sepasang mata menatap ku tajam
aku hanya terpaku terdiam
menelisik dari balik bayang-bayang
hingga hilang dalam keremangan
ia perlahan menari
dalam alunan nada sunyi
dalam gerak yang begitu sepi
aku luruh
menyerah dalam ketiadaan yang begitu memburu
jari lentik bergerak seirama
ia menyatu dalam sepi
sunyi meyerap dalam matanya
kutemukan Ilahi di pandang matanya
Tuhan ku turun
menjelma dalam sepasang matanya
menyusup dalam gerak tarinya
sunyi nan sepi
ia hanya sendiri
namun jiwa bersorak mengikuti
aku tenggelam
hilang lenyap
menyerah dalam ketiadaan
kembali dalam keheningan
aku menyerah pada sepasang matamu
adinda.
21 Apr 2016
8 Apr 2016
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
dan bicaralah
dan bersuaralah
teriak lantang
tentang ironi terbentang
apa guna mulut jika hanya diam
bisu tanpa suara
tenggelam dalam malam-malam kelam
terseret dalam mimpi-mimpi semu belaka
teriakan lantang
rajam
hentak
robohkan dinding-dinding usang
kita bukan anak ayam dalam kandang
bebas kan, dan bebas lah
teriak lantang
tentang ironi membentang
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
dan bersuaralah
teriak lantang
tentang ironi terbentang
apa guna mulut jika hanya diam
bisu tanpa suara
tenggelam dalam malam-malam kelam
terseret dalam mimpi-mimpi semu belaka
teriakan lantang
rajam
hentak
robohkan dinding-dinding usang
kita bukan anak ayam dalam kandang
bebas kan, dan bebas lah
teriak lantang
tentang ironi membentang
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
Langganan:
Postingan (Atom)