Disana tuan duduk meninggi
bertahta di atas pedihya jelata
dimana merah tak lagi pemberani
dimana putih terkoyak nista
kini kami bertanya
tentang hidup yang tuan janjikan
tuan kami sudah kenyang dengan janji
lihat badan ini dimana kulit dan tulang tiada pemisah
kami ini hnya para jelata
yang tak tau hitam putihnya kuasa
kami ini hanya jelata
hanya mengerti bagaimana bisa hidup esok hari
kebebasan
persamaan
keadilan
kesejahteraan
bagi kami hanya impian
hanya penghias mimpi dikala malam
dengarkan suara merdu kami
yang terbentur dinding iblis bernama politik
kami ini hanya kayu bakar
habis dimakan api
hilang tertiup angin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar