kethap-kethip anak bayi
menanti susu ibu yang tak kembali
menangis di pinggir hari
berteman para peri
tlarap gemintang para lintang
hilang lenyap tertelan kelam
rembulan mati tinggalkan mega
si anak bayi masih terus menanti
cengerrrr,,gelegar suara
membelah sepi dalam malam
menyibak ilalang tua
menelusup dalam takut
tangis pilu berbuah beku
dingin malam memeluknya
tinggalkan kenangan hangatnya gendongan
alunan semilir angin malam menidurkannya
melupakan lirih suara ibu yang tak kembali
tak lela lela lelaledung
cep menengo anakku seng bagus
dak kudang bisa urip mulyo
dadiyo pendekaring bangsa
tak lela....lela lelalegung
tak lela..lela lelale....... dung.....
16 Jul 2013
9 Jul 2013
mengeja MA-NU-SI-A
surya menyapa, pagi menjelang
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA
sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU
kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI
dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A
silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
hilang tenggelam kala senja telah datang
kemudian melebur hilang dalam malam
kembali berulang terselip dalam MA
sukma pengisi raga
entah dimana dia berada
mungkin ada pada arteri tau dalam hati
namun bersemayam tersamar dalam NU
kita fana, dimana mata kan memandang
berbentuk sesuai aturan
dimana tuhan telah menakdirkan
dalam raga tulang terbungkus daging
menjelma menyatu dalam SI
dimana ujung telah menanti dengan pasti
dimana janji mati pasti terbayar nanti
detik pergi tiada terganti
karena yang hidup pasti mati
semua terangkum dalm akhir aksara A
silhkan mampir dan beli buku saya jika berminat
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
6 Jul 2013
Elegi Pagi
serabut bulir embun mengigil
terpasung dam di daun kenari
gundah hati menanti pagi
akankah hilang di telan mentari
lempeng mega terbakar
teriring surya mengintip di balik cakrawala
tenang teriring sepi sisa malam
angin masih diam menanti
menungu mimpi yang tak kunjung terhenti
menanti anak-anak angin yang masih terlelap
tertidur di sarang mereka
kepak emprit terlalu pagi
sedang jangkrik masih menderik
o!
pagi buta pagi dunia
malam hilang terganti terang
jatuh pelan kelopak melati
putih bersih melayang hilang di taman sari
sejenak lupakan sang kekasih
dimana sukma masih melayng terperangkap mimpi
pagi datang sejenak
sangat sayang jika kita biarkan menghilang
tanpa tau cantiknya dunia
karna pagi akan segera pergi
silahkan beli buku saya disini
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
terpasung dam di daun kenari
gundah hati menanti pagi
akankah hilang di telan mentari
lempeng mega terbakar
teriring surya mengintip di balik cakrawala
tenang teriring sepi sisa malam
angin masih diam menanti
menungu mimpi yang tak kunjung terhenti
menanti anak-anak angin yang masih terlelap
tertidur di sarang mereka
kepak emprit terlalu pagi
sedang jangkrik masih menderik
o!
pagi buta pagi dunia
malam hilang terganti terang
jatuh pelan kelopak melati
putih bersih melayang hilang di taman sari
sejenak lupakan sang kekasih
dimana sukma masih melayng terperangkap mimpi
pagi datang sejenak
sangat sayang jika kita biarkan menghilang
tanpa tau cantiknya dunia
karna pagi akan segera pergi
silahkan beli buku saya disini
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
4 Jul 2013
pagi khusyuk
mentari menyambut semesta
teriring kabur turun dari bukit
ada rindu yang masih tersisa
tertinggal dalam embun pagi ini
mengerjap sekilas memandang
hangat surya dbalik kelambu tua
menyibak angkasa raya
nampak arak-arakan awan disana
hening dunia menyambut pagi
hanya lirih kicauan emprit disana
bertengger manja di pohon cemara
semerbak pagi menyeruak dalam angin
sejuta indah menyatu dalam rasa
bergantung tertinggal dalam setiap nafas
bersihkan paru-paru dari sesak kerinduan
pagi yang khusyuk
semoga tak cepat berlalu
silahkan sejenak mampir
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
teriring kabur turun dari bukit
ada rindu yang masih tersisa
tertinggal dalam embun pagi ini
mengerjap sekilas memandang
hangat surya dbalik kelambu tua
menyibak angkasa raya
nampak arak-arakan awan disana
hening dunia menyambut pagi
hanya lirih kicauan emprit disana
bertengger manja di pohon cemara
semerbak pagi menyeruak dalam angin
sejuta indah menyatu dalam rasa
bergantung tertinggal dalam setiap nafas
bersihkan paru-paru dari sesak kerinduan
pagi yang khusyuk
semoga tak cepat berlalu
silahkan sejenak mampir
http://nulisbuku.com/books/view_book/4554/kidung-sejuta-asmara
Langganan:
Postingan (Atom)