Biarkan Bulan bicara
tentang duka
tentang luka
serta, tentang rindu yang tak pernah ada
biarkan bulan mengigau
bercerita tentang kisah pilu
romansa sendu
dan kekasih yang tiada pernah jadi satu
dan rembulan menangis
ratapi kisah-kisah miris
cerita cinta tragis
tertikam asmara yang manis
rembulan bisu
andalan bujuk rayu
raba,
peluk
cium nafsu.
kisahmu sendiri terasa pilu,
saksi bisu cerita asmara palsu
sajian bius rayu,
sungguh malang nasib mu
rembulan murung mengurung diri
dibalik mendung yang terasa sepi
seperti kekasih yang ditinggal pergi
20 Nov 2016
21 Apr 2016
aku menyerah pada sepasang matamu
sepasang mata menatap ku tajam
aku hanya terpaku terdiam
menelisik dari balik bayang-bayang
hingga hilang dalam keremangan
ia perlahan menari
dalam alunan nada sunyi
dalam gerak yang begitu sepi
aku luruh
menyerah dalam ketiadaan yang begitu memburu
jari lentik bergerak seirama
ia menyatu dalam sepi
sunyi meyerap dalam matanya
kutemukan Ilahi di pandang matanya
Tuhan ku turun
menjelma dalam sepasang matanya
menyusup dalam gerak tarinya
sunyi nan sepi
ia hanya sendiri
namun jiwa bersorak mengikuti
aku tenggelam
hilang lenyap
menyerah dalam ketiadaan
kembali dalam keheningan
aku menyerah pada sepasang matamu
adinda.
aku hanya terpaku terdiam
menelisik dari balik bayang-bayang
hingga hilang dalam keremangan
ia perlahan menari
dalam alunan nada sunyi
dalam gerak yang begitu sepi
aku luruh
menyerah dalam ketiadaan yang begitu memburu
jari lentik bergerak seirama
ia menyatu dalam sepi
sunyi meyerap dalam matanya
kutemukan Ilahi di pandang matanya
Tuhan ku turun
menjelma dalam sepasang matanya
menyusup dalam gerak tarinya
sunyi nan sepi
ia hanya sendiri
namun jiwa bersorak mengikuti
aku tenggelam
hilang lenyap
menyerah dalam ketiadaan
kembali dalam keheningan
aku menyerah pada sepasang matamu
adinda.
8 Apr 2016
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
dan bicaralah
dan bersuaralah
teriak lantang
tentang ironi terbentang
apa guna mulut jika hanya diam
bisu tanpa suara
tenggelam dalam malam-malam kelam
terseret dalam mimpi-mimpi semu belaka
teriakan lantang
rajam
hentak
robohkan dinding-dinding usang
kita bukan anak ayam dalam kandang
bebas kan, dan bebas lah
teriak lantang
tentang ironi membentang
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
dan bersuaralah
teriak lantang
tentang ironi terbentang
apa guna mulut jika hanya diam
bisu tanpa suara
tenggelam dalam malam-malam kelam
terseret dalam mimpi-mimpi semu belaka
teriakan lantang
rajam
hentak
robohkan dinding-dinding usang
kita bukan anak ayam dalam kandang
bebas kan, dan bebas lah
teriak lantang
tentang ironi membentang
karena kita bukan anak ayam dalam kandang
26 Mar 2016
Aku membaca mu Kasih
BACA..!!!!
Aku membaca dirimu
Aku memperhatikan dirimu
Tiada kulepas pandang darimu
BACA.!!
Aku membaca dirimu
lewat sudut senyuman bibir mu
lewat kerling mata mu
lewat lirih suaramu
lewat deesah nafasmu
Aku membaca dirimu
lewat setiap gerakan mu
Aku membaca dirimu
Aku membaca drimu
Namun aku tak bisa membaca apapun
Aku tak sanggup membaca dirimu
Aku tak sanggup medeskripsikan setiap gerakanmu
Kasih.
Aku membacamu, namun aku tak tau
Aku tak tau.
Aku tak tau jika engkau cantik malam itu
Aku membaca dirimu
Aku memperhatikan dirimu
Tiada kulepas pandang darimu
BACA.!!
Aku membaca dirimu
lewat sudut senyuman bibir mu
lewat kerling mata mu
lewat lirih suaramu
lewat deesah nafasmu
Aku membaca dirimu
lewat setiap gerakan mu
Aku membaca dirimu
Aku membaca drimu
Namun aku tak bisa membaca apapun
Aku tak sanggup membaca dirimu
Aku tak sanggup medeskripsikan setiap gerakanmu
Kasih.
Aku membacamu, namun aku tak tau
Aku tak tau.
Aku tak tau jika engkau cantik malam itu
6 Feb 2016
Rembulan mati di Jakarta
Rembulan mati di Jakarta
Lunglai hilang tertelan duka
tergantikan lampu dingin penuh warna
Rembulan mati di Jakarta
Tertelan gedung dingin bisu luka
Sepi malam terlalu sepi
Rembulan dingin bisu mati
langit kosong tanpa rasa
hambar tertelan deru klakson jalanan
malam sepi tertekan
anak perawan jalan sendirian
berteman remang lampu jalanan
rembulan mati sendirian
bintang turun ke jalanan
menjelma lampu toko berhamburan
malam sepi
rembulan mati
purnama hanya sebatas mimpi
di jakarta tiada rembulan malam ini
Lunglai hilang tertelan duka
tergantikan lampu dingin penuh warna
Rembulan mati di Jakarta
Tertelan gedung dingin bisu luka
Sepi malam terlalu sepi
Rembulan dingin bisu mati
langit kosong tanpa rasa
hambar tertelan deru klakson jalanan
malam sepi tertekan
anak perawan jalan sendirian
berteman remang lampu jalanan
rembulan mati sendirian
bintang turun ke jalanan
menjelma lampu toko berhamburan
malam sepi
rembulan mati
purnama hanya sebatas mimpi
di jakarta tiada rembulan malam ini
3 Feb 2016
Letter For You,,
Untukmu Manis
Entah
sudah berapa hari terlewati sejak terakhir kali aku tulis surat untukmu. Aku
tengah sibuk dengan beberapa kesibukan dunia yang sedikit mengalihkan
perhatianku padamu. Namun, bukan berarti aku tak memikirkan dirimu. Aku selalu
mencoba membayangkan parasmu dalam benak ku. Sering kali aku hanya duduk
terdiam, sembari membayang kan parasmu, atau hanya sekedar menangkap riang
tawamu dalam telingaku. Sejujurnya aku sekarang sedang kebingungan hendak
berkata apa padamu. Bukan karena aku tak memiliki sebuah kata pun dalam pikiran
ku, Namun aku hanya bingung, bagamana harus merangkai setiap kata-kata itu untuk
kemudian aku berikan padamu.
Manis,
ini adalah hari ketiga yang terlewati sejak aku menulis paragraph pertama dari
surat ini. Selama itu aku mencoba untuk menunggu dan sealu mencoba untuk merangai
kata untuk dirimu. Ternyata terlalu banyak kata yang tak sanggup aku ucapkan
padamu. Aku serasa kembali menjadi seperti anak kecil yang hanya terdiam saat
ia melihat sesuatu yang benar-benar memukau. Seperti itulah keadaan ku saat ni
berada d hadapan mu. Meskipun aku bilang berada di hadapanmu, namun
kenyataannya aku tak benar-benar berada di depanmu. Jikalau pun aku benar-benar
berada dihadapanmu maka aku akan benar-benar terdiam.
Aku
terkadang selalu bertanya pertanyaan yang sama pada diriku sendiri meskipun aku
selalu mencoba untuk menghindari pertanyaan itu. Aku sealu bertanya pada diriku
sendiri apa kah engkau akan benar-benar membaca setiap lembar surat dari ku
ini, atau kau hanya akan membiarkan setiap sratku tergeletak di meja. Apakah
setiap surat ini akan benar-benar sampai padamu ?. Namun, aku seperti
mengeluarkan pertanyaan bodoh pada diriku sendiri. Aku tau bahwa setiap surat
ini akan sampai padamu. Walaupun mungkin tak pernah kau baca namun aku yakin
kamu pasti tau apa isi setiap surat ku. Jika kemudian engkau bertanya darimana
dan bagaimana aku mengirim setiap surat ku padamu, maka saat itu aku akan
mejawab setiap pertanyaanmu padaku. Ini bukan kegilaan, ini adalah sebuah
keyakinan diriku sendiri. Bahwa dimanapun drimu saat ini, maka ketika waktunya
tiba aku akan menemui dirimu untuk memeluk dan berikan kecupan kecil di kening
mu.
Kau
tahu bahwa aku bukan lah orang yang romantis, bahkan sampai sekarang aku tak
pernah tau romantis itu apa. Apakah keromantisan itu sepeti Romeo yang selalu
menunggu Juliet hanya untk berbincang dari jedela kamarnya. Apakah romantis itu
seperti Rama yang sanggup berperang demi Shinta. Aku tak pernah menganggap
semua itu romantis, aku hanya memandang itu sebuah model keromantisan yang
dimimpikan setiap manusia. Manis, bukan kah engkau tau, telah berulang kali aku
katakan padamu bahwa engkau lah keromantisan yang selalu dicari setiap manusia.
Setiap unsur keromantisan telah menyati dalam dirimu, maka untuk apa aku harus
menjadi romantis. Semoga kamu tidak kecawa mendengar semua itu, tapi aku selalu
bisa menjadi apa yang mereka sebut romantis jika aku bersamamu.
Manis,
mungkin surat ku kali ini tak akan panjang dan lebar seperti surat-surat ku
yang terdahulu. Aku mulai merasa nyaman seperti ini, tak perlu aku terlalu
banyak bicara padamu. terlalu banyak kata-kata manis padamu, karena dirimu
sendiri sudah terlalu manis untuk ku. tapi manis dirimu tak akan pernah membuat
gula darah ku naik. hehehe.
19 Jan 2016
lirih melodi kerinduan
bibir merekah dalam purnama
lirih melodi mengalun jiwa
tentang rindu orang disana
ingatan lama yang perlahan mengusik rasa
desah nafas dalam sepi
harum tubuh dalam mimpi
lirih memanggil hati
terselip dalam desir angin malam ini
alam bernyanyi dalam sepi
hati bersenandung dalam mimpi
tentang apa yang tertanam dalam jiwa
tentang rindu untuk orang disana
hati bersenandung dalam lirih melodi yang perlahan pergi
mendekap mimpimu dalam sepi
menatapmu menari dalam hati
untuk kembali tenggelam dalam angan-angan mimpi
senandung melodi rindu
malam ini kunyanyikan untukmu
pengantar tidurmu malam ini
dan tenggelam lah dalam mimpi-mimpi
yang berujung pada rindu hati
lirih melodi mengalun jiwa
tentang rindu orang disana
ingatan lama yang perlahan mengusik rasa
desah nafas dalam sepi
harum tubuh dalam mimpi
lirih memanggil hati
terselip dalam desir angin malam ini
alam bernyanyi dalam sepi
hati bersenandung dalam mimpi
tentang apa yang tertanam dalam jiwa
tentang rindu untuk orang disana
hati bersenandung dalam lirih melodi yang perlahan pergi
mendekap mimpimu dalam sepi
menatapmu menari dalam hati
untuk kembali tenggelam dalam angan-angan mimpi
senandung melodi rindu
malam ini kunyanyikan untukmu
pengantar tidurmu malam ini
dan tenggelam lah dalam mimpi-mimpi
yang berujung pada rindu hati
3 Jan 2016
2 Jan 2016
Langganan:
Postingan (Atom)