terjamah
hari ini berkata
besok bisa hilang
hari ini berjanji
besok bisa terlupa
kami diam tapi bukan bisu
kami menunggu dan masih menunggu
ketika gelegar luka telah tersulut
maka jangan salahkan kami,
jika memintamu turun.
gerak kami tersamar bayang
kata kami tertimbun duka
tertutup jerit tangis anak negeri
yang seharian belum mendapat ASI
diam,
kami terdiam
hanya menanti dan mengawasi
hingga datang suatu hari
perubahan sejati yang kami nanti
26 Mei 2013
Agama, Cinta, dan NAFSU
biarkan saja asmara menjadi asmara
sedang rindu tetap menjadi rindu
namun dimana akan kita letakkan nafsu
benarkah nafsu hanya ada pada bibir yang berpagut
atau tersimpan dalam raga yang bercinta
benarkah nafsu bermuara disitu saja ?
kemudian kita sama bertanya tentang cinta,
benarkah cintamu tulus dan suci
atau hanya ilusi nafsu batin yang tak mau sendiri
tak usah kita berbincang tentang cinta sejati
jika nafsu masih saja kau ikuti
jika kalian mencari cinta tanpa nafsu,
ahhh,, itu cuma mimpi kurasa
kemudian kita sama bertanya tentang agama,
benarkah kita percaya tuhan karena ketulusan
atau barang kali karena kita enggan di anggap berbeda
ini bukan menyoal asmara
bukan pula menyoal agama
ini menyoal nafsu
aku, kamu, dan mereka sama saja
kita terjerat jaring nafsu yang selalu melekat
aku, kamu dan mereka sama saja
dari nafsu kita bermula
hingga mampu menjejak langkah saat ini
barang kali sekarang aku sedang bernafsu pula
berbicara padamu tentang ini
agar sama dibilang puitis dan beragama
ahhh,, tuan dan nyonya
ku cukupkan disni saja
malam kian menjadi pekat
dan sebungkus rokok tengah memanggil sukmaku untuk mendekat
sedang rindu tetap menjadi rindu
namun dimana akan kita letakkan nafsu
benarkah nafsu hanya ada pada bibir yang berpagut
atau tersimpan dalam raga yang bercinta
benarkah nafsu bermuara disitu saja ?
kemudian kita sama bertanya tentang cinta,
benarkah cintamu tulus dan suci
atau hanya ilusi nafsu batin yang tak mau sendiri
tak usah kita berbincang tentang cinta sejati
jika nafsu masih saja kau ikuti
jika kalian mencari cinta tanpa nafsu,
ahhh,, itu cuma mimpi kurasa
kemudian kita sama bertanya tentang agama,
benarkah kita percaya tuhan karena ketulusan
atau barang kali karena kita enggan di anggap berbeda
ini bukan menyoal asmara
bukan pula menyoal agama
ini menyoal nafsu
aku, kamu, dan mereka sama saja
kita terjerat jaring nafsu yang selalu melekat
aku, kamu dan mereka sama saja
dari nafsu kita bermula
hingga mampu menjejak langkah saat ini
barang kali sekarang aku sedang bernafsu pula
berbicara padamu tentang ini
agar sama dibilang puitis dan beragama
ahhh,, tuan dan nyonya
ku cukupkan disni saja
malam kian menjadi pekat
dan sebungkus rokok tengah memanggil sukmaku untuk mendekat
25 Mei 2013
sekumpulan tanya
saat keindahan merupa rayuan,
dimana kesetiaan kini berada ?
jangan pernah salahkan malam
saat sepasang bibir berpagutan
ikatan hanya sebuah perjanjian,
seakan semuanya telah dituliskan
dengan lekuk dan liku pembermaknaan
ketika rindu tiada beraksara
hanya mengendap sebagai rasa,
maka biarkan seja begitu adanya
biarkan sukmamu menikmatinya
rindu sumber segala kesempurnaan
cinta sumber kehidupan
namun benci,
benarkah ia sumber segala kehancuran ?
benarkah mati adalah akhir
benarkah hidup adalah awal
atau semua tertukar
dan kita hanya mencoba menafsirkan
ini hanya sebatas aksara
dia yang mengungkap tanya
darimana semua bermula
dimana kesetiaan kini berada ?
jangan pernah salahkan malam
saat sepasang bibir berpagutan
ikatan hanya sebuah perjanjian,
seakan semuanya telah dituliskan
dengan lekuk dan liku pembermaknaan
ketika rindu tiada beraksara
hanya mengendap sebagai rasa,
maka biarkan seja begitu adanya
biarkan sukmamu menikmatinya
rindu sumber segala kesempurnaan
cinta sumber kehidupan
namun benci,
benarkah ia sumber segala kehancuran ?
benarkah mati adalah akhir
benarkah hidup adalah awal
atau semua tertukar
dan kita hanya mencoba menafsirkan
ini hanya sebatas aksara
dia yang mengungkap tanya
darimana semua bermula
22 Mei 2013
sesederhana cinta
semua begitu sederhana
semua berawal kala mata memandang
kala sama-sama kita menjelajah dalam kelamnya sukma
semua begitu sederhana
berawal hanya dari pandang
berakhir dengan senyuman dan sapaan
semua begitu sederhana
seiring waktu berlalu dan detik yang berganti
ternyata kita saling bertukar hati
berujung pada sebuah janji
semua begitu sederhana
hanya jika kita perlahan mencoba untuk saling paham
berbicara dengan hati bukan dengan pikiran
dalam lantunan bahasa kalbu kita kan mengerti
bahwa cinta tak akan pernah menyakiti
cinta hanyalah sebuah perjalanan
dimana kita sama-sama tak saling paham
dimana kita sama-sama mencari jalan
dimana kita sama-sama mencari pengertian
kemudian kita bertemu dan saling melengkapi
sederhana bukan ?
jika sesederhana ini pula aku bisa mencintaimu
jika sesederhana ini pula aku bisa menyayangimu
alangkah benderang surya kala fajar menyapa nanti
biarkan cinta menjadi sederhana antara kita
tanpa alasan mencinta
dan tanpa alasan menyayangi
karena kita sama-sama takut
jika alasan hilang, maka hilang pula cinta kita nanti
kasih,cinta, sayang
ahh, terserahlah apa panggilan ku nanti
hanya sebua nama dan panggilan
yang aku butuh hanya perhatian dan kasih sayang
dinda,
malam dekati gigir pagi
rembulan segera terjatuh dan menghilang nanti
kucukupkan sampai disini
kesederhanaan cintaku malam ini,
semua berawal kala mata memandang
kala sama-sama kita menjelajah dalam kelamnya sukma
semua begitu sederhana
berawal hanya dari pandang
berakhir dengan senyuman dan sapaan
semua begitu sederhana
seiring waktu berlalu dan detik yang berganti
ternyata kita saling bertukar hati
berujung pada sebuah janji
semua begitu sederhana
hanya jika kita perlahan mencoba untuk saling paham
berbicara dengan hati bukan dengan pikiran
dalam lantunan bahasa kalbu kita kan mengerti
bahwa cinta tak akan pernah menyakiti
cinta hanyalah sebuah perjalanan
dimana kita sama-sama tak saling paham
dimana kita sama-sama mencari jalan
dimana kita sama-sama mencari pengertian
kemudian kita bertemu dan saling melengkapi
sederhana bukan ?
jika sesederhana ini pula aku bisa mencintaimu
jika sesederhana ini pula aku bisa menyayangimu
alangkah benderang surya kala fajar menyapa nanti
biarkan cinta menjadi sederhana antara kita
tanpa alasan mencinta
dan tanpa alasan menyayangi
karena kita sama-sama takut
jika alasan hilang, maka hilang pula cinta kita nanti
kasih,cinta, sayang
ahh, terserahlah apa panggilan ku nanti
hanya sebua nama dan panggilan
yang aku butuh hanya perhatian dan kasih sayang
dinda,
malam dekati gigir pagi
rembulan segera terjatuh dan menghilang nanti
kucukupkan sampai disini
kesederhanaan cintaku malam ini,
16 Mei 2013
Jangan sembunyikan Senyummu Manis
surya tenggelam hilang sebellum waktunya. rembulan lenyap dari langit malam, hanya sisakan kesuraman saja. kartika semunyi di balik barisan awan mendung yang berarak berkabar duka. tau kah kau kenapa kasih ?
semua itu karena dirimu, kau termenung murung sendiri. sembunyikan senyuman dan tawamu dari dunia yang semakin kelam ini. kau tarik sejuta keindahan dunia dengan kemuruanganmu. kemanakan senyum dan tawa yang begitu riang menggoda. kemanakah senyum dan tawa yang begitu hangat dan indah itu pergi ?. adakah duka menyeretmu kedalam kesedihan abadi. adakah luka yang menyayat sukmamu kasih ?
aku duduk diam mentapmu. redup redam dian parasmu. laksana llilin yang hampir mati tertiup angin. aku bertanya kenapa, namu kau hanya menjawab tak ada apa-apa. kubertanya siapa siapa, namun kau hanya diam tertunduk lesu. ahhh, jangan kau terlalu kejam pada dunia kasih. kembalikan keindahan dunia dengan senyumanmu. kembalikan kemeriahan dunia ini dengan tawamu. jangan terlalu lama kau memendam duka, karena itu tak ada guna, hanya menambah kesakitan dunia.
kau tercipta dengan segala keindahan dunia. kemolekan dan kecantikanmu menyerap inti sari indahnya dunia. rembulan, bintang, surya, pelangi semuanya akan iri melihat indahnya parasmu. ahh, lesung pipitmu saat kau tertawa dan tersenyum, semakin membuatmu terlihat begitu indah dalam keindahan. aku tau Tuhan tak salah menciptakan dirimu dengan segala keindahan. karena kau memang begitu indah. aku tak tau harus berkata apa lagi tentang keindahan mu. bahkan kata pujian pun habis di depanmu
kasih, baringkan ragamu dalam pangkuanku. kan kujaga dirimu dalam pergantian hari. rengkuhlah kesenangan abadi dan selamilah dunia mimpi-mimpi para dewa-dewi. dan jika kau terbangun nanti aku ingin kembali melihat senyumanmu kasih.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
hei. dirimu yang sedang menatap termenung sendiri, apa yang membuatmu tak tersenyum hari ini. masihkah kau pikirkan duka, masihkah kah pikirkan kekasih yang tak kunjung ada. atau masihkah kau pikirkan kekasih yang telah pergi. kutanya padamu kali ini. taukah kau bahwa sesungguhnya da dewi sejai di dunia ini. dia dengan kecantikan sejati.
jika kau ingin tau, coba kau berkaca sejenak, lihat dalam-dalam di cermin itu, maka kau akan lihat sosok dewi dengan sejuta kecantikan dan keindahan. lihatlah, karena kalian memang indah dalam keindahan.
11 Mei 2013
seminggu dalam kebisuan mu
seminggu dari saat itu, kau masih diam disana. entah apa yang kau pikirkan kini. sedang kan aku seperti biasa masih menunggu dirimu disini. menanti kapan kau akan datang menghampiri. emmm, mungkinkah itu pernah kamu pikirkan kasih ?
kau diam tanpa bicara, taka da sepatah kata yang kau ucapkan. kemana perginya senyuman dan tawa yang begitu riang dan menghangatkan. aahh. aku sangat merindukannya, ketika kau tertawa dan tersenyum, ketika lesung pipimu terlihat begitu manis. namun kini semua menghilang, smuanya dan aku tak tau apa peyebabnya. setiap kutanya kau hanya diam dan menghindar seakan memilih hilang dalam bayang-bayang. sebenarnya apa yang kau carai dan sembunyikan dari diriku.
hari ini tepat seminggu kebisuanmu, ingin ku marah padamu. tapi tarlalu sayang untuk marah padamu saat ini. wajahmu begitu lesu. seperti awan mendung yang membawa jutaan tetes air. begitu berat penuh duka dan keluh kesah. adakah yang salah dengan dirimu. adakah seuatu yang begitu tak ingin kau bagi denganku. adakah dalam pikiranmu saat ini bahwa kau memiliki diirku. adakah semua itu sempat kau pikirkan kasih ?.
entahlah, kini aku tak mengerti tentang apa yang kau pikirkan. pikiranmu terlalu sulit untuk aku pahami saat ini. maka kubiarkan kau begitu. ku biarkan kau tenggelam dalam sejuta rahasia yang kau jaga. dan jika nanti kau lelah dan ingin kembali. aku selalu disini diam menanti. menantimu dengan sejuta kehangatan pelukan dan kasih sayang.
8 Mei 2013
Siapalah Diriku ini, bagimu
apa yang akan terjadi jika kau hanya diam d tepi malam, dan sendiri. mungkinkah kau akan mengijinkan ku untuk duduk disampingmu dan bilang bahwa aku mencintaimu saat ini ?
semuanya hanya terbatas pada mungkin saat ini. mungkinkah semua itu bisa terjadi dan kau kembali menjawab bahwa kau juga cinta padaku. sudahlah, jangan terlalu bercanda dengan isi hatimu sendiri. aku tau kau masih tenggelam dan terjerat pada sisa-sisa cinta di masa lalu. kau masih enggan untuk menguraikan setiap helai benang yang menjerat raga dan hatimu. sepertinya kau juga enggan menatap dan menulis cerita baru tentang cintamu. bahkan mungkin kau hanya melihatku dengan kacamata yang begitu biasa. hingga terkadang kau lupa bahwa aku itu ada. sama seperti saat ini, kau masih terpaku menatap bayang-bayang yang kian menghilang, dan melupakan diriku yang ada disampingmu.
haruskah aku marah padamu ?, kurasa tak perlu dan tak ada guna aku marah padamu. sepertinya inilah peran ku selama ini, hanya sekedar mengagumi dirimu dari balik kelambu kelam yang tak kunjung terang. jika RA Kartini menulis buku "Dari gelap Terbitlah Terang", maka aku akan menulis sebuah buku yang berjudul " Dari gelap hingga kelam". lucu bukan, sebuah buku yang berisi tentang keberadaaanku yang selalu hilang dari pandanganmu. tertawalah jika kau mau, tak perlu malu di depan ku. karena sejatinya siapalah aku ini. hanya titik yang berada di luar iangatan dan kenanganmu.
sudahlah, sebaiknya aku pergi sekarang, karena malam telah terlalu kelam. namun, ak masih tak rela meninggalkanmu sendiri disini. siapa yang nanti akan membangunkanmu dari kenangan dan mimpi itu, kalo bkan aku. mari kita pergi, fajar sebentar lagi datang menyapa. cayanya terlalu terang menyapa dirimu, dan aku takur kau akan terbangun dan sadar bahwa semua itu telah tiada.
ku biarkan kau begini, meski tak tega aku melihatmu, namun jika dengan begini aku bisa berada di sampingmu dan menjagamu, kurasa tak apa-apa, karena aku rela.
6 Mei 2013
negeri ku membusuk
malam ini begitu busuk
tercium aroma selokan-selokan bau penuh sampah
terbang terselip dalam semilir angin yang pengap
hingga rembulan pun menghindar pergi menghilang
berjalan sendiri susuri malam
berjejeran tempik-tempik menanti pasangan
bersama arma parfum yang memuakan
serta senyuman indah menggoda nafsu belaka
pria maupun wanita tiada beda
berjejer dengan sejuta rayu jahanam
pemuas nafsu tanpa tepi
namun itulah jalan yang mereka hadapi
sebagai balasan asa hidup untuk esok
menyusup kemudian dalam losmen dan hotel disini
tiada beda dengan gubuk jalanan jahanam
amis pesing bercampur dalam kenikmatan
meskipun sekejap setidaknya memuaskan hasrat
kemudian pergi menghilang terbang melayang
menyusup dalam bangunan kepala sengkuni
terdiam meratapi para pemegang kuasa
duduk diam ongkang-ongkang kaki tertawa
sedang disana terdengar tangis anak lapar minta makan
inilah wajah ku kini
tuahitam legam bopeng penuh koreng
sejuta duka luka bertahta
tua muda kini tiada beda
saling tikam- menikam mematikan
tanpau tau tepi arti kehidupan
lelah pundak ku kini
jangan salahkan bila nanti ku pergi
karena bosan aku menatap negeri ini.
tercium aroma selokan-selokan bau penuh sampah
terbang terselip dalam semilir angin yang pengap
hingga rembulan pun menghindar pergi menghilang
berjalan sendiri susuri malam
berjejeran tempik-tempik menanti pasangan
bersama arma parfum yang memuakan
serta senyuman indah menggoda nafsu belaka
pria maupun wanita tiada beda
berjejer dengan sejuta rayu jahanam
pemuas nafsu tanpa tepi
namun itulah jalan yang mereka hadapi
sebagai balasan asa hidup untuk esok
menyusup kemudian dalam losmen dan hotel disini
tiada beda dengan gubuk jalanan jahanam
amis pesing bercampur dalam kenikmatan
meskipun sekejap setidaknya memuaskan hasrat
kemudian pergi menghilang terbang melayang
menyusup dalam bangunan kepala sengkuni
terdiam meratapi para pemegang kuasa
duduk diam ongkang-ongkang kaki tertawa
sedang disana terdengar tangis anak lapar minta makan
inilah wajah ku kini
tuahitam legam bopeng penuh koreng
sejuta duka luka bertahta
tua muda kini tiada beda
saling tikam- menikam mematikan
tanpau tau tepi arti kehidupan
lelah pundak ku kini
jangan salahkan bila nanti ku pergi
karena bosan aku menatap negeri ini.
1 Mei 2013
Kangen
duka
luka
lara
tangis
sendiri
sepi
sendu
menggebu
rindu
jarak
waktu
membisu
rindu
kangen
itulah aku..
luka
lara
tangis
sendiri
sepi
sendu
menggebu
rindu
jarak
waktu
membisu
rindu
kangen
itulah aku..
Langganan:
Postingan (Atom)