Disana tuan duduk meninggi
bertahta di atas pedihya jelata
dimana merah tak lagi pemberani
dimana putih terkoyak nista
kini kami bertanya
tentang hidup yang tuan janjikan
tuan kami sudah kenyang dengan janji
lihat badan ini dimana kulit dan tulang tiada pemisah
kami ini hnya para jelata
yang tak tau hitam putihnya kuasa
kami ini hanya jelata
hanya mengerti bagaimana bisa hidup esok hari
kebebasan
persamaan
keadilan
kesejahteraan
bagi kami hanya impian
hanya penghias mimpi dikala malam
dengarkan suara merdu kami
yang terbentur dinding iblis bernama politik
kami ini hanya kayu bakar
habis dimakan api
hilang tertiup angin
20 Agu 2011
15 Agu 2011
kompilasi Aku dan Engkau
Dan namaMu dipanggil
Bersama alunan merdu ayat suciMu
Membasuh setiap wajah berdebu
Membasuh setiap wajah berdebu
Dan bila malam mulai jatuh
Merdu ayatMu masih berdendang
mengiringi jatuhnya malam
Merdu ayatMu masih berdendang
mengiringi jatuhnya malam
Dan bangkitnya fajar
Bersama setiap angin yang berhembus
NamaMu telah tersebar
NamaMu telah tersebar
Mengaliri dan membanjiri setiap sudut malam
10 Agu 2011
permohonanku padaMU
meraba yang tak terbayang
melihat yang tak terlihat
hanya gelap dan dingin
rasa takut menjalar dan mengerogoti hati
sejuta tanya merangsek dalam jiwa
aku,,
aku menagis
menangisi setiap dosa yang ku lahirkan
tapi untuk ap aku menangis
buknkah katanya TUHAN itu Maha Pemaaf
tapi apakah aku akan dimaafkan
ohh tuhan,,
dalam dingin dan sepi aku memohon
jamahlah hati ini..
terlalu lama hatiku membatu
ternoda dan terkikis
dan jika nanti waktu ini telah habis..
biarkan aku tidur tenang disampingMU
melihat yang tak terlihat
hanya gelap dan dingin
rasa takut menjalar dan mengerogoti hati
sejuta tanya merangsek dalam jiwa
aku,,
aku menagis
menangisi setiap dosa yang ku lahirkan
tapi untuk ap aku menangis
buknkah katanya TUHAN itu Maha Pemaaf
tapi apakah aku akan dimaafkan
ohh tuhan,,
dalam dingin dan sepi aku memohon
jamahlah hati ini..
terlalu lama hatiku membatu
ternoda dan terkikis
dan jika nanti waktu ini telah habis..
biarkan aku tidur tenang disampingMU
9 Agu 2011
api
duduk terdiam
menahan api membakar jiwa
hitam dan pekat
meleleh membakar hati
merah membara
ternoda hitamnya jelaga
menjilat memeluk otak
dan aku hanya duduk terdiam
seperti ceret terbakar api
dan jika semua telah terlepas
jgn salahkan aku jika mentari tertelan
menahan api membakar jiwa
hitam dan pekat
meleleh membakar hati
merah membara
ternoda hitamnya jelaga
menjilat memeluk otak
dan aku hanya duduk terdiam
seperti ceret terbakar api
dan jika semua telah terlepas
jgn salahkan aku jika mentari tertelan
Menantimu
bila nanti kuseru namaMU
sudikah engkau datang
duduk berdua dan kita bicara
dan bila ku panggil nama MU
sudikah engkau mendekatiku
Aku hanya makhluk kotor
penuh debu dan kotoran
dan jika nanti mentari telah surup
dan rembulan mulai manjing di mega
kan ku tunggu diriMU
di balik gubuk reot ini
sudikah engkau datang
duduk berdua dan kita bicara
dan bila ku panggil nama MU
sudikah engkau mendekatiku
Aku hanya makhluk kotor
penuh debu dan kotoran
dan jika nanti mentari telah surup
dan rembulan mulai manjing di mega
kan ku tunggu diriMU
di balik gubuk reot ini
8 Agu 2011
Sebuah Nama
Sebuah nama yang pernah singgah
memberikan goresan warna pada hati
meniupkan ketenangan kedalam jiwa
memebangkitkan kegelisahan hati..
Gelisah...
saat waktu mulai terhenti
saat jarak mulai membentang
kan ku hitung setiap jengkal tangan
seberapa jauh aku dan kau
Sebuah nama yang begitu indah
pernah berada disisi
mengisi sebuah sudut dalam hati
Sebuah nama yang kini telah pergi
meninggalkan secarik cerita
dalam loker hidup ini
Kan kutitipkan sebuah salam
kepada mentari dan rembulan
bahwa aku masih menanti
dia sang pukaan hati
Terlalu banyak perahu waktu yang berlayar
menyusuri sepinya sungai penantian
Samar wajahmu tersembunyi dibalik kabut
Seperti mentari yang menanti rembulan
terus berpacu dengan waktu
sepertyi diriku yang telah lama menunggu
dalam rasa rindu duhai juwita
Dan jika sang waktu berbaik hati
memeberikan kesempatan serotasi bumi
maka akan kujaga dirimu
Dan kini aku menanti
ketika nama itu kembali
Aku menanti dalam derasnya waktu
membanting jiwaku d atas kerasnya batu
Aku percaya kasih
Dirimu akan kembali
Dan merangkai apa yang telah putus
memberikan goresan warna pada hati
meniupkan ketenangan kedalam jiwa
memebangkitkan kegelisahan hati..
Gelisah...
saat waktu mulai terhenti
saat jarak mulai membentang
kan ku hitung setiap jengkal tangan
seberapa jauh aku dan kau
Sebuah nama yang begitu indah
pernah berada disisi
mengisi sebuah sudut dalam hati
Sebuah nama yang kini telah pergi
meninggalkan secarik cerita
dalam loker hidup ini
Kan kutitipkan sebuah salam
kepada mentari dan rembulan
bahwa aku masih menanti
dia sang pukaan hati
Terlalu banyak perahu waktu yang berlayar
menyusuri sepinya sungai penantian
Samar wajahmu tersembunyi dibalik kabut
Seperti mentari yang menanti rembulan
terus berpacu dengan waktu
sepertyi diriku yang telah lama menunggu
dalam rasa rindu duhai juwita
Dan jika sang waktu berbaik hati
memeberikan kesempatan serotasi bumi
maka akan kujaga dirimu
Dan kini aku menanti
ketika nama itu kembali
Aku menanti dalam derasnya waktu
membanting jiwaku d atas kerasnya batu
Aku percaya kasih
Dirimu akan kembali
Dan merangkai apa yang telah putus
2 Agu 2011
Hanya sebuah harapan
dan saat hari membunuh fajar
kan ku gantungkan setiap harapan pada ranting-ranting cemara
bersama mentari yang menggeliat bangun
ku sirami setiap biji angan dengan embun pagi ini
angin lembut membelai wajah angan yang semakin layu
yang luntur bersama tetesan hujan,,
ingin ku robohkan sebatang pohon nista penghalang langkah
biar bisa lewati jalan setapak ini, dan merenggut mentari
dalam malam tak ada lagi rembulan dan bintang
yang ada hanya rintihan lpar menggores dinding malam
membahana dan merobek mega
lapar maak,,,
rintiahn malaikat kecil yang tergeletak di kolong langit
menatap sayu pada setiap langkah kaki yang berganti,,
inilah harapan yang layu dalam ranting cemara
harapan yang diterpa badai pasir kering
harapan yang hanya menyisakan isak tangis dan kematian
kan ku gantungkan setiap harapan pada ranting-ranting cemara
bersama mentari yang menggeliat bangun
ku sirami setiap biji angan dengan embun pagi ini
angin lembut membelai wajah angan yang semakin layu
yang luntur bersama tetesan hujan,,
ingin ku robohkan sebatang pohon nista penghalang langkah
biar bisa lewati jalan setapak ini, dan merenggut mentari
dalam malam tak ada lagi rembulan dan bintang
yang ada hanya rintihan lpar menggores dinding malam
membahana dan merobek mega
lapar maak,,,
rintiahn malaikat kecil yang tergeletak di kolong langit
menatap sayu pada setiap langkah kaki yang berganti,,
inilah harapan yang layu dalam ranting cemara
harapan yang diterpa badai pasir kering
harapan yang hanya menyisakan isak tangis dan kematian
Malam Semakin Larut
Malam semakin larut
Menelan setiap rasa kalut
Memendam nyawa yang semakin membusuk
Mengubur hati yang telah terkoyak
Dan jiwa-jiwa yang bebas dan tenggelam
bergulat dengan waktu yang semakin menipis
kepakan sayap burung malam
bergema dalam setiap tetesan gerimis
Angin malam membelai dengan indah
menyusuri setiap gang-gang busuk yang berbau busuk
membelai anak-anak yang dikorbankan jaman
Malam yang semakin larut
menyimpan cerita dalam kantung-kantung nasib yang disematkannya di atas mega
menuangkan kisah dalam segelas bir,,
menceritakan setiap tragedi dalam merah bibir para gundik,
Malam semakin larut,,
dan dunia semakin kalut,,,
meniggalkan kotoran yang harus dipungut
oleh generasi yang semakin menciut....
Menelan setiap rasa kalut
Memendam nyawa yang semakin membusuk
Mengubur hati yang telah terkoyak
Dan jiwa-jiwa yang bebas dan tenggelam
bergulat dengan waktu yang semakin menipis
kepakan sayap burung malam
bergema dalam setiap tetesan gerimis
Angin malam membelai dengan indah
menyusuri setiap gang-gang busuk yang berbau busuk
membelai anak-anak yang dikorbankan jaman
Malam yang semakin larut
menyimpan cerita dalam kantung-kantung nasib yang disematkannya di atas mega
menuangkan kisah dalam segelas bir,,
menceritakan setiap tragedi dalam merah bibir para gundik,
Malam semakin larut,,
dan dunia semakin kalut,,,
meniggalkan kotoran yang harus dipungut
oleh generasi yang semakin menciut....
Langganan:
Postingan (Atom)